Dari Dahulu Begitulah Cina, Beritanya Tiada henti


Ahok begini, Ahok begitu…

Sudah Cina, Kristen pula…
Sudah Kristen, Cina pula…

Sebenarnya isu paling ramai adalah kekristenan Ahok, tapi yang diangkat cukup sederhana. Muslim, sebagai mayoritas dilarang memilih pemimpin di luar agamanya. Jadi untuk masyarakat kristiani yang hanya ingin hidup santai damai sebagai warga Indonesia, isu ini tidak terlalu menohok (walau saya tidak menampik isu ini bisa berkembang lebih besar dan mengancam ketentraman nantinya).

Nah, untuk isu Cina ini yang lebih mengerikan. “Dosa-dosa” keturunan Cina di Indonesia diungkit-ungkit, didedah, seolah-olah berkulit kuning dan bermata sipit adalah tanda seorang penjahat. Dengan pengobaran sentimen semacam ini, seolah bangsa Indonesia diingatkan bahwa keturunan Cina bukanlah bagian dari mereka. Kebencian disulut kembali. Prasangka, kecemburuan semu, dan dendam olahan disebarkan dalam masyarakat. Isu ini tidak hanya mengakibatkan Ahok saja yang ditatap dalam tuduhan, tapi seluruh keturunan Cina di Indonesia. Atau tepatnya, semua yang tampak dan mirip keturunan Cina.

Itulah sebabnya saya selalu tak suka bila ada keturunan Cina maju ke pentas politik. Kampanye negatif yang (pasti) digencarkan musuh politiknya bukan hanya mengincar ia sebagai pribadi, tapi juga semua keturunan Cina di Indonesia. Apa daya, kesipitan mata dan kekuningan kulit tidak selalu dapat disembunyikan oleh logat medok saya.

Tapi tentu saja Ahok berhak maju dalam pentas politik. Ketika saya berpandangan bahwa semua warga negara Indonesia adalah sama haknya di depan hukum, maka saya akan mengkhianati diri saya sendiri jika melarang Ahok maju sebagai calon wakil gubernur.

Ahok, atau Basuki Purnama adalah pendamping Joko Widodo (Jokowi) dalam perebutan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diajukan PDIP dan Gerindra. Pasangan ini menantang calon kuat yang telah menjadi Gubernur periode sebelumnya, Foke. Dalam pemahaman masyarakat, Foke memiliki citra pemimpin yang arogan dan haus kekuasaan. Ia dekat dan tampak memelihara dua ormas yang sering membuat kekacauan, FPI (Front Pembela Islam) dan FBR (Forum Betawi Rempug). Jadi yang terlihat adalah, Foke memelihara kekuasaannya bukan dengan prestasi yang ia toreh, melainkan dengan memiliki pasukan non formal yang siap mengacak-acak pihak-pihak yang berseberangan dengannya. Bolehlah ia disebut pihak status quo.

Sebaliknya, Jokowi dan Ahok maju berdasar pencapaian yang telah mereka toreh selama memimpin daerahnya masing-masing. Pasangan ini digambarkan sebagai harapan rakyat kecil yang mendamba perubahan dan muak dengan kepemimpinan selama ini.

Lalu apa sih sebenarnya dosa-dosa yang dituduhkan pada warga keturunan Cina? Apa sih yang ditakutkan oleh para sinophobia, orang-orang yang ketakutan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Cina?

Ekonomi! Keturunan Cina menguasai perekonomian Indonesia! Mereka menghisap kekayaan pribumi sampai habis, lalu melarikannya ke luar negeri. Nasionalisme! Mereka tidak peduli terhadap bangsa Indonesia, hanya loyal terhadap tanah leluhur di daratan Cina sana. Sebagai bukti kita bisa lihat kewarganegaraan mereka, banyak yang tidak berwarganegara Indonesia. Masih saja mengagung-agungkan bangsa leluhur di daratan Cina sana. Selama penjajahan, mereka juga memihak pada Kompeni sehingga diberi kasta di atas pribumi. Eksklusif, tidak mau berbaur. Mereka sendiri yang tidak merasa jadi bagian dari Indonesia. Yang dipikiran mereka hanya uang. Coba tengok, mana ada orang Cina di desa-desa. Memacul tanah dan bergelut dengan tahi kerbau. Mereka hanya berkumpul di kota-kota besar dan bergaul dengan sesamanya saja. Kalau tidak, kenapa sampai ada pecinan segala?! Indonesia tidak butuh penduduk seperti mereka! Selamatkan pribumi dengan mengusir mereka! Makmurkan bangsa asli dengan membantai mereka!

Bagaimana keturunan Cina bisa menjadi hantu yang begitu mengerikan bagi pribumi? Pernahkah Anda menanyakan hal ini sebelumnya?

Untuk mengetahuinya mari kita mundur ke masa lalu. Bukan dengan mesin waktu Doraemon, tapi dengan sedikit ingatan, beberapa buku, fasilitas pencarian google, dan semangat untuk memahami ruwetnya sejarah.

Mari kita tarik tuas mesin waktu kita menuju pembantaian etnis Cina terdekat! Wuuut…!

***

Tanggal 13-14 Mei 1998, kota Jakarta membara saat presiden yang berkuasa, Soeharto, sedang melawat ke Mesir. Toko-toko dijarah dan dibakar. Esoknya kerusuhan ini sudah menjalar ke Surakarta. Di kota itu dan kota-kota lain,  beberapa menempelkan tulisan “Pribumi Muslim” di pintu tokonya yang tertutup rapat. Kerusuhan ini memang mengincar warga keturunan Tionghoa. Toko-toko dan rumah mereka dijarah. Bukan hanya uang atau barang mewah saja yang diambil, beberapa kesaksian menyatakan bahkan sendok dan pakaian pun ludes tak bersisa. Itu termasuk beruntung, karena beberapa toko tidak hanya dijarah tapi juga dibakar. Perempuan-perempuan keturunan Cina, atau yang tampak seperti Cina ditarik ke jalanan lalu diperkosa secara massal. Saat itu, tidak tampak gerakan dari aparat keamanan untuk menghentikan kerusuhan yang terjadi.

Saat itu memang terjadi huru-hara di mana-mana. Masyarakat resah. Krisis moneter memukul mereka. Inflasi merajalela, harga-harga membumbung tinggi. Tuntuntan penggulingan presiden Soeharto yang sudah berkuasa selama lebih dari 30 tahun digerakkan oleh mahasiswa. Kelangsungan rezim terancam. Demo yang semula kecil jadi membesar tak terkendali. Boneka dan foto Soeharto dibakar. Tokoh yang selama ini begitu ditakuti, namanya diteriakkan di jalan-jalan. Gantung anjing Soeharto jadi frasa yang dipekikkan penuh kebanggaan.

Etnis Cina dituduh sebagai pihak yang mengakibatkan krisis moneter karena konon merekalah yang menguasai perekonomian Indonesia. Memang saat itu beberapa pengusaha keturunan Cina menjadi raksasa kolongmerasi. Mereka mendapat banyak fasilitas dan hak monopoli yang diberikan oleh rezim Soeharto. Sebagai gantinya, Soeharto meminta balas budi mereka saat merasa membutuhkan. Terutama melalui jaringan keluarganya, atau yang sering disebut keluarga Cendana.

Tanggal 21 Mei, Soeharto mengundurkan diri. Orde baru berganti menjadi orde reformasi.

Dua tahun setelah itu, Gus Dur selaku presiden berlaku yang terpilih mengeluarkan Keppres no: 6/2000. Kepres ini berisi pencabutan terhadap Inpres no:14/1967 yang berisi pelarangan tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina. Sejak itu berbagai aturan yang bersikap diskriminatif dicabut. Masyarakat keturunan Cina diperbolehkan kembali untuk merayakan upacara dan adat istiadat secara terbuka.

Tapi darimana sumber segala pelarangan terhadap budaya Cina ini? Karena Cina yang jadi lintah bagi perekonomian bangsa, Cina yang eksklusif dan tidak mau berbaur?

Mari kita tarik tuas mesin waktu kita kembali. Karena kisah kita barusan adalah kisah pembantaian etnis Cina sekaligus kisah pergantian rezim, maka Anda boleh pilih pergi ke masa kerusuhan anti-Cina atau ke masa perebutan kekuasaan sebelumnya. Wuuut…!

***

Apapun pilihan Anda, ternyata kita kembali ke masa yang sama. Sekitar tahun 1973 -1974. Mirip kejadian tahun 1998, saat itu mahasiswa bergejolak. Muncul ketidakpuasan terhadap kebijakan perekonomian pemerintah. Pelaksanaan pembangunan dinilai terlalu memihak pemodal asing, terutama pemodal dari Jepang. Pengusaha-pengusaha kecil lokal menjadi hancur. Negara terlalu menggantungkan diri pada IMF dan bank Dunia. Ditambah lagi isu-isu KKN yang dilakukan lingkaran Soeharto.

TIba-tiba tanggal 5 Agustus terjadi penjarahan dan perusakan terhadap toko dan rumah etnis Cina di Bandung. Aparat keamanan saat itu juga terkesan melakukan pembiaran, bahkan dikabarkan bahwa ada prajurit terlibat dalam aksi tersebut.

Oktober 1973, para mahasiswa mengeluarkan “Petisi 24 Oktober”. Petisi itu menuntut pemerintah untuk meninjau kembali strategi pembangunan, juga meprotes  adanya perkosaan hukum, penyelewengan kekuasaan, korupsi, kenaikan harga, dan sempitnya lapangan pekerjaan.

Beredar juga desas-desus bahwa ada seorang jenderal yang akan menjatuhkan Presiden Soeharto. Jenderal yang dimaksud adalah Jenderal Soemitro.

Tanggal 14 Januari, terjadi demonstrasi di kantor Ali Moertopo yang dianggap bersalah terhadap kekacauan ekonomi yang sedang berlangsung. Aksi mahasiswa ini tidak menemui rintangan dari Jenderal Soemitro yang mengkoordinasi aparat keamanan saat itu.

Tanggal 15 Januari, demonstrasi besar-besaran dilakukan terhadap Perdana Menteri Jepang Tanaka yang melakukan kunjungan ke Indonesia. Mereka meneriakkan anti terhadap barang Jepang yang saat itu membanjir tanpa henti ke Indonesia. Namun aksi ini berubah menjadi aksi liar yang konon direkayasa oleh kelompok Opsus, bikinan Ali Moertopo. Massa mulai menjarah dan membakar kendaraan buatan Jepang. Kerusuhan ini mulai merambat ke daerah Glodok dan Senen. Mereka menjarah dan membakar toko-toko milik warga keturunan Cina. Lagi-lagi terjadi pembiaran oleh aparat keamanan.

Akibat dianggap gagal menjaga keamanan dan ketertiban Jakarta, Sumitro dipecat dari jabatannya. Ia diberi tawaran untuk menjadi duta besar di Amerika Serikat. Ia menolak tawaran itu dan meminta pensiunnya dipercepat.

Setelahnya terjadi beberapa mutasi dalam tubuh militer dan pemerintah bertindak lebih represif. Aksi-aksi menentang kebijakan pemerintah pun akhirnya padam.

Tapi tunggu, kita masih belum tahu asal muasal pelarangan budaya Cina di Indonesia. Bukankah tadi kita menarik tuas mesin waktu untuk mencari tahu hal tersebut. Oke, langsung saja kita pergi ke jaman saat peraturan tersebut dikeluarkan. Wuuutt….!

***

Dan di sinilah kita. Masa-masa pergantian dari orde lama ke orde baru yang ditandai dengan peristiwa G30S/PKI tahun 1965. Dan coba tebak, di masa ini pun kita menemui aksi anti-Cina. Lebih besar dan lebih mengerikan dari yang sudah kita bahas di atas.

Selepas peristiwa G30S/PKI, ribuan orang Cina dibantai, dianiaya, dan diusir di berbagai tempat di Indonesia. Toko-toko dan rumah-rumah dijarah, dirusak, dan dibakar. Menurut majalah Life, korban tewas mencapai ratusan ribu. Tapi jumlah ini simpang siur. Ada juga yang menyatakan “hanya” beratus-ratus, atau tidak sampai melewati angka dua ribu.

Pada Agustus 1966, diambil sebuah keputusan dalam Seminar Angkatan Darat II untuk mengganti sebutan Tiong Hoa dan Tiong Kok menjadi Cina.

“…untuk menghilangkan perasaan inferior pada orang kita dan di lain pihak menghapus perasaan superior pada golongan yang bersangkutan dalam negeri kita, maka adalah tepat untuk melapor bahwa seminar memutuskan untuk menggunakan lagi sebutan untuk Republik Rakyat Tiongkok dan warganya “Republik Rakyat Cina” dan “warga negara Cina”.”

Istilah Cina memang berkonotasi penghinaan. Dahulunya sering digunakan oleh Jepang saat menginvasi daratan Cina. Loh, lha terus dari tadi saya kok pakai kata Cina? Ya sudah, mulai saat ini saya akan menggunakan kata Tiong Hoa.

Dari mana kebencian ini berkobar, sampai-sampai perlu mengganti sebutan? Semenakutkan apakah keturunan Tiong Hoa ini sampai-sampai mereka harus dihancurkan?

Kita perlu mundur beberapa langkah untuk melihat keadaan secara lebih luas. Pergantian orde lama menjadi orde baru bukan sekedar pergantian kekuasaan dalam negeri. Kita harus sadar bahwa Soekarno sebagai penguasa orde lama adalah penguasa yang dekat dengan Tiongkok dan Uni Soviet. Si raksasa sosialis komunis. Sedang penguasa orde baru, Soeharto, adalah penguasa yang dekat dengan Amerika Serikat dan Inggris. Si raksasa kapitalis. Pada saat itu, antara dua kubu ini terjadi perang dingin. Mereka berebut pengaruh di antara negara-negara lain. Termasuk Indonesia. Untuk menumbangkan pengaruh sosialis komunis, agen-agen kapitalis ini selain melakukan propaganda komunisphobia, juga melakukan propaganda sinophobia. Tiong Hoa begini, Tiong Kok begitu, pokoknya yang jelek-jelek dan mengerikan. Dan saat kekuasaan Soekarno dibungkam, maka pengaruh Amerika Serikat dan Inggris membanjir masuk ke Indonesia. Akhirnya seperti yang telah diketahui, terjadi pemutusan hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok yang diawali dengan penyerbuan massa terhadap Kedutaan besar RRT di Jakarta.

Sentimen anti Tiong Hoa ini juga disambut masyarakat dengan cara menuntut diberlakukannya kembali PP no. 10 tahun 1959. Pengusaha pribumi ingin merebut perekonomian yang selama ini dikembangkan oleh pengusaha keturunan Tiong Hoa.

Di Makassar, walikota mengeluarkan larangan bagi orang Tiong Hoa WNA (Warga Negara Asing) untuk berdagang sembako di kota tersebut. Di Jawa Timur, orang Tiong Hoa WNA dilarang melakukan perdagangan besar di kota selain Surabaya. Mereka diharuskan membayar pajak per-jiwa,  juga dilarang menggunakan huruf dan bahasa Tiong Hoa di muka umum, di pembukuan, perdagangan, surat menyurat, bahkan percakapan telepon. Di saat yang sama, mereka dilarang berpindah domisili keluar dari Jawa Timur. Selain itu juga diperintahkan penutupan semua kelenteng di Jawa Timur dan Madura. Di Jawa Tengah dan DIY, seluruh orang Tiong Hoa WNA diharuskan memasang papan tanda kebangsaan agar aparat dapat dengan mudah melakukan pengawasan. Walaupun peraturan ini berlaku terhadap keturunan Tiong Hoa yang WNA, tapi harus diketahui bahwa saat itu status kebanyakan warga keturunan Tiong Hoa masih mengambang gara-gara UU no. 52 tahun 1958 yang mengurusi soal penyelesain kewarganegaraan ganda antara Indonesia dan RRT.

Aduh apa lagi PP-10 tahun 1959 dan UU no 52 tahun 1958 ini?

Mari kita tarik lagi tuas mesin waktu kita. Wuuut…!

***

Ternyata kita harus keluar sebentar ke negeri Tiongkok sana. Untuk menggalang kekuatan dari orang-orang Tiong Hoa yang hidup di perantauan, Mao Zedong mengumumkan bahwa RRT menganut asas ius sanguinis, yaitu siapa saja di mana saja yang lahir membawa marga Tiong Hoa maka ia otomatis menjadi warga negara Tiongkok. Ini menjadi permasalahan di Indonesia yang tidak mengenal kewarganegaraan ganda.

Bersamaan dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, ditandatangilah perjanjian Dwi Kewarganegaraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah RRT. Isinya adalah mengharuskan orang Tiong Hoa di Indonesia untuk memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) atau menjadi warga negara RRT. Aturan ini menggantikan aturan tahun 1946 yang menyatakan bahwa siapa saja yang lahir di Indonesia adalah warga negara Indonesia. Disadari atau tidak, aturan ini akan menyebabkan banyak orang keturunan Tiong Hoa di Indonesia akan menjadi WNA, kalau bukan malah tidak berkewarganegaraan. Bukan karena keturunan Tiong Hoa di Indonesia memilih menjadi warga negara Tiongkok, melainkan karena ketidakmampuan mereka untuk memenuhi syarat-syarat pengajuan kewarganegaraan Indonesia. Untuk menjadi WNI, mereka harus menyatakan melepas kewarganegaraan RRT-nya dengan pergi ke pengadilan negeri. Untuk mendaftar di sana dibutuhkan banyak dokumen, misal akta kelahiran, akta kelahiran orang tua, surat kawin, dan KTP. Padahal kantor catatan sipil bagi keturunan Tiong Hoa di Indonesia baru ada di Jawa tahun 1919. Sedang yang di luar Jawa baru pada tahun 1926.

Dan bagaimana mengerikannya status tidak berkewarganegaraan itu bisa kita tanyakan pada kaum muslim Rohingnya yang sedang ramai dibicarakan belakangan.

Implikasi dari aturan ini benar-benar terasa pada tahun 1959. Muncul Peraturan Pemerintah no. 10 yang ditandatangani Soekarno pada 16 November 1959. Peraturan ini memaksa semua pedagang eceran Tiong Hoa di wilayah pedalaman, yaitu di luar ibukota daerah tingkat I dan tingkat II untuk menutup usaha mereka sebelum 1 Januari 1960. Ini sama saja mengusir keturunan Tiong Hoa dari desa-desa dan kota kecil ke kota-kota besar. Bila tidak, bagaimana mereka mencari nafkah. Mengingat sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang.

Nah, sekarang kita sudah memahami kenapa keturunan Tiong Hoa seakan angkuh tidak mau jadi WNI dan tetap memegang kewarganegaraan Tiongkok. Kita juga tahu kenapa keturunan Tiong Hoa seakan angkuh, tidak mau tinggal di desa-desa. Selain itu dengan empati, kita juga mengerti kenapa banyak dari mereka tidak banyak berbaur dengan masyarakat luas. Tentu saja karena rasa takut. Bagaimana bisa dengan enteng kita berbaur dengan orang yang sekonyong-konyong bisa menghina, menjarah, membunuh, dan memperkosa dirimu? Sejarah telah menggores trauma pada mereka.

Tapi tentu kita belum puas, masih banyak dosa keturunan Tiong Hoa yang belum kita gali. Bukankah keturunan Tiong Hoa ini juga merupakan antek Belanda, bersama-sama dengan mereka menindas bangsa Indonesia? Kenapa seolah mereka hanya mau hidup dari perdagangan saja? Bagaimana cap rentenir dan lintah darat melekat pada mereka? Bukankah eksklusifitas mereka juga ditandai dengan adanya pecinan di berbagai kota besar di Indonesia?

Mari kita kembali menggunakan mesin waktu. Sekali lagi Anda boleh memilih. Menarik tuas ke masa perebutan kekuasaan di nusantara atau ke masa pembantaian etnis Tiong Hoa sebelum G30S/PKI. Saya rasa kedua pilihan tersebut akan membawa kita ke masa yang sama.

Wuuuutttt….!

***

Apa lagi kalau bukan proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Selepas proklamasi, muncullah sebuah masa yang tampaknya tak pernah muncul dalam buku sejarah kita. Namanya masa bersiap!

Masa ini ditandai dengan seringnya seruan, “Bersiap!” Sebuah periode kacau balau yang diakibatkan oleh kekosongan kekuasaan. Jepang sudah runtuh. Belanda belum datang. Sementara Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan belum memiliki pemerintahan. Keadaan tidak terkontrol.

Korbannya tidak lain adalah orang-orang yang dianggap musuh saat itu, dan tidak memiliki kemampuan untuk melawan. Orang-orang sipil Belanda, Indo, dan etnis Tiong Hoa. Massa pemuda menjarah, memperkosa, dan membunuh dengan seenaknya. Pekikan, “Siap!” menjadi tanda yang menakutkan bagi mereka. Kejadian ini tidak lepas dari sikap para tokoh perjuangan sendiri. Dalam pidato-pidatonya, Bung Tomo bersikap rasis dan menggelorakan sikap anti Tiong Hoa. Bahkan Bung Hatta memberi pernyataan,

“Karena kenyataannya para pedagang Ting Hoa  menjadi kepanjangan tangan dari kapitalis asing di masyarakat Indonesia, mereka telah menimbulkan kesan tidak disenangi. Juga selama… pendudukan Jepang, diamati bahwa orang-orang Tiong Hoa berusaha agar mereka selamanya berada dalam posisi yang menyenangkan…Memang benar orang-orang Tiong Hoa tersebut sebagai instrumen membuat banyak kekacauan kepada pengusaha Jepang, tetapi setidaknya mereka berusaha agar posisi ekonominya tetap berada di atas.”

Sikap anti Tiong Hoa pada masa awal kemerdekaan yang paling terkenal adalah pembantaian Tangerang. Awal Juni 1946, ratusan orang Tiong Hoa dibantai, hartanya dijarah, dan rumahnya dibakar. Alasan pembantaian ini adalah bahwa orang Tiong Hoa dituduh dibalik pelaporan penyergapan laskar Republik oleh tentara NICA. Orang Tiong Hoa dituduh sebagai mata-mata. Kerusuhan ini menyebar dengan cepat. Banyak dilaporkan adanya orang Tiong Hoa yang dibakar hidup-hidup. Ada pula para lelaki Tiong Hoa yang disunat secara paksa, sedang remaja putrinya diperkosa. Kerusuhan ini baru berakhir pada tanggal 8 Juni. Tidak lama setelah itu, Belanda berhasil memperluas daerah kekuasaannya ke pinggiran Jakarta. Memang sebelumnya Belanda sudah berniat menduduki Tangerang pada tanggal pada tanggal 13 Juni. Dan pembantaian ini memberi alasan moral bagi Belanda untuk melakukannya.

Sejak itu, orang-orang Tiong Hoa mulai mengungsi ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Belanda. Mereka takut perbuatan yang dilakukan oleh laskar Republik ini terulang pada mereka.

Melanggar isi Perjanjian Linggarjati, pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda mulai menyerang kedaulatan Indonesia. Peristiwa ini dikenal sebagai agresi militer Belanda. Tujuan utama agresi ini adalah merebut daerah-daerah yang penting dan kaya. Daerah-daerah pelabuhan, perkebunan, dan pertambangan. Menyadari bahwa sulit melawan Belanda secara langsung, maka pemerintah Republik Indonesia (RI) memilih mundur secara teratur sembari menjalankan perang gerilya dan taktik bumi hangus.

Taktik bumi hangus adalah taktik untuk membakar habis bangunan-bangunan penting yang mungkin dapat digunakan oleh Belanda, terutama pabrik-pabrik. Namun dalam keadaan kacau seperti itu, terjadi hal-hal yang tak diharapkan. Selain membumihanguskan bangunan-bangunan yang penting, ternyata aksi itu juga dilakukan sembari menjarah harta benda, rumah-rumah, dan tempat usaha etnis Tiong Hoa. Tak luput juga pembunuhan dan perkosaan. Mendapat serangan seperti itu, etnis Tiong Hoa merasa frustasi dan mengharap pertolongan dari tentara NICA. Bahkan beberapa akhirnya memihak Belanda dengan menjadi mata-mata mereka. Hal ini memperparah keadaan, karena dengan demikian terjadi pembunuhan serampangan dengan tuduhan sebagai mata-mata.

Apakah memang sedemikian jahatnya pasukan Republik ini?

Mungkin. Tapi perlu diingat bahwa pada masa itu, selain pasukan formal (terikat pada induk kesatuan) dari pemerintah ada juga pasukan informal yang juga mengatasnamakan Republik. Pasukan-pasukan ini dikenal sebagai laskar atau gerombolan liar. Salah satu contoh yang terkenal adalah saat tahanan dari penjara Kalisosok Surabaya dilepaskan. Mereka dipersenjatai dan diminta membantu Republik untuk membantu taktik bumi hangus yang didahului dengan cara mengosongkan kota. Kekacauan ini terus berlangsung hingga akhir tahun 1949.

Belanda sendiri juga tidak dapat dilepaskan dari dosa ini. Karena tiap kali mereka hendak memasuki kota, mereka berhenti dan memberi kesempatan agar taktik bumi hangus dapat dilaksanakan. Bahkan di Sukabumi tercatat, bahwa Belanda menyebarkan pamflet terlebih dahulu. Artinya juga, memberi kesempatan terhadap penjarahan dan pembantaian terhadap etnis Cina. Selain mendapat keuntungan dengan hancurnya reputasi Republik yang tampak masih barbar, Belanda juga mendapat keuntungan dengan perpecahan antara pribumi dan etnis Cina.

Hasil adu domba ini tampak jelas dengan terbentuknya Pao An Tui. Ketika pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengambil sikap bahwa penjarahan dan pembakaran yang ditanggung oleh etnis Cina adalah harga yang harus ditanggung demi revolusi, maka etnis Cina berpaling kepada Belanda. Belanda yang merasa tak mampu melindungi mereka, akhirnya memberi ijin pembentukan Pao An Tui, badan yang bertugas menjaga keamanan etnis Cina. Dalam prakteknya, Pao An Tui ternyata ada juga yang dapat diajak bekerja sama dan dipersenjatai oleh Belanda.

Keberadaan Pao An Tui masih jadi kontroversi selama ini. Apakah ia musuh Republik, ataukah sekedar badan guna melindungi etnis mereka sendiri. Karena nyatanya Pao An Tui pusat di Jakarta masih bersikap anti-Belanda dan banyak juga kalangan dari etnis Tiong Hoa yang bersikap menentang keberadaan Pao An Tui. Yang jelas Pao An Tui menghasilkan kesalahapahaman di masyarakat, seolah-olah mereka adalah barisan pemuda keturunan Tiong Hoa yang melawan pemuda Indonesia. Dan perlawanan ini tampak nyata karena Pao An Tui memang dibentuk untuk menghalau penjarahan yang dilakukan oleh laskar liar yang berisi pemuda pribumi.

Ketika kita melihat sikap antipati masyarakat terhadap etnis Tiong Hoa yang dimanfaatkan Belanda bisa sedemikian besar, tentunya kita curiga. Kebencian pribumi terhadap etnis Tiong Hoa tentunya sudah berakar dari sebelum proklamasi kemerdekaan.

Mari kita tarik tuas mesin waktu kita kembali. Ke masa perebutan kekuasaan sebelum proklamasi. Wuuut….

***

Pearl Harbour diserbu Jepang pada 8 Desember 1941. Setelah itu, gantian Hindia Belanda yang jadi sasaran. Jepang sangat membutuhkan kilang-kilang minyak untuk mendukung perangnya. Pertempuran berlangsung sangat cepat, 8 Maret 1942  angkatan perang Belanda sudah menyerah pada Jepang di pulau Jawa. Seluruh Hindia Belanda telah jatuh ke tangan Jepang. Para pemimpin pergerakan Indonesia terpecah menjadi dua, sebagian menentang sebagian lagi pro-Jepang.

Masyarakat Tiong Hoa di Hindia Belanda kembali berada dalam posisi sulit. Karena pada saat yang sama, berkibar perang antara Jepang dan daratan Tiongkok. Seluruh pemimpin dan tokoh Tiong Hoa  ditangkap. Partai politik, ormas, dan penerbitan diberangus. Mereka yang ditahan, dijadikan satu dengan tahanan Belanda dalam kamp interniran. Orang-orang Tiong Hoa yang tidak tertawan mengorganisasi gerakan-gerakan bawah tanah menentang Jepang.

Selain penjarahan dan perampokan terhadap toko dan rumah Tiong Hoa saat pendaratan pasukan Jepang, eksekusi dan penyiksaan terhadap tokoh-tokoh Tiong Hoa yang menentang Jepang, tidak ada pembantaian massal terhadap etnis Tiong Hoa di bumi nusantara.

Tapi masih perlu kita catat juga bahwa ada pembantaian massal terhadap etnis Cina pada masa ini di Singapura. Singapura merupakan markas besar tentara ketujuh Angkatan Darat Jepang, yang juga membawahi wilayah Sumatra.

Jadi di masa ini, tidak ada cukup keterangan yang dapat kita ambil. Bagaimana kalau kita ke masa perebutan kekuasaan yang lebih lalu lagi, adakah pembantaian etnis Tiong Hoa di sana? Wuuuttt…

***

Sekarang kita berada pada masa perang Jawa, 1825-1830, atau yang sering disebut juga perang Diponegoro. Pangeran Diponegoro adalah putra sulung Sultan Hamengkubuwono III. Namun ternyata ia tidak diangkat menjadi putra mahkota. Penguasa Hindia Belanda lebih tertarik memberikan takhta pada adiknya.

Dengan ditandai pematokan di atas tanah Pangeran Diponegoro, maka pecahlah perang. Pematokan ini dilakukan oleh kraton atas permintaan Residen Yogyakarta (semacam kepala daerah dalam pemerintahan Hindia Belanda), tentu saja tanpa seijin Pangeran Diponegoro. Banyak bangsawan yang turut memihak Pangeran Diponegoro. Dukungan ini terutama disebabkan oleh keputusan menghentikan hak sewa lahan perdesaan oleh Gubernur Hindia Belanda yang dinilai mematikan sumber penghasilan para bangsawan. Tidak hanya para bangsawan yang membantu perjuangan Diponegoro, tetapi banyak juga orang Tiong Hoa yang turut serta. Selain bantuan secara pasif dalam bentuk uang, senjata, dan candu, bantuan ini juga bersikap aktif. Turut serta mengangkat senjata melawan Belanda. Namun bantuan ini tidak berjalan langgeng, di pertengahan perang orang-orang Tiong Hoa menarik dukungan terhadap Diponegoro. Berkhianatkah mereka?

Pada masa awal perang, Raden Ayu Yudakusuma puteri dari Sultan Hamengbuwono I bersama pasukannya menyerbu Ngawi. Saat itu Ngawi merupakan pos perdagangan yang penting. Di sana, terjadi pembantaian etnis Tiong Hoa oleh pasukan tersebut. Ternyata pembantaian ini tidak hanya terjadi di Ngawi. Di berbagai tempat di Jawa Tengah dan sepanjang Bengawan Solo, pembantaian ini terjadi terus menerus.

Kabar mengenai pembantaian ini akhirnya diketahui oleh para Tiong Hoa yang membantu Diponegoro. Rasa kecewa dan prasangka muncul. Namun sikap ini bersifat timbal balik. Orang-orang Jawa juga curiga dan berhati-hati pada Tiong Hoa. Pangeran Diponegoro sendiri memerintahkan para komandannya menjaga hubungan agar tidak terlalu akrab dengan orang Tiong Hoa. Bahkan dalam Babad Dipanagara, Diponegoro menyalahkan kekalahannya di Gowok akibat ia terjebak kecantikan seorang gadis Tiong Hoa yang ia tangkap dan ia jadikan tukang pijatnya. Kekalahan Sasradilego, ipar Diponegoro, dalam pertempuran di pesisir utara pun dilimpahkan kepada pundak orang Tiong Hoa. Yaitu Sasradilego melanggar perintah Diponegoro untuk tidak menggauli seorang perempuan Tiong Hoa di Lasem. Padahal kemenangan yang sedemikian cepat diraih Sasradilego dalam awal pertempuran bisa dibilang didapat dari bantuan para Tiong Hoa yang mampu menyelundupkan senjata api. Sedang kekalahannya disebabkan oleh pihak Belanda yang sudah berhasil mendatangkan bala bantuan.

Sebenarnya saat itu memang sudah muncul gesekan antara orang Jawa dan orang Tiong Hoa. Penyerbuan Raden Ayu Yudakusuma yang sebelumnya mempunyai hubungan baik dengan orang Tiong Hoa pun bukan tanpa alasan. Orang-orang Tiong Hoa saat itu banyak yang berprofesi sebagai rentenir maupun pemungut pajak dan sewa.  Oleh karena semakin lama pajak dan uang sewa ini semakin mencekik, maka wajar jika muncul kebencian terhadap orang-orang Tiong Hoa yang datang menagih. Tapi kebencian ini sebenarnya tidak terjadi pada kaum bangsawan.

Setelah Daendels dan Raffles selaku Gubernur Hindia Belanda waktu itu mengurangi wilayah kekuasaan para raja, maka semakin sedikit pula sumber penghasilan para raja. Untuk itu mereka harus mendapatkan keuntungan lebih dari wilayah yang mereka miliki. Keuntungan ini mereka dapatkan dari menyewakan sawah dan pekerja kepada para wiraswasta. Sedangkan para wiraswastawan pada waktu itu adalah orang-orang yang sudah memiliki kemampuan berhitung, orang-orang yang terbiasa berdagang. Tentu saja kalau bukan orang Eropa, ya orang Tiong Hoa. Dan karena kepemilikan mereka akan uang, banyak dari mereka yang juga memberikan pinjaman, alias jadi rentenir. Termasuk Raden Ayu Yudakusuma, yang juga sering meminjam uang pada orang-orang Tiong Hoa ini.

Pemerintah Hindia Belanda yang melihat keefektifan kerja orang Tiong Hoa dalam menarik sewa, akhirnya melakukan hal yang sama. Mereka mempekerjakan orang-orang Tiong Hoa untuk melakukan penarikan pajak di wilayah mereka. Dalam prakteknya, pasti kegiatan-kegiatan penarikan pajak dan rentenir ini akan menjerumus pada tindakan-tindakan pemerasan. Tapi para bangsawan dan pemerintah Hindia Belanda tidak peduli, karena mereka mendapatkan uang dengan lancar. Kebencian rakyat terhadap mahalnya pajak pun tidak terarah pada mereka. Melainkan pada golongan Tiong Hoa yang langsung turun ke lapangan.

Lalu apakah sebenarnya orang Tiong Hoa ini memang anak emas pemerintah Hindia Belanda? Mengingat kegiatan orang Tiong Hoa dalam menarik pajak dilindungi oleh mereka?

Dari segi pajak, orang Tiong Hoa menghadapi pajak yang jauh lebih tinggi. Dalam perdagangan, pajak orang Tiong Hoa bisa sampai tiga kali lipat lebih besar dari orang Jawa. Orang Tiong Hoa juga dikenai pajak konde atau pajak per-kepala. Selain itu ada berbagai peraturan dari pemerintah Hindia Belanda yang mengekang orang-orang Tiong Hoa. Peraturan-peraturan itu antara lain;

Wijkenstelsel, orang-orang Tiong Hoa dikumpulkan pada satu tempat. Mereka diharuskan bermukim hanya pada tempat-tempat yang ditentukan. Tempat-tempat ini lah yang kemudian berkembang dan disebut dengan pecinan. Aturan ini dibuat agar orang-orang Cina mudah diawasi.

Passenstelsel, aturan yang menyebutkan tiap orang Tiong Hoa harus memiliki pas (surat ijin) jika bepergian. Tiap kali mereka perlu keluar dari wilayah yang ditentukan oleh wijkenstelsel, mereka harus mendapat ijin dari penguasa Belanda. Selain sebagai pengawasan, aturan ini juga menjadi lahan basah para opsir Belanda untuk memeras orang Tiong Hoa.

Undang-undang Agraria 1870,  secara resmi UU ini bertujuan melindungi hak petani pribumi dari pemodal asing. Caranya dengan melarang orang asing untuk memiliki tanah di Hindia Belanda. Akibat langsungnya adalah, orang-orang Tiong Hoa kehilangan lahan pertaniannya yang mungkin saja sudah mereka garap sendiri secara turun-temurun.

Ketiga peraturan ini secara tidak langsung memperlihatkan usaha pemerintah Hindia Belanda untuk memisahkan pribumi dengan orang-orang Tiong Hoa. Juga ketakutan mereka atas orang-orang Tiong Hoa sehingga mereka harus selalu diawasi dengan seksama. Apa yang menyebabkan ketakutan ini?

Seperti yang sudah-sudah, kita coba menjawab pertanyaan kita dengan mesin waktu yang kita miliki. Kemana kali ini kita akan pergi? Bagaimana kalau ke pembantaian etnis Tiong Hoa terdekat sebelum perang Jawa dimulai. Tarik tuasnya! Wuuuttt…!

***

Sekarang kita berada di Batavia. Pada masa-masa mulainya kehancuran VOC. Tahun 1932, terjadi wabah penyakit di Batavia. Penegakan hukum yang dilakukan oleh VOC pun membuat banyak orang bangkrut karena kehilangan mata pencaharian. Praktek-praktek kotor dan curang memang sudah jadi praktek sehari-hari di masa itu. Pengangguran merajalela. Namun orang-orang Tiong Hoa yang sebelumnya didatangkan oleh VOC untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak mau dilakukan oleh pribumi dan Eropa terus saja berdatangan. Penumpukan pendatang ini menciptakan problem baru, terutama kebanyakan dari mereka menjadi pengangguran akibat lapangan kerja yang semakin menciut. Kriminalitas mulai terjadi di daerah-daerah pinggiran. Keadaan ini berlanjut terus sampai tahun 1740.

Untuk itu VOC mengeluarkan peraturan yang berguna membatasi orang Tiong Hoa di Batavia. Setelah gagal membendung imigran, VOC membuat aturan yang lebih keras. Tiap orang Tiong Hoa yang menganggur akan dideportasi.ke Ceylon dan Afrika Selatan. Ketika aturan ini mulai diberlakukan, terdenganr kabar bahwa ini hanyalah akal-akalan pemerintah. Orang-orang Tiong Hoa yang tertangkap dan dinaikkan kapal tidak pernah sampai di Ceylon atau Afrika Selatan, melainkan dibuang ke laut!

Orang-orang Tiong Hoa mulai takut akan adanya kabar burung ini. Mereka mulai nekat. Beberapa pemberontakan muncul di luar tembok kota. Sebenarnya tidak ada bukti bahwa orang-orang Tiong Hoa yang ada di dalam tembok kota ikut terlibat, tapi rasa was was penduduk sudah sedemikian hebat. VOC memberlakukan jam malam bagi warga Tiong Hoa, bahkan tidak diperkenankan membuat api sekalipun. Pemerintah VOC takut apabila itu digunakan sebagai tanda aba-aba bagi orang-orang Tiong Hoa di luar benteng untuk menyerang kota. Karena memang ada desas desus penyerbuan itu akan ditandai dengan api di dalam kota.

Penduduk non Tiong Hoa berkumpul di jalan-jalan sambil membicarakan rumor tentang penyerangan. Mereka bertambah curiga dengan tiadanya orang-orang Tiong Hoa di antara mereka, yang sebenarnya memang dilarang keluar oleh pemerintah. Para majikan Belanda yang merasa terancam mempersenjatai  bawahannya yang terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa. Tidak lama terjadi kebakaran di beberapa warung Tiong Hoa. Kemungkinan kebakaran ini terjadi karena penggeledahan senjata oleh aparat. Tapi bagi orang-orang Belanda, kebakaran ini diartikan sebagai dimulainya pemberontakan oleh orang Tiong Hoa.

Kerusuhan tidak terelakkan. Penjarahan dan pembakaran rumah-rumah Tiong Hoa terjadi dengan kejam. Semua orang Tiong Hoa, laki perempuan, besar kecil, tua muda, semua dibantai. Banjir darah terjadi. Sungai menjadi merah dalam arti sebenarnya. Dari sinilah nama Angke yang berarti kali merah berasal. Meriam-meriam ditembakkan ke rumah-rumah orang Tiong Hoa. Sekejap begitu banyak korban terpanggang hidup-hidup. Banyak di antara mereka yang memilih bunuh diri dari pada jatuh ke dalam tangan orang-orang Belanda, pribumi, dan orang-orang kulit hitam yang memburu mereka. Sebuah kesaksian menyatakan, pada saat pembakaran berhenti tidak tampak seorang Tiong Hoa pun di kota. Semua jalan dan lorong penuh mayat, kali-kali ditimbuni mayat sehingga orang dapat menyebrang di atas mayat-mayat tanpa kakinya menjadi basah.

Kabar mengenai kejadian ini segera menyebar ke luar Batavia. Orang-orang Tiong Hoa yang marah mulai melancarkan pemberontakan terhadap VOC. VOC meminta penguasa Jawa saat itu yaitu Sunan Paku Buwono II untuk membantunya, tetapi Sunan bersikap hati-hati. Tidak pernah sebelumnya orang Jawa menangkapi orang Tiong Hoa. Lagipula ia tidak mau membuat kesalahan dengan menangkap orang yang tidak bersalah. Sunan berusaha bersikap netral.

Namun lama kelamaan, pemberontakan ini mulai didukung oleh orang Jawa. Selain benci dengan VOC, orang-prang jawa juga merasa bersimpati terhadap orang Tiong Hoa yang sudah hidup harmonis dengan mereka selama beberapa generasi. Sedang Sunan yang terus ditekan kekuasaan VOC berada di kebimbangan. Para bangsawan kraton terpecah menjadi dua, antara yang ingin membantu VOC dan yang ingin turut serta membantu orang Tiong Hoa.

Pemberontakan terus meluas. Pasukan Tiong Hoa mulai merebut kemenangan di mana-mana. Sunan sendiri akhirnya memilih membantu orang Tiong Hoa secara rahasia. Secara resmi ia masih mengulur waktu, tapi di bawah tangan ia memerintahkan penguasa-penguasa bawahannya untuk menyerang VOC.

VOC menyadari tidak mungkin bertahan dengan kemampuan yang ada. Ia berusaha mendapatkan bantuan. Akhirnya VOC mendapat bantuan pasukan Cakraningrat IV dari Madura yang memang mengulurkan tangan. Cakraningrat IV meminta janji dari VOC bahwa ia akan mendapat kemerdekaan dari penguasaan Kartasura. Bala bantuan ini menjungkirbalikkan perimbangan. Pasukan pemberontak ditumpas. Di Madura, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, terjadi pembantaian terhadap orang Tiong Hoa oleh pasukan Madura.

Mengetahui Cakraningrat IV yang merupakan musuh politiknya membantu VOC, Sunan akhirnya memihak pemberontak secara terbuka. Namun ketika ternyata pasukan Belanda dan Madura lebih kuat, terutama saat kegagalan merebut Semarang, Sunan menyatakan untuk menghentikan permusuhan lebih lanjut. VOC menyambut gembira pernyataan ini. Pemberontak Tiong Hoa dan sebagian besar anak buah Sunan marah mengetahuinya. Mereka ganti menyerang kraton Kartasura. Namun tidak lama kemudian, pemberontakan ini pun berhasil ditumpas. Sunan Paku Buwono II dipulihkan kedudukannya sebagai penguasa Mataram.

Sejak saat itu pemerintah kolonial VOC selalu memberi pengawasan ekstra terhadap orang Tiong Hoa. Kebijakan ini diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda, dan dilanjutkan lagi oleh pemerintah Indonesia.

Ternyata pembantaian orang Tiong Hoa di Batavia ini adalah pembantaian etnis Tiong Hoa pertama di Nusantara. Bahkan yang pertama pula di luar daratan Tiongkok.

Sebelum ini hubungan antara pribumi dan Tiong Hoa tampak harmonis. Hubungan ini bisa dilihat dari banyaknya orang Tiong Hoa yang diberi jabatan oleh penguasa. Juga catatan-catatan yang memperlihatkan baiknya hubungan bilateral antara kerajaan nusantara dan kerajaan Tiongkok. Misalnya pengangkatan Cik Go Ing, atau Tumenggung Mertaguna menjadi bupati Lasem oleh Sultan Agung atas jasanya dalam perang Mataram (1620-1625).

Satu-satunya konflik antara Tiong Hoa dan pribumi yang tercatat di nusantara sebelum ini hanyalah ekspedisi Kubilai Khan pada tahun 1292. Namun perlu kita catat, selain sebenarnya Kubilai Khan adalah penguasa Mongol yang menjajah Tiongkok, ekspedisi itu bersifat konflik antar kerajaan. Tidak membawa-bawa etnis tertentu. Dan kita catat lagi, ekspedisi ini membawa dampak besar pada nusantara. Prajurit-prajurit Kubilai Khan yang akhirnya menetap di nusantara tersebut melakukan transfer teknologi. Terutama teknologi perkapalan dan senjata api. Dengan teknologi baru ini dengan sangat singkat akhirnya Gajah Mada berhasil mempersatukan nusantara di bawah panji-panji Majapahit.

***

Nah, sekarang pertanyaan-pertanyaan mengenai dosa keturunan Tiong Hoa dapat kita ganti menjadi:

Kecuali pembantaian yang pertama, mengapa pembantaian dan penjarahan terhadap etnis Tiong Hoa besar-besaran selalu berbarengan dengan perebutan kekuasaan yang besar-besaran pula?

Kita lihat tidak ada perlunya lagi kita menggunakan mesin waktu untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita.

Pembantaian pertama dilakukan penguasa atas ketakutannya akan etnis Tiong Hoa. Lalu mereka melihat besarnya kekuatan yang tercipta dari bersatunya etnis Tiong Hoa dan pribumi. Ini lebih berbahaya lagi bagi mereka. Untuk itu penguasa berusaha memisahkan keduanya dengan cara menciptakan jarak dalam kehidupan mereka. Lebih lanjut dari itu, penguasa juga menjadikan etnis Tiong Hoa sebagai alat pemeras rakyat jelata.

Keberhasilan dari adu domba ini meledak pertama kali saat perang Jawa. Sentimen anti Tiong Hoa yang sudah tercipta terus menerus digunakan penguasa-penguasa sesudahnya. Untuk apa menciptakan sasaran baru, kalau sasaran yang ada sudah tersedia. Kita bisa mengamati bahwa wijkenstelsel yang dilakukan oleh kolonial dihidupkan kembali dalam masa kemerdekaan dalam bentuk PP-10 dan UU no. 52 tahun 1958. Pemerasan dalam bentuk penarikan pajak yang dilakukan kolonial dengan menggunakan etnis Tiong Hoa diulangi kembali dalam bentuk pemberian hak-hak monopoli terhadap etnis Tiong Hoa yang dijadikan sapi perahan penguasa Indonesia. Imbasnya etnis Tiong Hoa yang ketakutan dan memiliki cukup banyak harta, memilih menyimpan hartanya di luar negeri mengingat harta mereka di dalam negeri bisa dijarah sewaktu-waktu. Selalu ada pemikiran, bahwa ada kemungkinan mereka harus kabur ke luar negeri. Yang tidak memiliki cukup banyak harta…yah, di mana-mana orang miskin memang tak punya pilihan.

Dalam tiap perebutan kekuasaan selalu ada penguasa yang dipertanyakan. Dalam tiap perebutan kekuasaan selalu ada rakyat yang mendendam. Tiap penguasa ini butuh pihak untuk disalahkan, dan rakyat butuh pihak tempat untuk melampiaskan amarah. Dan yang terjepit ditengah selalu yang jadi korban. Di nusantara, kebetulan pelanduk di antara gajah ini adalah etnis Tiong Hoa.

Mau bagaimana lagi sekarang? Semua sudah telanjur terjadi. Apalagi sudah dimulai beratus tahun silam.

Masa reformasi memang sudah mengembalikan hal-hak keturunan Tiong Hoa yang diberangus penguasa-penguasa sebelumnya. Namun kita tak boleh lengah, kerusuhan-kerusuhan dapat saja terjadi sekonyong-konyong seperti waktu-waktu lalu. Bahkan penguasa masih saja menyisakan peraturan-peraturan diskriminatif itu. Coba lihat Surat Keputusan Walikota Pontianak no 127/2008 yang melarang atraksi naga dan barongsai di jalan umum. Atau di Yogyakarta, yang selama ini disebut sebagai model terbaik dari pluralisme  Indonesia.  Instruksi Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor K.898/I/A/1975 yang melarang WNI non Pribumi untuk memiliki sertifikat hak milik atas tanah masih berlaku hingga saat ini. Tapi yah…

Dari dulu begitulah Cina, deritanya tiada henti.

Namun derita ini bukan milik keturunan Tiong Hoa saja! Derita ini adalah derita segenap bangsa Indonesia!

Bagaimana tidak, tiap kali kerusuhan anti Tiong Hoa terjadi pastilah ekonomi kita tersendat. Pelarangan bagi WNI keturunan Tiong Hoa untuk berdagang berkali-kali nyatanya tidak membuat kekosongan ini dapat diisi oleh pribumi begitu saja. Kita terganjal dari gerak maju. Mengaca pada sejarah, coba bayangkan seberapa kuatnya bangsa ini jika kebencian-kebencian ini tidak memisahkan keturunan Tiong Hoa dari pribumi. Kita bahu membahu menjadi bangsa yang kuat. Bersatu padu membangun sebuah budaya yang disegani kawan dan lawan. Berapa besar potensi yang hilang karena kita saling curiga dan penuh prasangka. Betapa menyedihkan dari jaman VOC sampai sekarang kita dikadali dengan kadal yang sama. Tapi yah…

Dari dulu begitulah kita, deritanya tiada henti.

Namun derita ini bukan untuk diratapi. Derita ini juga bukan alasan agar kita dikasihani. Apalagi diungkit-ungkit demi ganti rugi. Derita ini untuk kita pelajari, kita mengerti, dan kita sadari. Hingga kita akhirnya paham, bahwa tiap kali kita dilanda kebencian dan prasangka karena sentimen anti Tiong Hoa atau sentimen apapun, dan berada di pihak manapun, kita harus ingat untuk bertanya;

“Siapakah sebenarnya yang diuntungkan oleh kebencian kita ini? Siapakah sebenarnya yang dirugikan? Apa saja keuntungan yang didapat? Apa saja kerugian yang harus ditanggung?”

Karena jangan-jangan yang rugi sebenarnya hanya kita-kita saja, dan yang untung hanya penguasa-penguasa juga. Karena jangan-jangan yang menanggung kita-kita juga, dan penguasa tinggal ongkang-ongkang saja.

Karena bangsa yang hanya mampu meluapkan amarah memang tak pantas maju. Karena penguasa yang hanya mampu melempar salah memang tak perlu diaku.

Yogyakarta, 26-29 Agustus 2012

nb: sebenarnya saya tak suka istilah pribumi karena banyak keturunan Tiong Hoa yang sudah ratusan tahun hidup di nusantara, tapi saya tetap memakainya untuk memudahkan penyebutan

referensi:

– Tiong Hoa Dalam Pusaran Politik, Benny G. Setiono, Transmediapustaka
– Hoakiau di Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, Garba Budaya 1998
– Nusantara: Sejarah Indonesia, Bernard H. M. Vlekke, KPG 2008
– Mur Jangkung: Babad VOC, Bentara Budaya Yogyakarta, 2005
– Perang Pasifik, P.K Ojong, Kompas 2009
http://transtvnews.blogspot.com/2012/08/ngapain-milih-ahok-masih-banyak-orang.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Sinophobi
http://politik.kompasiana.com/2010/05/16/permasalahan-etnis-tionghoa/
http://suar.okezone.com/read/2012/05/28/285/636666/gus-dur-pahlawan-etnis-tionghoa
– Indonesia Raya dibredel, Ignatius haryanto ( http://books.google.co.id/books?id=1eaUmS1dkHcC&pg=PA88&lpg=PA88&dq=petisi+24+oktober&source=bl&ots=dPNIadX8Cg&sig=KKb6sAgqv1yTeD0ylqHYEvrnUYc&hl=id#v=onepage&q=petisi%2024%20oktober&f=false )
http://www.kependudukancapil.go.id/index.php/suara-warga?func=view&catid=2&id=5282
http://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_I
– sejarah-interaktif.blogspot.com/2011_10_01_archive.html
http://www.japanfocus.org/-Hayashi-Hirofumi/3187
http://sejarahbangsaindonesia.blogdetik.com/2011/03/26/masa-bersiap/
http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/rawagede-beda-dengan-zaman-bersiap
http://jiastisipolcandradimuka.blogspot.com/2011/09/sejak-masa-penjajahan-kolonial-belanda_26.html
– Perlawanan atas Dikriminasi rasial-etnik, Faruk, Bambang Purwanto, Bakdi Soemanto ( http://books.google.co.id/books?id=cIlydhee_mYC&pg=PA21&lpg=PA21&dq=Undang-undang+agraria+1870+Tiong+Hoa&source=bl&ots=3FciGqQokV&sig=1XkVx4efRIHrNcJ8sA-khrn80Y0&hl=id#v=onepage&q=Undang-undang%20agraria%201870%20Tiong%20Hoa&f=false)
http://joglosemar.co/berita/pecinan-eksistensi-tionghoa-12866.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Agraria_1870
http://home.netvigator.com/~sadar/news/SumbangsihSGT_BUKU.pdf
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4fa0a5a5e0f60/masalah-hak-wni-keturunan-tionghoa-untuk-memiliki-tanah-di-yogyakarta

This entry was posted in Uncategorized and tagged . Bookmark the permalink.

412 Responses to Dari Dahulu Begitulah Cina, Beritanya Tiada henti

  1. Tobias says:

    Terima kasih, Kur…

      • anda itu jangan bangsa sumber yang anda dapat bs di benarkan ga? jika tdk bisa anda itu provokator

      • aduh maaf, saya tak mampu memahami kalimat Anda

      • ahmadefendi says:

        Permisi om kur n org tionghoa yg dsni

        Sya mau tny,.. Indonesia sdh merdeka sjk 17-08-45 tpi sya merasa bnyk warga pribumi yg blm hidup makmur atopun msih dlm kemiskinan.
        Apakah smua ini d karenakan perekonomian di indonesia terkuasai oleh etnis tionghoa ? pdhal seingat sya yg berperang dgn penjajah adlh warga pribumi sndri tpi yg merasakan merdeka ato kekayaan adlh etnis tionghoa 😦

        Dan 1lg, pribumi yg kaya disni (sby) hny tinggal d perumahan standard sedangkan tionghoa tinggal di suatu komplek lingkungan dgn bangunan yg megah sperti istana.
        Ini pribumi yg kurang cerdas ato tionghoa yg cerdik membodohi negeri ini?

        Tolong kasih tau jawabannya kak, makasoy ;;)

      • Halo Ahmadefendi 🙂

        Iya, banyak sekali warga pribumi yang masih hidup dalam kemiskinan. Tapi di sudut-sudut lain, banyak juga lho warga keturunan Ting Hoa yang juga masih hidup miskin. Dan soal siapa yang menguasai perekonomian, coba kita tengok nama-nama besar macam Aburizal Bakrie dan Jusuf Kalla. Mereka bukan etnis Tong Hoa kan?

        Kalau kita mau mengulik lebih pada sejarah, kita akan menemukan orang-orang etnis Tiong Hoa yang berperang melawan penjajah. Tentu memang tidak banyak, perbandingannya kan juga lebih sedikit. Oh ya, mungkin perlu diketahui. Organisasi yang pertama kali menentang Hindia Belanda di Nusantara itu organisasi Tiong Hoa, lho

        Soal tempat tinggal, ada baiknya mendapatkan lebih banyak sampel penelitian sebelum menyimpulkan hal itu. Karena setahu saya, baik itu pribumi atau warga negara keturunan Tiong Hoa sama-sama ada yang tinggal di perumahan standar, ataupun kompleks lingkungan dengan bangunan megah seperti istana. 🙂

    • Tentang kisah atau cerita yang anda tulis belumlah tentu sesuai dengan fakta yang terjadi karena boleh jadi yang anda tulis itu karena membaca tulisan pihak lain atau pemberitaan oleh pihak lain atau mendengar kisah dari pihak lain.
      Jikalaupun anda sendiri menyaksikan suatu peristiwa yang kemudian anda tulis, bisa saja dalam penulisan anda bercampur dengan subjektifitas.Tapi itu boleh, karena apa yang tulis belumlah tentu merupakan SEJARAH, namun boleh jadi merupakan cerita atau yang diceritakan.
      Tentang si ahok atau si zhong wan xi atau derita orang Tiong Hoa atau orang cina yang anda sebut menderita itu boleh juga menurut anda.
      Jika itu suatu sungguh merupakan derita boleh juga bukan karena kesalahan orang lain melainkan sebagai akibat dari perbuatan sendiri.
      Lagi-lagi tentang itu masih boleh sebab belum tentu benar atau salah.

      Namun jika sudah berbicara tentang ranah HUKUM seharunya anda konsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya sebab hukum itu adalah PASTI, maka jangan sekali-kali berbicara/me menulis tentang hukum bila tidak pasti (tidak sesuai dengan yang sebenarnya) karena sangat fatal.

      Dalam tulisan anda terdapat beberapa hal YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM antara lain :.
      1. Bung Tomo bersifat rasis

      Tulisan anda yang menyebutkan Bung Tomo bersifat rasis sangat berpotensi sebagai fitnah.

      2. Anti Cina

      Dalam penulisan anda tentang penyebutan anti cina sangat berpotensi sebagai spekulasi dan provokasi.

      Sebab menurut hukumnya suatu yang anti belum tentu salah karena boleh jadi anti itu sebagai suatu sifat menentang/melawan yang tidak benar.

      Jikalau maksud tulisan anda mengenai Pribumi anti cina boleh saja terjadi karena cina atau tiong hoa itu melakukan perbuatan yang tidak benar atau melawan hukum.Sehingga dengan demikian Pribumi yang anti cina adalah BENAR dan tidak salah.

      Sifat ANTI tidak serta-merta salah namun terkadang sukap ANTI adalah suatu yang benar atau menjalankan kewajiban memperjuangkan atau menegakkan kebenaran atau HUKUM

      3. Tentang “Semua warga negara sama”
      Bahwa dalam UUD 1945 tidak ada ketentuan yang menentukan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama, namun menentukan BERSAMAAN HAK ATAU KEDUDUKANNYA
      Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 Menentukan : (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.egala warganegara bersamaan kedudukannya
      Menurut hukumnya, kata ‘SAMA’ mempunyai pengertian hukum yang berbeda dari ‘BERSAMAAN”
      Sehingga dengan demikian tulisan anda tentang “semua waga negara sama” adalah suatu keadaan, pendapat yang BERTENTANGAN DENGAN HUKUM atau SALAH
      4. Tentang “Bangsa Indonesia”.

      Bangsa Indonesia tidak sama dengan bangsa orang Tiong Hoa atau orang cina
      Menurut Hukumnya Bangsa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 yang terkenal dengan peristiwa SUMPAH PEMUDA yang merupakan Hasil dari Kerapatan Pemuda/pemudi Indonesia yang diselenggarakan di Negeri Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang terkenal dengan Kongres Pemuda
      Dalam peristiwa SUMPAH PEMUDA dan KERAPATAN PEMUDA tersebut 4 (empat) orang perwakilan Orang Tiong Hoa atau Cina bukan peserta melainkan PENINJAU
      Sehingga dengan demikian menurut HUKUMNYA, maka orang/bangsa Tiong Hoa atau Cina bukanlah Bangsa/orang Indonesia karena memang demikianlah adanya.
      Sehinga apabila anda menyebut orang Tiong Hoa atau Cina adalah Bangsa/orang Indonesia adalah BERTENTANGAN DENGAN HUKUM atau adalah suatu KESALAHAN
      Sebaiknya dan saya sarankan agar anda meralat tulisan anda khusus mengenai “semua warga negara mempunyai hak yang sama” dan “Bangsa Indonesia” karena sudah ada HUKUM dan atau KEPASTIANNYA dan tidak seperti yang anda maksud atau tulis.
      Tentang Bangsa atau Orang sebaiknya anda memperhatikan ketentuan UUD 1945 antara lain :
      Pasal 6 ayat (1) UUD 1945, menentukan : (1) Presiden ialah Orang Indonesia asli.
      Pasal 26 ayat (1) UUD 1945, menentukan : (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
      Dari ketentuan tersebut jelas menunjukkan perbedan orang atau Bangsa Indonesia dengan Orang atau Bangsa lain termasuk berbeda dari orang atau bangsa cina atau Tiong Hoa karena memang demikian adanya ‘HARUSNYA” sesuai dengan HUKUM ALAM atau HUKUM TUHAN
      Yang BERBEDA jangan dan tidak dibenarkan disebut SAMA juga yang SAMA jangan dan tidak dibenarkan disebut BERBEDA karena berpotensi sebagai MELAWAN TERHADAP HUKUM atau menentang TUHAN, sebab TUHAN
      lah yang membuat manusia bangsa-bangsa. Tempatkan perbedaan itu secara proporsional sebab itulah yang dekat dengan ADIL
      HUKUM entah itu dalam wujud PANCASILA, UUD 1945 atau Bhinneka Tunggal Ika tidak menjadikan KEPALA sama dengan ekor.

      Jika anda hendak bermaksud menulis kisah “sejarah” tulislah sesuai fakta, jangan menurut cerita atau kisah orang lain atau malah menuliskan subjektifitas anda.
      Jika handa hendak menjastifikasi maka kemukakanlah dasar dan alasan hukumnya.
      Janganlah menulis untuk menyesatkan atau memprovokasi untuk melakukan sesuatu yang tidak benar jangan pula melakukan fitnah sebab melakukan fitnah hukumnya lebih keji dari pembunuhan!!!!!

      • Woooow…..betapa tersanjungnya saya mendapati tulisan saya ditanggapi oleh seorang advokat. Terima kasih atas pelajarannya mengenai hukum Indonesia, hukum alam, dan hukum Tuhan 🙂

      • Anto Basuki says:

        Horas, Bung Simbolon,

        Saya hanya ingin mengatakan satu hal :
        “Hanya hati nurani lah yang tidak bisa berbohong. Terlepas siapa yang berkomentar, Sarjana Hukum, advokat, insinyur..atau apapun, terlepas dari seberapa dalam kadar subyektifitas seseorang dalam berpendapat…..pada akhirnya “HATI NURANI” lah yg sanggup menghakimi-nya”

        Jadi apakah Anda atau saudara Kurnia yang “BENAR”….kita serahkan pada HATI NURANI kita masing-masing.

        Anto Basuki,
        seorang Cina, yang tidak pernah merasa menderita sebagai bangsa Indonesia.

      • Danny says:

        baru lulus S1 bagian hukum saja sudah sok tau. Jangan fanatik macan kampung aja belagu.

      • Jefri says:

        Padahal si penulis “sejarah” sudah mencantumkan fakta-faktanya lho Pak…sampeyan tidak lihat Referensinya diatas ?? LOL

      • parjogetan sigeleng geleng says:

        advokat simbolon, anda mengatakan anti tidak selamanya salah tapi kok anda sendiri malah menyalahkan orang Tionghoa??
        kata2 anda seperti pisau bermata dua.
        advokat macam apa pula ini, bah.

      • - says:

        cina takut di usir dari indonesia,, itu intinya,, nga lama akan diusir juga tingal nungu waktu aja..! ini artikel penuh provokasi & njelek-2kan pribumi,, cina cuma numpang banyak belagu.

      • degan ijo says:

        Mari kita loepakan masa lalu yg kelam, ayo kita bersama-sama membangun Indonesia yg sudah 70 thn Merdeka masih kena virus politik adu domba VOC……….wassalam

      • Olin says:

        Rasis banget sih…. Indonesia itu banyak dan berbagai macam agama memang sejarah Indonesia dijajah oleh orang Tionghoa bukan berarti bisa memandang orang Tionghoa sebelah mata… Kami kaum minoritas juga punya hak untuk bersuara dan memang kami hanya mengalah dan mengikuti aturan yang kaum minoritas buat tapi KAMI JUGA PUNYA HAK SEBAGAI MANUSIA UNTUK TINGGAL DIBUMI INDONESIA… Ingat itu!!

      • Jaman Belanda ikut Belanda; Jaman Jepang ikut Jepang; Jaman Portugis ikut Portugis, Jaman PKI ikut PKI; Jaman Rezim Suharto dg GOLKARnya dan SBY paling enak posisinya. Jaman REVOLUSI KEMERDEKAAN sebagian besar lebih memilih MENTEGA daripada MERDEKA. Sekarang mereka MENGUASAI 90% ASET Nasional RI melalui Program PEMBANGUNAN KKN yg dibangun sejak ORDE BARU.

      • Saya sependapat bahwa penulisan oleh sdr. Kurniawan cenderung diputarbalikkan seolah dari sumber yg sahih yg pada gilirannya akan mendorong rasa benci pada etnis Cina karena melecehkan para PAHLAWAN pendiri Republik Indonesia.

      • Saya pendukung Ahok sejak jadi calon Wagub dg Jokowi. Tulisan anda tidak membantu Ahok untuk memperbaiki dan meluruskan peran Cina di Indonesia.

      • wan arkim says:

        ko pun palui jg, hipotesis atau teori sendiri jg ko bikin ne bos, palui, hukum tuhan tu teda kena mengena dengan hukum kenegaraan republik kamu, pjg lebar ko terangkan, hanya kebodohan yg saya lihat, lebih baik penjelasan penulis blog ne daripada komen ko ne, isap syabu kali ko ne

      • Wadas Putih says:

        Saya berharap konglomerat superkaya wni China cepat mati sehingga diwaris ke generasi2 berikutnya shy tidak ada yg superkaya dan tidak dikangkangi sendiri dan diamalkan.

        Tapi sayangnya orang2 superkaya itu pada panjang umur sampai tua2 Karena fasilitas kesehatan tersedia.

        Bust apa uang dikangkangi sendiri ?
        Emang mau dibawa mati ? Dan Tuhan akan memberi fasilitas mewah di akherat bagi manusia2 superkaya macam Sudono Salim, Samsul Nursalim, Budi dan Michael Hartono, Sukanto Tanoto, dan bos-bos besar atau konglomerat.

        Ingat, di dalam harta orang kaya terdapat hak orang miskin.

        Dan Bos Ramayana juga ketahuan mengemplang pajak 80 milyar. China lagi china lagi.

        Alfamart juga ketahuan meminta hang donasi recehan tiap pelanggan 100 rupiah sampai 400 rupiah per transaksi katanya utk donasi social ternyata utk donasi bangun gereja.

    • menurut saya anda itu goblok cuma provokasi, cerita anda bnyk yg ngaco dari yg bnr klo emg situ tau sejarah belanda jajah indonesia berapa tahun naah qm ada sebut RI dan indonesia merdeka tahun brp emg belanda msk ke indonesia dl atau jepang cerita qm itu semua aja ud ga jelas apa lg yg lbh jauh,

      • bung asik digoyang, blog ini bukan ajang ujian
        dan sebelum coba beradu pengetahuan atau argumentasi, ada baiknya belajar berbahasa dengan benar terlebih dahulu

      • Savraz says:

        Gak usah belajar berbahasa dengan benar dulu dah, belajar bahasa yang dapat dimengerti aja udah cukup :D.

    • Cinaedan says:

      Pokokmen cina ki asu

    • lancau says:

      betul itu
      bca memang sebenarnya bank cina asia
      kalo yang ngutang orang cina ya jelas mau kasih, sama-sama cina.
      pegawainya yg cina bayarannya juga lebih gede dari pegawai orang indonesia asli.
      ini bukti bahwa bca memang bank cina asia

      itukan punya lim su liong yang udah jadi mayat

  2. selvi says:

    postingan yang berani…
    angkat 10 jempol…..

  3. ariel says:

    Kurang satu bahan analisinya…Pembantaian etnis Tiong Hoa tahun 1740

  4. antondewantoro says:

    1. Ahok bukan dari Jalur Independen tapi dari Partai Gerindra
    Yang Independen itu Faisal Basri

    2. FBR = Forum Betawi Rempug, rempug itu semacam guyub kalo basa jawa

    3. “Bersiap!” Sebuah periode kacau balau yang diakibatkan oleh kekosongan kekuasaan
    saya jadi tahu istilah “persiapan…persiapan…tarahu, karacang” rupanya sejak 1945

    4. Saya cuma bisa prihatin, karena walaupun saya Jawa 100% saya hanya pengangguran katolik yang tidak punya akses ke RI 1.

    5. Menulis blog itu sulit?
    Blog ini memang payah.
    Ini tulisan tidak cocok hanya masuk blog, terlalu bagus, terlalu komplit uraiannya. Buatlah buku!
    Ini tulisan kelas buku komersial, kawan.

    • 1. Nah ini aku sebenarnya bingung soalnya banyak yang menyebut mereka dari jalur independen. Aku pikir awalnya dari independen, terus akhirnya didukung Gerindra. Perlu direvisi nggak ya?

      2. Oh, yang betul Rempug ya…kalau yang ini akan saya revisi. Trims masukannya

      3. yaaa…begitulah

      4. berteman dengan kaum minoritas tanpa sentimen tertentu sudah merupakan tindakan terpuji, paling nggak menurut saya

      5. Yah, kalau dibuat buku cuma jadi berapa halaman?

  5. Mas Yud says:

    Mantap! Jadi ingat novel “Putri Cina” tulisan Sindhunata.
    Moga bangsa ini bisa merdeka dari kebodohan, gak gampang diadu domba.

  6. komen dulu baru baca
    tumben postingannya panjang benerrrrrr… :-))

  7. Sundari Maret Putri Haloho says:

    Baca postingan ini, banyak nambah pengetahuan saya akan etnis tionghoa.
    Terima kasih Mas Kurnia.
    Saya suka. Lanjutkan.

    *Terima kasih jg utk ‘koel’nya.
    Sudah sampai ke tanah batak, medan. Mas Yustinus yg punya acara. Hehe.
    Satu rumah baca ‘koel’, semua kena ‘sindiran’nya. Hihii.
    Gbu

  8. elang says:

    Kepanjangan. terus terang males bacanya. mungkin baik kalau dipisah jadi 2-3 tulisan… tapi ya sudahlah, saya hargai tulisanmu yang keren ini walau tak tuntas kubaca,

    Mendengar orang Indonesia etnis Cina disinggung dan dipandang negatif ke-cina-annya, saya biasanya langsung flashback ke masa muda. (sekarang masih setengah muda)

    Belasan tahun lalu, saya sekolah di SMA swasta di Jogja di mana saya terbiasa memanggil teman sekolah yang keturunan cina dengan kata “hey, cina!”. Saya juga memanggil yang keturunan Batak dengan, “Hey, Batak”. Demikian juga dengan yang keturunan Papua dan Ambon. Dan mereka pun bisa memanggil saya dengan, “Hei, Jawa!”

    Serunya, tidak ada yang berani tersinggung ketika dipanggil demikian. Karena kami belajar untuk pertama tidak menutupi perbedaan suku dan ras kami. Justru mengakui dan memahami perbedaan itu dan tidak menjadikannya penghalang atau masalah.

    Sayangnya, lulus SMA, sulit menemukan lingkungan yang sama.
    Andai saja…, tapi berandai-andai sedikit manfaatnya.

    • Sempat kepikiran gitu lang, tapi takutnya kalau informasinya dipotong-potong yang mbaca berpotensi cuma mengambil info sepotong-potong juga. Bukannya malah berbahaya?

      Iya, aku setuju sama kamu. Karena ditutup-tutupi, diawali dengan pemisahan lalu pelarangan, kita jadi nggak mengenal satu sama lain. Dan ketidak-tahuan itu mudah sekali diubah jadi prasangka 😦

    • bener banget, menemukan lingkungan yang sama itu sulit sekali.

      saya pun punya kenangan manis bersama teman2 kuliah saya. kami sangat berbaur sekali, tidak membedakan suku dan ras satu sama lain. bahkan panggilan “cina lo” dan “pribumi lo”, bukan berniat mendiskriminasi. tapi hanya gurauan saja. disini kita bisa menjadi belajar terbuka. tidak menjadikan perbedaan menjadi satu hambatan untuk bersahabat.

      malah teman2 saya yang pribumi yang ceritanya jadi orang cina.
      dan kami yang chinese menjadi pribumi. kami bergurau dengan memerankan terbalik, lalu tertawa bersama setelahnya.. dan kami masih bersahabat sampai detik ini. walaupun sekarang kota tempat tinggal kami sudah berbeda. 🙂

    • Irish says:

      Sebenernya biasa aja sih kalau dlm bertemen yah panggil..temen kampus gue ada yg manggil “woi cox” “woi tix”..en mereka yg cowo sring bikin rasial joke antara mereka..trus nanti salah satu ada yg joking “gue tersinggung” tp smua laugh it off.

  9. Khimura says:

    Bacaan yang sangat memperluas wawasan saya ttng kenapa suku minoritas Tionghoa ampe sekarang selalu dijadikan pelampiasan, terima kasih atas rangkuman nya…

  10. Don Mercie says:

    Mantap tulisan ente gan, perlu disebarluaskan neh biar masyarakat Indonistan semakin melek matanya… Thanks again for the writings :shakehand

  11. Ericova says:

    Pak Kurnia Winata, apakah diperbolehkan saya share ke blog saya? *tetap ada nama blog dan nama Pak Kurniawan. Terima Kasih

  12. FPI DAN FBR PERLU DICARIKAN SOLUSI YG BAIK.
    EKSISTENSI MRK PERLU DISALURKAN YG POSITIF.
    KALAU DILAWAN DGN KEKERASAN AKAN BERDAMPAK NEGATIF!
    INI PR PERTAMA UTK JOKOWI DAN BASUKI

  13. Jessica Gabriella says:

    jangan mentang-mentang kami hanya numpang disini lalu kalian seenaknya saja ngata”in kami, kami juga manusia, makan nasi seperti kalian, kalau dosa kami di masa lampau memang tak bisa di maaf kan, lalu bagaimana dgn dosa kalian, apakah kalian tidak sadar akan apa yang kalian lakukan? kami dulu bukannya tidak mau menjadi warga indonesia ka,mi namun kami hanya ingin keturunan kami punah. mungkin kalian boleh berkata seperti itu, namun lihatlah, sekarang ini kami telah jauh lebihn sukses dari kalian, kami bukan sombong namun kami hanya ingin menunjukan keberhasilan yang kami raih. dahulu, kami susah, namun sekarang kami telah makmur, dahulu, untuk mencari sesuap nasi kami harus bekerja keras, namun sekarang sangat mudah kami mencari nasi. saya sangat menentang artikel ini, ini merupakan sebuah hinaan besar bagi etnis tionghoa. saya memang baru 12 tahun, dan itu artinya pemikiran kalian tidak lebih dari anak usia 12 tahun. harusnya kalian malu akan hal itu.

    • Jessica Gabriella yang baik, di alam maya ini tidak penting berapa umurmu secara biologis. Yang dapat dihitung adalah sikap kita dalam menanggapi sesuatu. Dalam hal ini saya sarankan Anda untuk memahami sampai tuntas terlebih dahulu sebelum memberi tanggapan secara emosional 🙂

    • enzer31 says:

      hehehe kaya cuma baca separo ni orang.

    • saya rasa anda tidak usah tanggapi artikel semacam ini belum tentu benar sumbernya, sejarah yg dia tulis aja bnyk yg slh dan tdk bnr, menurut saya artikel ini hanya membuat provokator karna sumbernya bnyk yg tdk bnr. jika benar org2 pribumi dari dulu berbuat kejahat terhadap wrg keturunan sejahat thn 98 itu maka bangsa ini terkutuk & skrg di hukum sama yang di atas maka bangsa ini sampai skrg tdk bs maju2, hrs ingat bangsa ini dulu nenek moyong kita bnyk belajar dari nenek moyang org tionghoa dari sebagian budaya smp makanan yg kita merasa punya indonesia tp ternyata asal usulnya ternyata dari org tionghoa juga ada dan tanpa klian sadari bahasa indonesia kt pake terkadang bahasa tionghoa juga dari makanan smp nama brg, satu lg tanpa kt sadar dr org2 tionghoa sk lakukan bisnis dagang sebagian kita bljr dri mrk jg, saya sebagai org pribumi indonesia sangat tdk setujuh jika ada klian intimidasi org2 tionghoa saya sebagai bangsa indonesia meminta maaf ke semua wrg keturunan tionghoa jika dulu saudara2 kami ada kekerasan terhadap org2 tionghoa. jika kita punya pemikir maju untuk negara ini kita hrs atau slhny dimana bangsa ini kita bs lihat contoh negara tetangga kita mrk sngt haragai wrg keturunan bakan pemerintah mereka akui negara mrk maju karna ada wrg keturunan tionghoa yg pinter dagang dn mrk sm bnykn dagang secara ekonomi jadi bgs, berita pernyataan pemerintah malaysia ini saya baca dr kompas. jadi hanya satu kata kita jgn cuma bisa sirik terhadap mrk tp kita patut belajar sprt mrk

      • Khairul Amin says:

        seandainya ada reperendum memilih tionghoa menetap atua mengusir anda ta sendiri jawabanya … seperi masarakan ,, ketika di jalan raya melihat satlantas psati … aa/ dan secara psikologis masarakat indonesia terhadap polisi … begitu juga rakyat indonesia melihat warga keturunan … ,

      • Irish says:

        Mas, saya daritadi hanya baca tulisan ini fitnah, banyak yg salah dll..

        Mas si pemulis blog mencantum referensi buku dan artikel yg mengangkat hal hal fakta yg mas bilang bohong ini.

        Kalau mau menyanggah bok kasih referensi sanggahan. Buku diterbitkan atau artikel yg dipublis dalam dokumentasi formal ataupun apapun lah.

        Jelaskan yg beda apa? Bukan cuma bilang “ini salah” “ini bohong” “ini fitnah” zzzzzzzzzz ngantuk mas bacanya

    • mungkin, kalian lebih sukses, mungkin..berapa emg perbandingan populasi etnis kalian sama yg pribumi? indonesia populasinya 200jt lebih hmpr 300jt, etnis kalian ada brp persen di sini?? mungkin kisaran 5%, apakah yg 5% itu sukses smua?..inget ya, sukses bukan diukur dgn uang yg kalian punya..
      rata2 negara dgn populasi tinggi emg susah diatur n susah maju, byk kriminalitas, contoh: india, RRC, indonesia.. kecuali semacem US, mereka populasi byk karena byk jg org2 luar yg emg brkualitas pindah kerja ke sana n tinggal di sana, tp tentunya mereka jg gak lepas dr isu kemiskinan dan kriminalitas, malah isu kriminalitas mereka lebih parah dan edan..cuma smua hal itu gk diekspos media sana, cuz media mereka lebih mngutamakan pendidikan…

    • toto says:

      Kurasa orang2x yg sifatnya kyak beginilah yg paling menghambat persatuan dan kerukunan yg akhirnya juga merugikan etnis tionghoa sendiri.Mumpung anda masih termasuk katagori orang dewasa maka saya anjurkan kedepannya supaya anda banyak belajar berkomentarlah dengan kata2x yg bisa diterima oleh semua pihak dan jangan mengandalkan emosi anda yg kelihatannya seperti mempamerkan suatu sifat yg angkuh dan sombong yg sama sekali tidak bermanfaat bagi pembaca malah menimbulkan kemuakan dan tidak simpatisan terhadap anda sendiri.

      • toto says:

        Kurasa orang2x yg sifatnya kyak Jessica Gabriella beginilah yg paling menghambat persatuan dan kerukunan yg akhirnya juga merugikan etnis tionghoa sendiri.Mumpung anda masih termasuk katagori orang belum dewasa maka saya anjurkan kedepannya supaya anda banyak belajar berkomentarlah dengan kata2x yg bisa diterima oleh semua pihak dan jangan mengandalkan emosi anda yg kelihatannya seperti mempamerkan suatu sifat yg angkuh dan sombong yg sama sekali tidak bermanfaat bagi pembaca malah menimbulkan kemuakan dan tidak simpatisan terhadap anda sendiri.

    • godhong suruh says:

      jessica , ada sejarah panjang bukan hanya karena jika 100 perkara pemerkosaan sekalipun dan kekerasan terhadap orang cina. bukan perkara ‘menumpangnya’ :
      tapi, Jessica, ada urusan politik, kekuasaan, dan kerahasiaan masa lalu.
      jesica, orangorang cina yang sengsara pada waktunya itu akibat rentetan tumpukan masalah yang mungkin disebabkan juga oleh perbuatan-perbuatan rahasia usaha, lebih dari sekedar menyambung hidup warga tionghoa di indonesia, tetapi ada rahasia-rahasia lain yang pada suatu waktu menjelma menjadi ketidak seimbangan antara pribumi dan orang cina.
      Saudari Jessica, karena tumpukan rahasia-rahasia dalam kehidupan (yang sebenarnya lebih diketahui) warga cina sendiri itulah maka salah satunya , telah terjadi, peristiwa warga cina/tionghoa jadi tumpuan kemarahan. apakah kamu percaya juga dengan Tuhan? barang siapa menanam sesuatu yang menyakitkan orang lain ::: entah itu yang dilakukan leluhurmu, atau orang orang cina selain leluhurmu, terhadap orang di sekitarmu suku lain warga pribumi, mungkin juga suatu saat mereka membalaskan kepada anak keturunan orang-orang itu.
      semuanya ADA awalnya Jesica. tetapi sebaiknya kamu mencari tahu di internet atau tanya ke ahli yang tahu sejarah kedatangan bagsa cina ke indonesia, apa penyebab pribumi marah. sebenarnya bukan karena kaya dan kekayaan tetapi lebih kepada kehormatan bangsa indonesia sendiri.
      bangsa , negara indonesia dan yang pribumi dihujat dunia karena kekerasan terhadap orang cina.
      Tetapi dunia tidak mau tahu rahasia-rahasia orang-orang cina di Indonesia.
      Lihatlah bagi pribumi sekarang, : pengusaha sukses cina diberi hormat tangan oleh polisi, saat lewat di dekat polisi yang betugas lalulintas, sementara warga pribumi tak satupun diberi hormat tangan oleh polisi.
      sebagian Pendapat warga tionghoa/cina memanfaatkan peraturan indonesia yang lemah, JIKA TIBA saat nya indonesia mengambil langkah hukum yang pasti atas apa yang sesuai bagi masa lalu , semua akan dituntut, jessica. (ini impian kita)
      Belajar banyak cari tahu dari apa yang telah dilakukan orang cina di Indonesia sejak dari jaman kuno di Indonesia < Jessica, supaya kita sama sama ngerti sebab dan akibat,
      Warga pribumi akan dihujat oleh dunia terus-terusan jika selalu jahat kepada orang-orang cina,
      Jessica , jika suatu saat kamu menemukan fakta/kenyataan , entah itu kebaikan ataupun keburukan orang orang cina di Indonesia dari berita pihak di manapun termasuk internet, karena semuanya juga berasal dari jeritan hati orang yang tahu bagaimana kejadian yang dilakukan orang-orang cina sebelum kamu lahir yang masalah lampau itu menjadi sumber diskusi masa kini, ATAS KENYATAAN ITU KITA HARUS rendah hati, lapanG dada, walupun berat. kita manusia tak luput dari kesalahan.
      NEGARA kita INI PUNYA LANDASAN DAN PENDIRI dan asal usul bangsa yang jelas, dan kehendak dan cita cita masa depan, setiap jengkal tanah indonesia ada penduduknya dari suku aceh sampai suku papua, jika kami tepecah negara-NEGARA lain akan melihat kembang api BESI buatan-BUATAN mereka menyala di langit NUSANTARA..

      salam, untuk Jessica dan Penulis

      • Irish says:

        Wwaduh mas..kalau memang bener leluhur kita ada yang salah, kenapa marahnya sampai ke kita yah?

        Artinya mas, sama2 belajar..yg satu belajar tidak berprasangka buruk atau curigation..yg satu belajar jangan mendendam..SAMA2 BELAJAR..

        Nah mas nya percaya tuhan kan? Nah perbuatan membunuh ataupun memperkosa ataupun membantai tidaklah akan pernah dibenarkan di mata tuhan..ITU PASTI..YAKIN SAYA..

    • godhong suruh says:

      permisi Jessica>

    • jap says:

      setiap suku minoritas diatas bumi ini, dipelosok mana saja sama,,tidak peduli minoritas itu kaya atau miskin, pinter atau bodoh akan dihina atau dianiaya oleh suku mayoritas yang lebih kuat dan berkuasa, tapi kalau suku minoritas tersebut masih punya induknya ditempat lain, juga harus dilihat apakah induknya itu cukup kuat, cukup berkuasa, cukup berpengaruh, cukup disengani dan punya kemampuan untuk membela anak2nya yang memang berkelakuan baik diluar sana, kalau induknya disana memang hebat seperti diuraikan tersebut diatas, pastilah anak2nya diluar sana tidak akan dihina atau ditindas oleh mayoritas ,paling tidak yang mayoritas perlu pikir 2 -3 kali untuk mengganggu mereka. Ibarat peribahasa : “Mau memukul anjingpun harus melihat itu anjingnya siapa”
      Jadi, sebagai minoritas kadang harus menerima nasib apa adanya, terkadang memang harus selalu tahu diri dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada, jangan mengundang hal hal yang tidak perlu datang mengganggu si minoritas itu sendiri.
      Contoh : katakanlah orang amerika/inggeris/yahudi/arab saudi/perancis yang tinggal di negara lain tapi merupakan suku minoritas disitu, namun terlindung minoritas tsb karena mereka merupakan minoritas dari bangsa hebat yang disegani didunia/diatas bumi ini.
      Jadi, tidak perlu anehlah, hukum alam memang demikian, ortumu kaya raya, berpengaruh, hebat, apalagi sering menyumbang besar di sekolahanmu, pasti guru2 bahkan kepala sekolah sekalipun harus hati2 dan sopan melayani si anaknya.
      peribahasanya : uang dan kuasa dapat merubah keadaan.
      Hidup memang demikianlah, jangan dipusingkan berlebihan, yang penting kita perlu belajar bagaimana caranya dapat membangun minoritas menjadi hebat, disegani dan dihormati………………………….

      From noname minoritas.

  14. Jessica Gabriella says:

    jika dahulu kalian berfoya” atas kemakmuran kalian, dan kami menangis iba atas kematian sanak saudara kami yang telah kalian bunuh, maka sekarang kami bertanya besok makan apa, namun kalian bertanya besok makan tidak. ini adalah hasil kerja keras kami, etnis tionghoa. bukan dari hasil mencuri seperti yang sekarang banyak terjadi. mungkin kalian akan berkata “alah, anak kecil aja banyak ngomong, tau apa sih lu?” namun jangan lah kalian mengumpat dari kenyatan ini, bahwa pemikiran kalian tidaklah lebih dari anak usia 12 tahun. terima kasih. saya doakan semoga tuhan mengampuni dosa kalian.

    • Meydiano Ichiko Olivia says:

      heh bocah ! lu baca dulu dari atas sampai bawah baru maki-maki !
      ini bukan penghinaan, ini penjelasan kenapa ada jarak antara pribumi sama chinese
      mungkin karena penjelasan nya terlalu panjang jadi lu kurang ngerti kali yah
      gua aja chinese benteng bisa maklum dengan penjelasan ini,
      this is what ppl calling bout explain, not insult the other loh -_-

    • opi says:

      woi bocah baca ampe selesai baru lo koment
      GUOBLOK

      • Nggak perlu marah-marah gitu dong. Nggak apa, tiap orang kan harus melalui proses belajar. Maaf, saya hapus beberapa komen yang lain. Saya nggak ingin tempat ini dijadikan ajang saling memaki. Tapi terimakasih lho sudah mampir 🙂

    • Christ says:

      Nonik yg masih 12 tahun.
      kalo mau marah2 baca dulu sampai habis.
      kita bukan mau ngatain km masih bocah, tp emg kamunya yg belum bisa memahami arti tulisan org lain.
      dalam artikel di atas tidak ada sedikitpun unsur yg menjatuhkan etnis kita (tionghoa, krn aku jg tionghoa).
      makanya lain x dibaca dulu dan dipahami sampai habis, jgn baca cm bbrp baris trs marah2 ^_^

    • Anto Basuki says:

      Nonik,…tulisanmu terlalu dewasa utk usia 12 tahun,…cuman belum cukup dewasa dalam berkomentar. Banyaklah membaca terlebih dulu, sebelum berbicara…itu akan membuatmu menjadi pribadi yang bijak.

    • toto says:

      Jessica Gabriella..kicauan kamu semakin parah dan tak bermanfaat sama sekali ya…

    • Irish says:

      Kayaknya bukan tulisan bocah..ngaku2 bocah tapi provokator palingan..zzzzzzz

  15. Anggie Setiawan says:

    ada beberapa fakta yang ingin saya ralat dari posting ini
    1. tidak semua etnis tionghoa itu berkulit kuning dan bermata sipit
    2. kami tidak mencuri apa-apa dari kalian
    3. memang banyak etnis tionghoa yang memiliki KTP bangsa china itu pun semata-mata karena pengurusan KTP indonesia sangat sulit
    4. kami menduduki tingkat perekonomian tinggi karena memang itu hasil kerja keras kami
    5. kami menjadi pintar atas dasar usaha kami sendiri dan tidak bermalas-malasan seperti kalian
    thanks, tolong lain kali koreksi ucapan anda..

    • Terima kasih perhatiannya.
      Tolong lain kali Anda baca terlebih dahulu secara lengkap sebelum mengoreksi 🙂
      Bukan hanya tulisan saya, tapi juga tulisan orang lain.
      Pahami dahulu pendapat orang lain sebelum menghakimi, karena itulah sumber utama perselisihan di antara manusia.

    • kocrot labamba says:

      Cina perusak segala hal,cina itu gak perlu d bela,klo mang cina itu bagus d indonesia cina pasti gak akan mau d bumi hanguskan,kalian cina tionghoa pencuri dan penipu

      • Halo Kocrot,
        Saya yakin Tiong Hoa memang tidak ingin dibumihanguskan. Siapa sih yang mau.

      • kocorot manusia seperti anda lha yg merusak negara dan bangsa ini, jika benar dulu kita ada slh hrs malu knp smp berbuat tdk manusiawi apakah panas sebagai sesama manusia yg punya hati dan agama apakah krn kita hanya sirik terhadap mrk dngn alasan mrk perusak

      • Felix J.Wang says:

        @ kocrot_lamamba ( sang Pribumi kampungan ) : Loe ngakunya pribumi Indonesia atau “orang Indonesia” ( mungkin ) tetapi TIDAK DAPAT MENULIS DENGAN TATA BAHASA YANG BENAR … ketahuan Anda ini memang SAMPAH. Pakai OTAKmu … kalau loe bilang “China perusak segala hal”, lihat deh, di Indonesia ini ( dari contoh yang paling sederhana ) … apakah lalu lintas bisa setertib di Singapore ( mayoritas penduduknya etnis Tionghoa ) atau di USA ? Pelanggar rambu lalu lintas mayoritas siapa ? PRIBUMI ! Para petinggi POLRI siapa ? PRIBUMI yang mayoritas otaknya ngga sanggup mengatur lalu lintas & lebih mementingkan duit daripada ketertiban …

        Yang LEBIH merusak negara ini adalah orang yang “merasa pribumi” atau “mayoritas” itu … yang umumnya tidak bisa diatur atau tertib sesuai aturan yang telah mereka rumuskan sebagai undang-undang. Belum lagi korupsinya … .

  16. Sangat bagus. Terima kasih

  17. Namo says:

    masa lalu biarlah berlalu dan dijadikan sejarah
    saya akhirnya mengerti kenapa warga keturunan tionghoa bergaul secara eklusif. Tapi perseteruan dan menutup pergaulan hanya membuat oang keturunan pribumi semakin gelap mata. Anda tentu tidak ingin kejadian pahit runtuhnya orde baru terjadi lagi. Anggaplah dulu benar orang pribumi mendiskriminasi kalian, tapi apakah kini juga kalian ingin didiskriminasi dengan memisahkan diri dari pergaulan….

    • Benar sekali Mas Namo. Saya menulis ini bertujuan ke dua arah. Pertama ke “pribumi” yang selalu memandang penuh curiga ke keturunan Tiong Hoa dan ke keturunan Tiong Hoa yang enggan berbaur dengan “pribumi”. Saya berharap keduanya dapat menurunkan tirai prasangka masing-masing. Tanpa usaha kedua pihak, saya rasa kedamaian sejati tetap akan jadi angan-angan belaka 😦

      • ini bener banget mas,memang kadang orang keturunan tionghoa itu sedikit enggan berbaur karena merasa terpojoki dan memiliki suatu Ketakutan terhadap orang asli Indoensia melihat terjadinya kejadian2 dimasa lalu yang begitu menakutkan bagi orang2 keturunan,tapi biarkanlah masa lalu menjadi pelajaran dan kita ambil saja hikmahnya,yang penting kehidupan sekarang kita bisa sama2 mengerti satu sama lain,saling menghargai,bahkan berjuang bersama untuk menajga kebersihan negara kita,karena kita satu negara dan satu idealisme PANACSILA ! 😀

      • Irish says:

        Hooh bener..gua sih jujur yah. Kadang emang bener dgn alasan krn kasus 1965, 1998, krn alasan sering didiskriminasi sama tetangga atau pelecehan rasis sejak kecil (disuit2 dipanggilin amoy lah, putih lah, cina lah) ada beberapa tante suka ngomongin duh kok temenan sama non-tionghoa.

        Tapi untungnya papa mama gua, gak sampai yang close minded people. Mereka ajarin kita anak2nya temenan sama yang mau temenan sama kita. Siapapun itu. Walau dr kecil kita sekolah di sekokah yg isinya anak tionghoa, kita tetep diajarin terbiasa interaksi ke warung atau tegur sapa sama para abang langganan depan rumah (dr tukang sayur, bubur ayam, gorengan, rujak, becak, sagu rangi, siomay, sate, etc LoL emang banyak abang langganan rumah kita) haha Oh bahkan kita disuruh tegur sapa supir pabrik papa gua. Dan dia baek banget sama kita, sampe datang tinggal rumah pas 1998, takut kita kenapa2 karena papa gak bisa pulang dari pabrik.

        So even ada bad moments kita interaksi sama yg catcall ataupun resek ataupun rasis yauda. Karena yg baek sama kita juga masih banyak.

        Sekarang pun gue deket sama 1 genk LoL..yg cici gue sendiri 😀

    • sofi says:

      sangat setuju. good commeent

  18. Bayu says:

    hiih…. pas baca pembantaian jadi serasa rumahku yang di hancurkan massa.
    Tapi saya baru liat artikel mirip ensiklopedia kayak gini.. Keren deh blognya.
    Saya juga ada pertanyaan buat anda:

    -Mesin waktunya beli di mana??

  19. Asuu Kurap says:

    mungkin ulasan di blog anda sesuai dengan kenyataan, tapi yg tidak anda sadari ada tulisan2 di blog ini yg secara tidak langsung menebar kebencian thd etnis cina, satu hal lagi Ahok memang sengaja dipasang Prabowo utk tujuan menebar kebencian dan menimbulkan isu SARA, begitulah taktik licik Prabowo. wasalam

    • Terimakasih atas masukannya. Terimakasih juga sudah membaca tulisan panjang ini dari awal sampai habis. Buat saya, lebih baik berani melihat kenyataan daripada berada dalam kedamaian yang dibangun dari kebohongan. Karena itu kedamaian semu. Rapuh. Dan hasilnya nanti malah mungkin meledak saat katupnya sudah tak kuat lagi 🙂

  20. Putra says:

    Ini Mengandung SARA..
    Anda Jangan Diskrimintatif..
    Lihat Dari Sisi Positifnya..
    Misalnya Olahraga Bulutangkis..
    Keturunan Cina/Tionghoa Melambungkan Nama Indonesia ke Kancah Internasional sperti Lim Swie King,dll..
    Trima Kasih..

  21. Mr X says:

    Bagus sekali artikelnya

    Mantabbb 😀

  22. qiwhdajksnaiusdkjhb says:

    Mas Kurnia..Saya ras Tionghoa
    Tulisan nya bagus…saya kira tulisannya tentang pelecehan ras Tionghoa. .
    Setelah baca sampei selesai ternyata inti yang saya tangkap : kebencian2 negeri kita terhadap ras Tionghoa timbul dari berbagai pelosok masalah, masalah yang rumit yang hampir smuanya didalangi penguasa(penjajah)..bener ga sih?
    Saya pribadi sangat sedih terhadap kaum saya..kaum saya seakan menjijikan untuk ras lainnya, sedikit saja kesalahan kami buat dan sangat besar hukuman menanti
    (Contoh : kasus delman dan sedan di bandung, saya ga tau gimana cerita lengkapnya, intinya terjadi tabrakan, karena yg punya sedan[sipit] marah & memukul delman, maka korban nya merembet menjadi semua toko2 Tionghoa di lempari & dijarah & katanya sih ada yg diperkosa jg)
    Saya gatau ada dosa apa jaman dulu nya, mungkin kalo berdasarkan blog ini, kaum Tionghoa dulu menjadi pernah bawahan VOC yah?
    Masalahnya ,saya bukan bawahan VOC..
    saya lahir di tanah Indonesia..
    saya hanya bisa bahasa Indonesia & sedikit sunda..
    taruh saya di negeri Cina dan saya akan berakhir di kantor polisi karena dianggap bisu & tuli
    Saya cuma bisa ngomong Wo Ai Ni
    Tolong buat yg rasis, coba lebih terbuka lagi..
    Saya salut sama Amerika, mereka yg kulit putih rasis terhadap kulit hitam(Afrika) , sampai ada KKK segala
    Tapi seiring waktu berlalu, dibuat sanksi/hukuman bila melakukan kriminal terhadap korban yg berbeda ras..namanya hate-crime (http://en.wikipedia.org/wiki/Hate_crime)
    dan seiring berjalan waktu, Obama (kulit hitam) jadi presiden
    Mereka begitu menghargai perbedaan ras~
    Maaf kalo panjang2..maaf kalo ada yang tersinggung..
    Bersatu kita teguh!

    • Terimakasih. Saya menulis ini juga berawal dari rasa heran saya akan kebencian pada etnis Tiong Hoa yang membabibuta. Jelas berakar secara budaya. Dan kebetulan buku-buku yang saya baca mengungkapkannya satu persatu.

      Tentu tidak mengapa berkomentar panjang-panjang, tulisan saya juga panjang. Terlalu panjang malah 🙂

    • naah yg amerika qm cerita itu sejarah nyata, itu lha di sebut negara yg demokrasi, di negara kita belum bisa demokrasi krn bentok dengan agama & ada brp agama di negeri kita di negeri ini yg fanatik juga banyak krna agama yg provokator juga bnyk, maka disitu lha jadi ada gesekan jadi benci ras, karna ras yg menentu dia memeluk agama apa kita bisa lihat negar timur yg di sana smp skrg mereka juga saring membenci saring membantai. saya tegaskan yg kurniahartawinata tulis sy lihat intinya dari dulu org2 tionghoa itu di benci dan di bantai dimana mana mau dari jaman raja jawa smp VOC smp ORD LAMA & smp ORD BARU, secara harusnya provokator memberitahu bangsa ini memang wrg keturunan tionghoa itu untuk di bantai. knp saya bisa ngmg sprt itu karna wkt kurniahartawinata buat artike ini pas ahok yg seorang turunan tionghoa lg mau jd cawagub bnyk yg bertengtang dngn ahok secara harus ajak msyrkt pribumi anti cina, makanya hati2 yg baca ini krn sejarah yg di tulis bnyk tdk bnr jika ada yg bnr tp tdk sprt itu ceritanya

  23. WONG CILIK says:

    PKI sebutan yang cocok bagi koruptor di indonesia karena KORUPTOR = produk kolonialisme yg masih awet sampai sekarang. Mau tahu PKI = Pokoke Kantonge Isi (sebutan keren para koruptor Indonesia sekarang).
    Agama = ageman pakaian untuk kedok kejahatan manusia terbaik sekarang. Lihat Yang terhormat Saudara LHI dan AF belum lagi penghinaan terbesar pencetakan ALQuran dipilih sebagai mesin duit sebuah partai dan semua ini dilakukan oleh warga yg mengaku Pribumi.
    Bencana alam sudah menunggu kita semua penghuni tanah Indonesia (china, jawa, batak, sunda, ambon, dll) dengan memakai kedok agama dan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Dan menggambar mati Tuhan Allah penguasa alam semesta ini.
    Jadi BRO di jaman sekarang tidak jamannya berbicara SARA tetapi lihatlah:
    1. AKHLAKNYA (SECARA ISLAM), atau
    2. KASIH (SECARA KRISTEN/KATOLIK),
    3. ROSO KAMANUNGSAN (CARA JOWO).
    Apabila manusia indonesia tidak memiliki salah satu dari 3 hal ini maka sebuatan dia = PENGKIANAT NKRI sekaligus PENGANUT ANTEK BELANDA/KOLONIALISME.
    Manusia yg melanggar hal ini wajib dimusnahkan dari bumi NKRI.
    Ingat pemilu Gubernur DKI jakarta = bukti bahwa rakyat jakarta sudah sadar akan kebohongan lidah tak bertulang dari pendahulunya yg sok agamis tapi tak berakhlak alias Jarkoni (iso ujar rabiso nglakoni= hanya bisa omong tak bisa jalani).

    revolusi alam
    wong cilik

  24. mustika says:

    Bole2 aja menguasai perekonomian tp jgn menghalalkan segala Cara donkk

    • Tentu. Untuk semua hal sebaiknya jangan menghalalkan segala cara. Tapi maaf, saya tidak paham konteks dari komentar Anda 🙂

    • Bang Jampang says:

      jangan menghalalkan segala cara ? lebih tepatnya kalimat ini ditujukan kepada pemuka agama yang menggunakan ayat2 kitab suci sesuai keperluan & tujuan pribadinya sendiri.
      Tepat juga ditujukan kepada para Politikus, yang lebih mungkin meng-HALAL-kan segala cara. Politikus biasanya bersekutu dengan para pemuka agama, karena para pemuka agama yang biasanya memiliki Massa ( pengikut).

      Politikus dan Pemuka agama , menghalalkan segala cara demi Harta Wanita & Tahta

  25. diskon says:

    yang tahun 80 kok gak ada, lebih dahsyat daripada 98 lho, maklum, tahun 80-an bukan takut sama polisi tapi takutnya sama garong

  26. Indonesia tanah Kelahiranku, disini aku dilahirkan, di Tanah Borneo oleh orangtuaku
    Indonesia tanah airku, disini aku berdiam dan tinggal diatas tanah Borneo – Indonesia, disini juga saya minum airnya.
    Indonesia Tanah Tumpah Darahku, di Indonesia, telah banyak darah orang Tionghoa terdahulu menumpahkan darahnya, ditumpahkan darahnya, tertumpah darahnya. Mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua.
    Indonesia Tanah Tercinta, walaupun sudah menumpahkan darahnya, menneteskan air matanya, mengujurkankan keringatnya. dihina, dicaci maki, difitnah, dibenci dsbnya. TETAP CINTA INDONESIA.
    INDONESIA RAYA, Indonesia yang Raya ini, disini kami orang Tionghoa membangun Negeri ini.
    Bukan Seperti Amerika, Portugis, Spanyol, Belanda, JEPANG yang menjajah INDONESIA, yang mengambil SDA Indonesia secara Paksa.
    Kami Bangsa Indonesia, yang bekerja, mengumpul rupiah demi rupiah untuk membangun keluarga, perekonomian, pendidikan di INDONESIA.
    Kami Bangsa Indonesia, kami bisa membaur dengan semua orang diseluruh Nusantara, bukan hanya di Jawa untuk Jawa, Dayak untuk Dayak, Sunda untuk SUnda.
    Kami Bangsa Indonesia selalu saling membantu, bukan ISLAM untuk ISLAM, Kristen untuk Kristen, Katolik untuk Katolik, BUdha untuk Budha. Kami untuk sesama umat manusia, bukan seperti “Untuk Sesama Ummat” kami adalah untuk sesama Umat Manusia’

    KAMI ADALAH MANUSIA MANUSIA KORBAN POLITIK

    KAMILAH YANG ASLI INDONESIA bukan MEREKA.
    Salut buat Pak Kurnia Harta Winata. Tetap berkarya dan publikasikan kepada Semua Bangsa Indonesia.

  27. Moh Rifky Setiawan says:

    Etnis Tionghoa pada awalnya adalah pendatang dari luar negeri,dari negara China,pada saat generasi pertama mereka datang ke Indonesia.Pada saat itu China adalah sebuah negara yg sangat miskin&sengsara,lebih miskin dari Indonesia.Sebuah negara komunis yg sangat menutup diri terhadap dunia luar,sangat sedikit pengaruh negara luar yg didapat,negara tanpa agama(seperti Korea Utara pada saat ini),negara dgn pemerintah yg kejam,yg menyuruh rakyatnya untuk bekerja keras,kemudian harus menyetorkan semua hasil kerjanya kepada pemerintah.Oleh sebab itu kemudian penduduk China menyebar ke seluruh dunia,termasuk ke Indonesia.Setelah sampai di tanah yg baru&mendapatkan kesempatan mencari nafkah di tanah yg baru,seharusnya etnis Tionghoa bisa bergaul&membaur dengan penduduk lokal,saling bantu-membantu dengan penduduk lokal,tidak bersikap diskriminasi terhadap ras lain.Namun kenyataannya,mayoritas etnis Tionghoa tidak bisa bergaul&membaur dengan masyarakat pribumi,mengeksklusifkan diri,menganggap derajat mereka paling tinggi dibandingkan ras lain,sehingga membuat mereka bersikap diskriminasi secara semena-mena terhadap warga pribumi.Situasi ini telah berlangsung ratusan tahun,dan siap meledak sewaktu-waktu seperti bom waktu.Dan puncaknya adalah Kejadian Mei 1998.Setiap kejadian pasti ada hikmah yg bisa diambil,yg bisa membuat kita berintrospeksi diri,supaya kejadian Mei 1998 tidak akan pernah terulang lagi.Pembauran itu indah,karena bisa membuat bangsa dan negara tercinta kita ini lebih maju.Sudah saatnyalah semua ras yg hidup dibumi pertiwi ini bersatu,bersama-sama membangun negeri ini supaya lebih disegani oleh negara2 lain. Bravo Indonesia dimasa yg akan datang !!!!!!!!!

    • masalah ini memang soal pelik, karena arus imigrasi dari dataran cina memang datang bergelombang-gelombang. bahkan sejak indianiasi belum terjadi di nusantara.ada generasi yang berhasil membaur, ada pula yang gagal. tapi semoga mulai sekarang kita semua bisa hidup damai 🙂

      terimakasih atas tanggapannya 🙂

  28. Joe says:

    Trlalu pinter yg nulis ni artikel, wkwk, kebetulan yg comment disini ampas otak2 bgo, pantesan lu rakyat indo ga maju2 ,, kasian….

  29. Simon Jonathan says:

    ooo . . . Ternyata gitu dulunya.
    ternyata salah jika kita membenci etnis tionghoa, karena juga tidak ada satupun ras bangsa Indonesia ini yang dpt dibenci.
    Malah saya pribadi seakan mulai membenci kaum penjajah, khususnya Belanda.
    Ini hanya pendapat saya. Bagaimana menurut mas Kurnia??
    . . . .
    btw, mantap kali nieh risetnya. 4 jempol 🙂 buat ni blog.
    jadi nambah otak sy . .
    hhh . . .

    • terimakasih untuk jempolnya 🙂

      menurut saya, yang sudah terjadi ya sudahlah terjadi. kita cuma bisa mengambil pelajaran darinya. kebencian jangan sampai dipelihara. kita semua yang akan rugi ^_^

  30. Siswanto says:

    Sebenarnya Kalau kita mau jeli, Bukan hanya warga tionghoa saja yang mengalami kepahitan. Cuma karena terlihat maka disorot. Kita semua Indonesia tapi dalam realitanya persamaan hak dan kedudukan sering terabaikan karena ada penyakit yang mengrogoti orang Indonesia..
    1. Masalah Sarah terkadang menjadi dominan bila Prikeadilan dan Prikemanusiaan telah hilang karena kesejahteraan menurun.
    2. Berkuasa terkadang di indentikkan dengan uang yang banyak dapat membeli apapun termasuk harkat dan martabat, juga sarana mengadu domba untuk kepentingan pribadi.
    3. Korupsi adalah bagian dari suatu penyakit kronis tetapi penyakit yang membuat korupsi adalah Nepotisme sebagai akarnya.
    4. Pengetahuan moral kebangsaan yang semakin menipis karena tidak di ajarkan secara frontal seperti jaman kemerdekaan.

    Demikian penilaian saya tentang Tulisan anda, saya usulkan jangan hanya Tionghoa coba lebih kepada Bangsa Indonesianya juga anda tulis. Karena Kita semua Bhineka Tunggal Ika. Sebatas Tulisan di kaki Burung Garuda. Jaman sekarang Kekuasaan dan Politik kadan menjadi Dominan dan sangat berbahaya untuk kepentingan Individu dan Golongan.
    Tulisan anda layak dapat bintang pa Kurnia

    • Benar sekali Pak Siswanto,
      masalah kita memang pelik dan banyak sekali 😦

      • anti cina says:

        Hey cina,
        Kalian itu hanya NUMPANG
        Jadi jangan sok sok bilang “kami ini juga manusia, cuma cari makan”; “kami itu hemat, pintar cari uang ” anjrit buapaklo lo tuh ! Klen tuh sukses karna klen tu pada penipu semua, ! Pada zaman orde baru klen pinjam uang ke bank tanpa jaminan , waahhhhh…. Setelah usaha nya bangkrut pindah ke luar negri trus usaha diasuransikan bangunan, pabrik , mall dsb semuanya diasuransikan . Nah kira kira mau bangkrut dibakar tuh aset-aset biar dapat uang . Dasar Picik. Trus kalok di toko toko gitu kalok belanja suka nipuin , jual obat pemutih kulit eh ternyata isinya gak sesuai sama yang ditawarkan. Jual ATK harganya dimainmainin , mentang yyang beli anak anak . Trus ada lagi nih cina penipu , pura pura cacat supaya dibeli barangnya , eh ternyata besoknya jumpa lagi di suatu temap dah jalan normal ! Ckckckckck

        Macam mana cina gak cepat kaya ???
        Pulaknya gini tabiatnya
        !!!

      • Halo Agung Kurnia yang baik,

        Sayang sekali kita semua ini hanyalah penumpang. Kita semua yang berada di nusantara ini adalah campuran dari berbagai imigran yang datang dari arah utara. Berbagai bangsa dari berbagai generasi datang secara bergelombang ke tanah yang sekarang kita sebut Indonesia.

        Saya prihatin akan pengalaman Anda dalam berhubungan dengan keturunan Tiong Hoa. Saya yakin itu menyebalkan. Saya juga pernah mengalaminya. Saya berharap kita semua cukup dewasa dalam menghadapi persoalan. Jangan sampai kebencian kita membuat kita gelap mata.

      • Irish says:

        Wah anti cina,

        Untung sekali saya gak jadi seorang pendendam kayak anda yah..alhamdulilah, puji tuhan, namo amitabha..

        Walau saya dari kecil umur 9 taon naek sepeda dipanggil2 sama tukang bangunan..tangan ditarik tukang bajaj pas umur 11 taon..ngocok sambil manggil2 pas lagi nunggu mikrolet zaman umur 14 taon..untuuung banget untuuung tuhan masih cinta gue, dikasih hati dengki-free

        Untuuuung saya gak anti non-tionghoa..untuuuuung sekali..lihat manusia rasis seperti anda membuat saya bersyukur, hidup ku tanpa dendam dan beban..

  31. Black_Claw says:

    Kalau pengalaman saya, yang berkasus ini sebenarnya kesalahan orang Cina yang ga bergaul, tapi bawa-bawa nama etnis. Coba pikir, orang Arab yang brengsek persentasenya sama saja dengan persentase kebrengsekan suku lain. Toh orang Arab lebih diterima di Indonesia. Karena mereka bergaul. Mudah kawin campur, dan menggunakan bahasa lokal tempat dia mendarat sebagai bahasa utama untuk anak-anaknya.

    Hal ini mungkin dipermudah karena agama mereka sama dengan mayoritas bagi mereka yang datang belakangan. Bagi mereka yang datang pra-islam di Indonesia, mereka selain berdagang juga menyebarkan agama.

    Hal ini berbeda dengan mayoritas orang Cina yang datang berdagang doang. Mau han, tiocu, khek, semuanya dagang tok. Ga ada yang datang nyebarin konghucu sekalian dagang. Akibatnya sedikit pula yang kawin campur, sehingga meninggalkan jejak berupa eksklusifitas yang tetap ada sampai kini. Sangat sedikit yang saya lihat mau gaul sama yang disebut pribumi tanpa tetap menjaga jarak. Alasan klise disebutlah sejarah, pembantaian etnis dan sebagainya. Padahal bukan dia yang ngerasain. Entah itu zamannya bapaknyalah, kakeknya lah. Pastinya bukan zamannya dia.

    Makanya, kakek saya bilang, merantau itu harus kaffah. Sepenuhnya. Liat contohnya beliau, yang diturunkan dari kakeknya beliau. Kakeknya kakek saya datang dari Tiongkok mungkin masih menganut nama tiga kata. Tapi semua anaknya yang lahir diberi nama lokal. Dinikahkan dengan “stok lokal” tapi kalaupun mau nikah dengan sesama perantau Cina ga masalah. Yang penting anaknya tetap bernama lokal. Budaya yang dianut di rumah? Ya budaya lokal. Bahasa yang dibiasakan di rumah? Lokal. Bagi beliau, kakeknya kakek saya itu, cukup dia saja yang Cina karena kenyataannya memang dia lahir di sana. Dan itu berhasil. Semua keturunan kakeknya kakek saya walaupun sipit atau kuning ya dianggap lokal. Semua teman kakek saya malah bilang kakek saya itu lokal yang mirip Cina. :))

    Kalau ada yang nanya kakek saya setelah tau dia emang keturunan Cina, enteng aja dijawab: “Saya lahir, besar, dan makan di sini. Ga pernah sekalipun saya lihat itu dataran Tiongkok. Bukan mau tidak mengakui asal-usul, tapi saya kan bukan moyang saya. Kita semua pribumi kok. Bedanya cuma ada yang ngaku pribumi, ada yang nggak.”

    Jadi, cukuplah bilang saya Indonesia TAPI keturunan, saya Indonesia dari suku Tionghoa, saya chinnese-indonesian, dll dsbg yang dimanis-manisin tapi tetap bikin jarak. Cukup: Saya Indonesia. Kalau ditanya aslinya? Sebut saja tempat dilahirkan, dan pasti bukan Cina, kecuali anda emang lahir di Cina ya anda bukan pribumi. =))

    • terima kasih atas tanggapannya ^_^
      benar pendapat Anda, idealnya cukuplah bilang, “Saya Indonesia”. tidak hanya perkataan, tapi juga pemikiran dan perbuatan 🙂

    • Setuju banget sama jawaban anda bung

    • tiong999 says:

      Anda cukup pandai membenarkan diri, tetapi ingatlah bahwa tidak semua bisa dipersamakan, tergantung konsep kita tentang INDONESIA ( karena tidak ada satupun ras di bumi Indonesia ini adalah ras Indonesia ). Saya mempunyai keluarga besar yang mana sebagian juga sudah memperistri dengan wanita pribumi Jawa maupun Bali, tetapi buat lelaki manapun pastinya mempunyai hasrat untuk meneruskan warisan marga, seperti orang batak, maluku, dll. Janganlah jadi orang yg munafik dengan mengatakan bahwa etnis tidak bisa berbaur, kita ambil percontohan bila anda melihat Indonesia Irian, pasti anda akan menyebutkan dia orang Irian bukannya Indonesia (Titik). Kita juga harus obyektif dlm berpikir, tidak semua hal di dunia ini dpt mudah dirumuskan spti uraian anda, masih ada sebagian org non muslim agak kesulitan “berbaur” dgn muslim, hal ini jg disebabkan ketidak cocokan oleh “MOHON MAAF” hukum Rukun Islam yang wajib diamalkan dlm kehidupan rumah tangga, tentunya masih banyak faktor lain yg turut andil dlm dinamika kehidupan ini. Isu SARA mmg akan selalu ada, bukan hal yang harus dipertentangkan dan mencari pembenaran diri seperti diri anda, karena itu kodrat yang sudah diwariskan dr Allah Maha Pencipta untuk menimbang apa yang kalian perbuat buruk bagi orang lain, bukan apa yang kau perbuat baik bagi orang lain pada kehidupan ini.

      Mohon Maaf, bila saya sedang diluar negeri pasti saya sebutkan diri sebagai orang Indonesia (Lahir di Indonesia, menyanyikan Indonesia Raya, Makan beras petani Indonesia, Presidennya saat ini Pak Jokowi, Mati nanti juga bukan di Tiongkok ), hanya di negeri kelahiran sendirilah terkadang ada stigma seperti ini. Jadi pemikiran anda terlalu dangkal dengan berpikir “Seharusnya km ……”, lebih baik bila anda lebih berpikir “Sudah tidak seharusnya kita……..” bukankah indah bila semua manusia Indonesia bisa saling memikirkan apa yang seharusnya kita sama sama buat demi NKRI. Cukup sudah politik Devide Et Impera warisan kolonialisme kita transformasikan kembali Pancasila yang dilambangkan menggenggam semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang sudah diwariskan Founding Father kita Pak Soekarno. Makasih dan Salam Persatuan.

    • Irish says:

      Black_claw

      Salahkah datang untuk beradaptasi cuma mau dagang punya tabungan menghidupi keluarga..salahkah? Gak nyebarin agama, salahkah? Enggak loh..imigran tionghoa itu biaa keluar dr Tiongkok karena capek ribut dinasti, perang dan kemiskinan..

      Makanya migrasi ke tempat lain yah cuma mau bangun kehidupan yg damai tentram.

      Lalu salahkah kalau masih ada yg memegang budaya tiongkok nya? Kenapa suku lain di indonesia sangat mempertahankan budaya mereka, tidak dianggap sombong? Kenapa kalau tionghoa mempertahankan budayanya tanpa mengurusi budaya org, dibilang sombong?

      Sepertinya ada yang salah dalam anda melihat sesama tionghoa. Saya jujur, ada kawan yang malu jadi orang indonesia. Tapi banyak juga yang bangga jadi org indonesia bersamaan bangga juga orang keturunan tiongkok yang masih tahu sejarah nenek luhurnya. Salah?

      Kau berteman lah sama orang batak. Kawan ku bangga kali dengan kebatakannya. Lalu apa yg kulihat dari dia? Keren kali si abang ini. Bangga dengan marga nya. Aku tak bilang dia sombong dsb macam. Malah menurutku 👍🏻 toh dia juga cinta sebagai org indonesia.

      Anda itu seperti yg baper sama kejadian ketika pemain perancis menang world cup kemarin. Ketika salah satu komedian afrika selatan bikin joke “Africans win last night!” padahal yg menang perancis yg kebetulan isinya 80% orang kulit item semua.

      Lalu org perancis baper. Jawab yg menang adalah perancis, bukan afrika. Mereka para pemain walau berkulit hitam, mereka ada perancis. Mengatakan si komedian racist.

      Lalu dijawab oleh komedian tsb bahwa ketika dia mengatakan africans win, bukan berarti meniadakan keperancisan para pemain. Bahwa para pemain adalah orang perancis yah. Tetapi saya membanggakan etnik origin dari para pemain yang jika dilihat dari kulit mereka, pastinya mereka berasal dari afrika.

      Lalu komedian itu bertanya “Apakah seseorang tidak boleh bangga dengan etnisnya ketika menjadi seorang warga negara? Apakah menurut mu bangga dengan etnisnya lantas membuat mereka tidak cinta pada negaranya?”

  32. Michael says:

    Sejak kerusuhan Mei 1998 saya sekali-kali menyempatkan diri mencari informasi tentang sentiment anti cina di Indonesia. Tulisan Pak Kurnia cukup lengkap dan memberikan wawasan yang mendalam terhadap polemik yang dialami sahabat Tionghoa di Indonesia. Anti Cina di Indonesia merupakan hasil adu domba devide et impera yang dilakukan oleh Belanda dan penguasa lokal yang bermaksud mengambil keuntungan dari etnis Tionghoa sebagai pihak yang lemah. Kebencian anti Cina disemai dan dirawat dengan baik oleh penguasa selama bertahun-tahun. Sebuah proses panjang yang dapat digunakan sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan. Asimilasi dan segala bentuk anjuran pembauran yang dimaksud untuk meredakan/mengurangi jurang antara Tionghoa dan Pribumi Indonesia sebetulnya sudah berjalan sangat baik. Di tingkat akar rumput, hubungan ini berlangsung tanpa masalah etnis. Jika terjadi pertikaian sebenarnya merupakan hal yang lumrah karena itu bisa saja terjadi antar sesama keluarga sendiri. Jadi kalau pertikaian sederhana diblow-up menjadi sentiment anti ras pasti ada provokator yang menjadi dalang utamanya.

    Tidak mudah mengubah persepsi yang sudah dibangun demikian lama. Sama seperti mengajak bangsa Indonesia untuk makan gandum tanpa nasi. Tulisan Pak Kurnia memang betul, ada pihak-pihak yang khawatir jika bangsa ini bersatu, kekuatan yang dihasilkan memang luarbiasa. Siapa yang tidak tergiur dengan tanah Pertiwi yang makmur membentang dari Sabang sampai Merauke ? Namun, sekali lagi uang dan kekuasaan sering mengalahkan akal sehat.

    Jika mempelajari dari Sejarah anti Cina di Indonesia yang sudah berlangsung berabad-abad. Kekhawatiran akan timbulnya kejadian serupa yang dimanfaatkan oleh penguasa atau pihak-pihak yang berkepentingan bisa saja terulang. Semoga bangsa kita semakin dewasa dan cerdas mengambil sikap dalam menghadapi setiap persoalan demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

  33. inggar susanto says:

    Saya adalah orang Jawa yang tidak begitu suka dengan kekerasan dan apalagi dengan ketidakadilan. Ini disamping asli karakter saya, namun juga ajaran agama saya yang mana harus mengedepankan kasih sayang dengan sesama dan berbuat adil. Mantan Perdana Menteri Singapura pernah mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia adalah negara yang bermasalah dengan etnis China-nya. Dan saya lihat memang begitu adanya. Kenapa ya? Hal demikian tidak terjadi di Thailand dan Filipina. Apakah karena di Thailand etnis China ada kesamaan dengan pribumi setempat, yaitu sama-sama beragama Budha. Sementara di Filipina ada kesamaan yaitu sama-sama beragama Kristen. Apakah perbedaan agama potensial menimbulkan konflik dengan etnis China? Amerika Serikat (AS) adalah negara yang sangat multi etnis dan multi kultur. Tapi kerusuhan berbau SARA sangat jarang terjadi di negara tersebut. Kita tahu, AS adalah negara demokrasi yang menjadikan hukum sebagai panglima. Di samping itu, keadaan ekonomi rakyat AS secara umum adalah baik dan bahkan kuat. Dan bolehlah kita berbangga hati, karena saat ini nampaknya negara Indonesia berada di jalur pengembangan demokrasi, penguatan sistem hukum dan pembangunan ekonomi yang cukup bagus. Soal mengapa orang China banyak yang kaya? Meskipun yang miskin juga tidak sedikit! Saya punya beberapa teman dari etnis China. Sebagai manusia, mereka sama saja dengan saya yang etnis Jawa. Bedanya adalah pada budaya atau nilai-nilai kehidupan mereka. Menurut penilaian saya secara subjektif, mereka sangat sangat, bahkan teramat sangat berorietasi pada HARTA alias DUIT. Untuk itu mereka sangat hemat dan sangat menghargai hartanya. Sampai-sampai saya pikir seluruh hidupnya hanyalah untuk cari harta. Mungkin menjadi orang kaya adalah nilai kehidupan yang tertinggi bagi mereka. Dan untuk menjadi seperti itu saya dengar mereka ada atau barang kali banyak yang melakukan ritual klenik yang menurut saya aneh. Tapi apapun yang mereka lakukan adalah urusan mereka sendiri. Saya tidak memandang perbedaan etnis sebagai suatu masalah. Soal stigma negatif bahwa orang China licik dalam berbisnis, penipu dan sebagainya, saya kira penegakan hukum di negara Indonesia ini adalah tumpuan harapan saya. Soal pembunuhan masal terhadap etnis China dari masa ke masa, baik oleh kaum penjajah Belanda maupun kaum “pribumi”, itu pastilah ada sebabnya. Indonesia sebagai negara hukum haruslah dapat melindungi hak-hak semua warga negaranya. Tidak boleh ada pembantaian etnis ataupun diskriminasi yang berbau SARA.

  34. Anonymous says:

    Saya cuma mau bilang, etnis tionghua itu yang pegang pilar ekonomi dan bisnis di indonesia.
    ibarat nya kalau dalam 1 keluarga, ini kakak yg tiap hari berdagang untuk cari nafkah buat keluarga.

    kalau kalian benci, kalian ganggu terus, bukan nya kalian dukung. gimana bisa maju negara ini.

    Saya etnis tionghua, teman saya dan rekan bisnis yg pribumi sangat banyak. untung nya semua cukup baik dan tidak rasis. bahkan ada yang sudah seperti saudara.

    teman saya yg pribumi juga banyak yg kaya-kaya. saya juga tidak tau mereka usaha apa, dan tidak tertarik untuk tau. yang penting selama berteman saling menguntungkan atau tidak merugikan saja sudah cukup.

    saya juga pernah di tipu orang pribumi dlm usaha percetakan, untung nya hanya uang kecil.
    saya anggap sebagai pelajaran aja dalam berbisnis jangan mudah percaya dengan orang.
    tidak perlu rasis mengatakan semua pribumi adalah penipu kan.

    orang yang suka Menggeneralisir, itu ada lah orang yang ruang lingkup nya kecil ibarat “Katak dalam Tempurung” , pikiran nya sempit. padahal sudah tahun 2013. kok masih rasis .

    Salam Damai.

  35. william says:

    Saya keturunan Tionghoa, bermarga LIE. Semakin saya besar semakin saya sadar akan identitas diri saya. Tionghoa memang dibenci masyarakat indonesia. Dan saya berpendapat bahwa : SAYA TIDAK INGIN MENJADI TAMENG PARA PENGUSAHA TIONGHOA YANG KONGLOERAT DI INDONESIA, SERING SEKALI LUPA AKAN ORANG2 CHINESE YANG SUSAH/KELAS BAWAH. Teringat akan dosen saya yang berkata : LEBIH BAIK MAKAN TANAH DAN SUSAH DINEGERI SENDIRI DARIPADA MAKAN TANAH DAN SUSAH DINEGRI ORANG+HINAAAN. Saya akan berjanji, suatu saat saya akan pulang ke tanah leluhur saya RRT. I’M PROMISE! Saya tidak ingin menjadi tameng bagi pengusaha yang tidak peduli akan sesamanya (Walau sama etnis tionghoa), saya ingin menghimbau kepada etnis tionghoa lainnya yang membaca postingan saya ini agar pulanglah ke tempat asal kita berada, karena sebenarnya bukan disinilah tempat kita berada. Jangan mau dijadikan Tameng! Lebih baik menghadapi ketidakpastian di negri asal kita daripada susah dan TERHINA di negri orang! THX.

    • Saya turut prihatin dengan apa yang Anda rasakan. Tapi sebelum kembali ke “tanah leluhur”, sebaiknya Anda coba-coba dulu. Apakah di sana Anda juga dianggap sama seperti mereka, atau jangan-jangan tetap dianggap sebagai orang asing?

    • I Wayan Suardiana says:

      Betul kata Mas Kurnia, Memang RRC mengalami perkembangan pesat. Namun saya bisa merasakan kerasnya hidup bagi pendatang bahkan bagi orang RRC sendiri( orang desa yg merantau ke kota ) tak jarang mereka juga mengalami diskriminasi. Sekarang ini Indonesia menuju kepada perubahan dan mudah2an kedepannya menjadi lebih baik. Saya juga pernah mengalami ribetnya birokrasi Idonesia terutama dalam pengurusan Kitas istri saya yang asli RRC tapi saya juga banyak dibantu orang. Jadi perlu dipikirkan apakah kembali ke RRC menjadi pilihan terbaik lagian masih baanyak tempat disini yang bisa menghargai perbedaan.

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      buat wlliam, tidak semudah itu balik dan kembali ke negara china, sekarang negara ini sudah maju, kalau kita balik sekarang maka orang mainland tidak menganggap kita china asli tetapi sebagai orang china overseas, dan mereka sendiri akan mempertanyakan kemana saja kita dulu pada saat mereka sedang kesusahan (saat revolusi kebudayaan)

    • sch says:

      saya curiga juga sama pengusaha2 besar itu, kasian sama etnis tioghoa disini bagi segelintir elit itu etnis tionghoa disini cuman angka

      • Danny says:

        Saya setuju dengan komentar anda. etnis tionghoa hanya sekitar 1% dari seluruh penduduk di indonesia. saya heran kenapa orang pribumi takut orang tionghoa menguasai perekonomian di Indonesia. Itu hanya suatu alasan yang di buat 2 karena iri hati, iri hati akan menghasilkan kebencian dan berakhir dengan pembunuhan. Saya sendiri asli orang tionghoa yang menikahi dengan orang pribumi (betawi asli). Imigran ke USA karena kebanyakan orang pikiran nya picik. Pantas Indonesia nggak maju2 karena orang2 picik ini harus dilenyapkan dulu, baru indonesia bisa maju.

    • ermiemariani says:

      Saya juga prihatin bung, Begitu dalamnya luka perasaan anda. Tapi bung..tidak semua pribumi menolakmu. Kakak perempuan saya, nenek moyang suaminya dr etnis cina. Kalau anda tidak percaya datanglah ke Kalteng ! ditempat kami anda sangat diterima dengan penuh kasih.

  36. ZHANG says:

    yah inilah kenyataan hidup berbangsa, saya yakin semua negara di dunia ini pasti mengalami kejadian serupa, contoh yang paling dekat ke kita adalah Malaysia dan Singapura, kedua negara tetangga kita kondisinya hampir sama dengan kita yang berbeda adalah mereka di pimpin oleh orang orang terdidik, beda dengan kita , Indonesia pada Zama dulu hanya di pimpin oleh orang / manusia yang tidak berpendidikan , kalau pun berpendidikan pun arah nya yah dari Belanda jadi yah aroma nya pun aroma Penjajah, perlu di ingat Negara negara bekas jajahan belanda di dunia ini adalah negara negara terbelakang, indonesia sudah sangat beruntung kondisinya di bandingkan negara 2 bekas jajahan belanda yang lain nya, beda sekali dengan ex negara2 jajahan Inggris Raya , hampir rata2 berkembang jadi negara maju.

    • Irish says:

      Jangan salah di Malaysia itu jauh lebih rasis dari Indonesia bung..masih mending Indonesia. Saya memang tionghoa tapi kalau kemana2 ketemu hal yg gak menyenangkan, saya gak pernah berpikir ah enaknya di tiongkok.

      Tapi krn saya lahir besar sekolah kerja di indonesia, walau bagaimana pun indonesia tuh masih kayak rumah sendiri..masih lebih nyaman di indonesia walau dengan segala kekurangannya.

      Di malaysia, ampun masak cari pekerjaan bisa tertulis, mencari bumi putera, dicari orang cina, dibutuhkan orang india..oh nooooo horrible 😱

  37. Andi says:

    Artikel yang bagus. Permasalahan dan sejarah kelam yang cukup panjang, baik bagi (yang disebut) pribumi maupun keturunan Tionghoa. Susah juga mengurai benang kusut untuk mencari solusinya, meskipun itu bukan berarti mustahil, tapi sampai sekarang pun tampaknya Tembok Berlin sudah dibangun cukup kuat di hati dan benak kedua belah pihak, dan lebih kuat daripada Tembok Berlin yang aslinya di Jerman.

    Saya pernah mengamati baik dari pengalaman pribadi maupun dari pendapat orang lain sekitar saya.

    1. Kebencian terhadap orang cina/tionghoa, sebagian besar karena jurang pemisah ekonomi. Orang-orang pribumi yang dengan dendam memaki-maki (baik langsung maupun cuma sebatas obrolan dengan sesama) dan bahkan sampai tindakan penjarahan dan pembunuhan, intinya karena meyakini : ” Saya yang punya tanah , saya yang punya negara, suku saya memiliki tanah adat di Indonesia, kenapa saya miskin sedangkan para pendatang (orang tionghoa) itu kaya? ”
    Secara logis, tentu semua pasti akan memahami, siapapun yang bekerja keras pasti akan mendapat hasil, mau suku ABC, Tuhan ga pernah pilih-pilih rezeki diberikan berdasarkan suku, ras, dan agama. Tapi … secara urusan perut, hal yang logis pun dianggap tidak logis. Ditambah jurang pemisah yang cukup lebar, (apalagi jika ada gejolak kenaikan harga), pas sudah. “Kenapa saya miskin? Karena ada orang kaya yang merebut hak saya, Siapa? Tuh orang Cina.” . Pasti seperti ini.

    2. Orang-orang Cina ahli dalam diplomasi dan lobby. Saya sendiri berbisnis dengan mereka. Disatu sisi ini menguntungkan, saya jika diskusi cara melobby client kadang sering minta bantuan saran dari teman yang orang tionghoa. Tapi juga ada sisi buruk, jika lobby itu diarahkan ke pejabat pemerintahan. Banyak kasus kolusi (dan disebut korupsi) yang menyeret rekanan pengusaha cina. Sogok menyogok dikalangan pengusaha cina kelas atas kepada pejabat pemerintahan. Bagaimana cara si koruptor menghindar? Gampang, salahkan si cina yang menyogok dan mereka cuma “korban” . Dibumbui oleh rasa sentimentil masyarakat terhadap kasus korupsi, maka mudah dialihkan. Saya masih ingat jaman TVRI era Soeharto, setelah acara berita, ada penayangan koruptor-koruptor dan 100% semua orang Cina/tionghoa.

    3. Sekali waktu saya pernah tanya kepada teman-teman, kenapa orang cina tidak diakui sebagai orang indonesia? Rata-rata jawaban mereka, “Karena orang cina tidak punya tanah adat di Indonesia, mereka datang dari Negeri Seberang, mereka ke indonesia untuk menjajah (mungkin maksudnya peristiwa serangan Kerjaaan Mongol ke Singosari)”
    See.. paham maksud saya? Jika kebanyakan orang pribumi ditanya dari mana asal orang cina bisa ada di indonesia sejak dulu, sebagian besar mereka akan menjawab, orang cina datang sewaktu menyerbu singosari dan tersebar melarikan diri ke berbagai daerah di indonesia (khususnya ke kalimantan) sewaktu pasukannya dihancurkan tentara Majapahit.
    Berdagang??? No..no… yang datang berdagang itu orang Arab, bukan orang Cina.
    Begitulah pemikiran yang saya tangkap.

    4. Orang bugis mencari menantu orang bugis, orang jawa mencari menantu orang jawa, dan sebagian suku-suku di tanah air juga begitu. Tapi, orang cina dipermasalahkan karena hanya mencari pasangan sesama orang cina. Kenapa?

    5. Terakhir, saya memiliki teman orang cina atau keturunan tionghoa, bapaknya orang tionghoa, ibunya orang tionghoa, dan darah keturunan keatas juga demikian. Tapi dia tidak kaya, bergaul sejak kecil dengan anak-anak kampung, bermain, kelahi, dan bersenang-senang. Tidak ada sama sekali temannya yang mengatakan dia orang cina, dan dia sendiri sering mengkritik teman-temannya yang orang cina kaya yang tidak mau bergaul dengan teman-teman lainnya yang bukan orang cina. Kalo saya tanya kepada teman dia, “Itu si Anu orang cina ya?” , kebanyakan dijawab ” Cina apaan, dia itu orang jawa kejebak di casing cina”
    Lha kok bisa tidak ada sama sekali teman-temannya yang rasis, padahal saya tahu persis lingkungan tempat dia tinggal termasuk yang kental dengan “anti cina” .
    Yah silahkan disimpulkan sendiri.

    Apa yang saya utarakan diatas adalah fakta, jangan bilang saya rasis, karena demikian itu fakta dilapangan. Perbedaan pasti tetap ada, tapi solusi untuk membuat perbedaan itu tidak menjadi permusuhan, perlu dicari. Orang pribumi “benci” kepada Orang Cina bukan karena fisik, bukan mata sipit dan kulit putih (malah fisik orang cina serring dianggap bagus oleh orang pribumi, tuh banyak kosmetik pemutih kulit laku keras dipasaran dan tebak siapa pembelinya ), tapi lebih kepada sifat (bukan berarti semua begitu ya), sejarah, dan utamanya ini masalah ekonominya. Saya pikir jika orang cina (terutama yang kaya) mau sedikit peduli, yah misalnya bakti sosial atau bagaimana membantu UKM milik pribumi, dll yang intinya PDKT lah kepada pribumi, saya rasa antipati terhadap orang cina bisa dikurangi (setidaknya kepada yang bersangkutan)
    Saya kenal bos orang cina yang baik kepada karyawannya, dan efeknya, benar-benar dicintai oleh karyawannya. Karyawan dianggap keluarga, dan kalo ngomong masalah cina atau pribumi, beliau blak-blakan aja kepada karyawannya. Kata beliau, “Perbedaan itu harus diakui karena itu ada, tidak perlu disembunyikan atau disamarkan, tapi bukan berarti untuk memisahkan, kita ini seperti puzzle, setiap kepingannya berbeda, tapi coba buang satu kepingnya. Apa bisa jadi gambar yang lengkap?”

    • Andi says:

      Tambahan sedikit dari saya.
      Kasus perselisihan etnis dan pembantaian yang pernah saya tangani adalah di Sampit , Kalteng. Yang berselisih adalah suku Madura dan suku Dayak. Saya termasuk salah satu tim mediator.
      Awal ketemuan dengan suku Dayak, wah… 100% tidak mau menerima orang Madura, “Usir orang madura dari bumi kalimantan!” “Orang madura pencuri tanah” , “Orang madura maling” dll.
      Kenyataannya, orang madura memang menguasai perekonomian Sampit dan sekitarnya. Mereka gigih berusaha dan kaya raya. Akhirnya timbullah periode jurang ekonomi. Yang punya tanah merasa dirampok. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian orang madura (terutama yang pendidikannya rendah) memang jumawa (sombong), berani menantang orang adat, timbul perselisihan, pembunuhan, penyerobotan tanah milik warga pribumi (dayak), dll, sampai pecah perang sampit. Entah berapa banyak korbannya…….

      Kembali ke perundingan, oke awalnya memang timbul penolakan yang besar untuk orang madura. Tapi lama-lama dilakukan dialog. Sederhana. Siapa yang jualan sayur? Siapa yang jualan ini itu? Siapa yang selama ini melayani kebutuhan di Sampit? Apakah ekonomi lebih baik dengan /tanpa orang madura? Apakah semua orang madura tidak baik, coba diingat siapa teman madura anda yang anda anggap baik? apakah anda pernah berhubungan usaha atau pertemanan dengan orang madura? dll. Intinya mereka disuruh mikir kembali, berapa orang madura yang brengsek, dan berapa orang madura yang baik. Kalo memang banyak yang brengsek dan tidak berguna bagi kehidupan mereka, yah udah, orang madura dilarang datang ke sampit. Kenyataannya? Sudah puluhan bahkan ratusan tahun mereka hidup bersama orang madura, sudah jadi kesatuan kehidupan selama bertahun-tahun. Kebencian sebesar apapun, kalo diingatkan kembali ke memori yang baik, tentu akan luruh. Orang manusia ini hidupnya simbiosis mutualisme, kita makhluk sosial. Membasmi musuh kadang dirasa adalah tujuan , tapi kalo dengan itu harus kehilangan semua teman, apakah jadi harga yang pantas?
      Akhirnya diputuskan, orang madura boleh kembali ke sampit, boleh beraktifitas seperti biasa termasuk berdagang dll, dijamin aman asal tidak ada lagi kericuhan, masing-masing menjaga diri. Yang dilarang kembali ke Sampit cuma Organisasi yang namanya IKAMRA . Bayangkan, kerusuhan yang demikian besar pun jika ditelaah kembali, diurai pelan-pelan, pasti mengerucut ke dalam suatu solusi.

      Mungkin bisa diambil hikmah. Terima kasih

    • terimakasih sudah bersedia berbagi pendapat di sini 🙂

  38. juragan saham says:

    tulisan yang luar biasa…..meski sebenarnya saya lagi cari info tentang pki….mau buat tulisan soalnya….kebetulan juga hobi nulis…..!

    terus terang saya gak habis bacanya….panjaaannnnggggg sekaleee….meski begitu saya berkesimpulan bahwa Anda benar-2 seorang yang tekun dan analitis…..2 hal yang sangat diperlukan dalam hal menulis….salut….!

    kembali ke pokok pembicaraan…..yahhh, mau dipikirkan sampai jutek juga rasanya benar-2 gak masuk akal….! kekejaman manusia kepada sesamanya selalu terjadi dimana saja…..entah itu beda etnis atau beda agama….bahkan yang sealiran juga tidak kurang yang saling menyakiti dan saling bunuh….!

    itulah kenapa dalam menulis saya lebih suka mengingatkan seseorang kepada dirinya sendiri….belajar menerima segala kekurangan dan kekeliruan yang pernah dilakukannya….belajar “tenang”…belajar “diam”….!

    ini memang bukan perkara mudah….tapi kenapa tidak dicoba dilakukan…?

    memang. biasanya, begitu kita bertekad menjadi “lebih baik” maka hal-hal buruk malah seakan-akan membanjiri….! pasukan penghalang menghadang di depan jalan. siap menjegal dan menjagal bila perlu….!

    tapi mau bagaimana lagi? inilah kehidupan….! jalannya memang begini….!

    jadi, meski untuk saat ini saya masih belajar menerima keadaan saya yang selalu dianggap “alien” di tempat dimana saya dilahirkan dan dibesarkan ini……saya berharap bahwa setiap kita mau melakukan perubahan dengan cara: belajar tidak komen sembarangan (apalagi mengumbar marah dan kebencian), mendukung hal-hal baik supaya semakin menyebar dan membawa kedamaian dan kebahagiaan (tanpa meributkan apa dan darimana kebaikan itu berasal).

    terakhir, saya ucapkan banyak terima kasih kepada bapak/mas kurnia yang telah mau berbagi info luar biasa ini gratisan….!

    salam

  39. Difi Damanik says:

    Saya tidak sengaja ketemu tulisan anda ketika sedang googling. Terus terang saya salut dengan isinya dan memperkaya wawasan saya mengenai isu ini. Saya juga dahulunya adalah seorang yang sangat anti Cina ooops sorry Tionghoa. Akan tetapi sejalan dengan perjalanan usia dan pengalaman hidup dimana saya banyak bergaul dengan orang-orang Tionghoa serta banyak membaca tulisan-tulisan seperti ini menyebabkan saya sadar bahwasanya yang lebih diuntungkan dari pertentangan ini adalah penguasa yang hanya mementingkan kekuasaannya bukan penguasa yang memang benar2 ingin mensejahterakan rakyatnya.

    Sebenarnya kedangkalan berpikir dan benih-benih kebencian yang tersisa terlihat dari komentar orang-orang di sini. Saya kurang tahu apakah mereka membaca tuntas tulisan anda yang bernas ini (soalnya emang puanjaang banget :)) atau memang hati mereka sudah penuh dengan kedengkian dan kebencian sehingga tulisan yang menurut saya netral dan bagus ini justru dipandang sebelah mata.

    Saya tahu bahwa penjalanan masih panjang terhadap bangsa ini tapi kita sudah memulai ke arah yang lebih baik dan itu harus dikawal. Memang masih banyak kekurangan di sana sini tapi saya yakin kalau orang-orang seperti anda ini masih ada dan bertambah banyak, negara ini pasti maju ke arah yang lebih baik.

    “Don’t curse the darkness but light a candle instead. If each and everyone of us can light a candle we can dissipate the darkness”

    Yuk kita bangun negara ini mulai dari diri kita sendiri dengan bersikap positif terhadap orang. Kalau kita bersikap positif maka insya Allah orang juga akan bersikap positif terhadap kita.

    wassalam,

  40. Are Bee says:

    Wah panjang bener penjelasannya om….
    saya masih belajar untuk saling menghormati dan menghargai aka indahnya perbedaan.
    numpang izin copas dan tag ya om…

  41. Vera says:

    bagus…baru di sini saya tau sejarah orang Tionghoa di Indo. Terimakasih ya 😀

  42. arif says:

    Klian itu bodoh,menganggap orang cina itu perusak..
    Tolol begok lo orang banyak makan belacan ya jadi gini..
    Gak ada cina di indonesia gmna mau berkembang indonesia ini bodoh..
    Klo gk ada cina gua yg sengsara..
    Baju,celana,hp,komputer,semua barang yg lo pakai itu hasil kerja keras cina coy..
    Klo gk ada cina gmna brang” yg mahal bisa masuk indonesia..
    Orang” pribumi itu taunya buat anak aja..
    Hahahahahahahahaahaaah
    Gk mau berusaha coba lo liat tu cina tau buat anak tau juga berusaha..
    Gk kyak kita orang pribumi tau nya buat anak banyak2 trus tiba dtang susah nya yg disalahin cina,goblok lo pada..
    Klo Gk ada cina di indonesia ini..
    Gmna bisa ada juga perusahaan2 besar yg skrang terbangun megah di indonesia ini terutame jakarte…
    Orang pribumi tau nya itu KORUPSI,mau kaya sendri rakus dengan uang..
    Sama kyak elo2 pada..
    Wkwkwkwkwkwkw

  43. Yonathan C. says:

    Halo Kak Kurnia,

    Terima kasih banyak sudah membuat artikel ini. Sebagai orang Indonesia ber-etnis Tionghoa, artikel ini sudah membuka mata saya untuk melihat akar-akar saya sebagai seorang Indonesia ber-etnis Tionghoa. Mari kita bersama membuat Indonesia menjadi sebuah negeri yang maju dan harmonis.

    Saya hanya ingin tahu, apa Kak Kurnia sudah membaca Tetralogi Buru yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer? Di sekolah SMA saya, kita sedang membaca tetralogi roman tersebut dan seri tersebut memberi wawasan yang unik tentang sejarah masyarakat Indonesia. Kak Kurnia kan seorang penulis dan pencinta sejarah, jadi saya sangat sarankan seri tersebut karena seri tersebut menunjukan perspektif yang menarik tentang beberapa permasalahan masyarakat Indonesia kini yang sebenarnya sudah ada ratusan tahun lampau. ^-^

    Saya juga punya pertanyaan lain: mengetahui sentimen dan pemisahan parsial antara masyarakat Indonesia ber-etnis Tionghoa dan masyarakat Indonesia lainnya saat ini, apa menurut Kak Kurnia adalah solusi supaya semua orang Indonesia, maupun yang beretnis Tionghoa, dapat maju bersama dalam membangun bangsa ini?

    Terima kasih Kak, saya sangat menghargai penulisan Kak Kurnia

    Hormat saya,
    Yonathan C.

    • Halo Yonathan,

      Saya penasaran sekali di mana kamu bersekolah. Ya, kebetulan saya sudah membaca Tetralogi Buru. Menurut saya menjadikannya sebagai bacaan di sekolah adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan.Tidak heran kalau tulisanmu sangat rapi dan terstruktur. Sampaikan rasa salut saya untuk gurumu 🙂

      Menurut saya, mengetahui dan memahami pemisahan ini adalah langkah awal agar kita semua dapat maju bersama. Masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk meruntuhkan sekat-sekat ini. Tidak cukup dengan satu dua generasi.Tapi kita bisa memulainya dari diri kita sendiri.

      • Nita T says:

        Hallo Ka Kurnia,

        Artikelnya luar biasa sekali. Sebagai etnis Tiong Hoa Indonesia kristen, artikel ka” benar-benar membuka wawasan kenapa adanya ketegangan antara etnis Tiong Hoa yang saya pertanyakan selama ini. sringkali saya mendengar keluarga berkata “Jangan kamu main dengan Ing ni jen! orang-orang bego semua. nanti kamu juga jadi bego.” lalu saya bertanya pada diri sendiri, “kalau mereka memang bego. kenapa saya lebih banyak belajar dari pembantu saya dari pada orang tua sendiri?” Bahkan mereka menganut agama kristen karena ‘kong hu cu kan ngga boleh, ya dari pada ikut islam kaya org ing ni jen, kristen aja lah.’ sungguh hal yang ironis.

        Generasi muda Tiong Hoa sekarang, menurut apa yang saya lihat, adalah generasi yang mempertanyakan ketegangan antara entis ini, yang menurut saya adalah sebuah titik terang yang mungkin dapat menyelesaikan konflik ini.

        Tetapi motivasi semata tidak lah cukup. Kami (saya tahu blog ka” ini dari Yonathan hahaha) etnis Tiong Hoa muda ini bagailah Minke, seorang jawa tetapi tidak mengenal bangsa sendiri. Toh sebagai orang TIong Hoa kita di ‘proteksi’ oleh orang tua dari komunitas pribumi. Karena ini artikel ka” sangat membuka wawasan.

        Termakasih, sungguh luar biasa ka!

        @Yonathan: Muka marketing lu! hahaha

      • Terimakasih Nita sudah bersedia membaca.

        Ya benar, segala kebencian ini tidak dapat ditumpahkan hanya pada pelaku kekerasan saja. Korban, dalam hal ini etnis Tiong Hoa pun perlu instropeksi. Karena pada kenyataannya kebencian dan prasangka yang ada adalah dua arah. Tugas orang-orang yang sadar seperti Anda lah untuk membongkar segala permusuhan itu.

        Selamat berjuang 🙂

      • Kalo bahas masalah etnis , ras dan agama itu tidak akan pernah selesai sampai kapanpun walau diuraikan sedemikian rupa .
        Maka dari itu muncul lah kalimat BHINEKA TUNGGAL IKA

  44. ranadhanduri says:

    bgus artikel nya aku orang jawa tulen dan trut bersedih atas perlakuan yang kurang adil trhadap kaum tipng hoa yang memiliki hak yang sma dngan bngsa indonesia yang lain

  45. Farid says:

    Cinta memang tiada habis ceritanya.

  46. apa says:

    CINA ITU EKLUSIF RACIST TIDAK MAU BERGAUL KALO BUKAN SESAMA CINA. BEGITULAH YANG DI AJARKAN KE ANAK2 NYA DARI ORANG TUA CINA CINA. BUKAN CUMA DI SINI. DI KANADA JUGA ORANG KANADA SUDAH MUAK SAMA ORANG CINA. GILIRAN KEWAJIBAN OGAH GILIRAN HAK DIA MAU, SEPERTI JADI MENTRI YANG GAJINYA 50 JUTA SEBUALN. APAAN ITU CINA.

    • Halo mas Apa,

      Maaf ada empat buah komentar lain dari Anda yang saya hapus. Saya enggan kalau tempat saya ini penuh dengan kata-kata makian. Tapi saya sisakan satu komentar Anda di sini. Agar semua pembaca melihat kenyataan kalau masih ada kebencian begitu besar di antara kita seperti yang Anda perlihatkan. Semoga bisa jadi bahan instropeksi bagi kita semua.

      Semoga damai selalu besertamu 🙂

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      saya heran kenapa orang pribumi yang begitu banyak sangat perhatian dengan segelintir chinese yang tinggal di indonesia? jangan gunakan tameng racist, ga level itu, orang batak bergaul dengan sesama batak dengan bahasa batak boleh boleh saja, orang padang sesama padang, orang sunda dengan sesama orang sunda juga boleh, kenapa orang cina bergaul dengan sesama cina dan berbahasa daerah tidak boleh? standard ganda? atau ini bentuk dari ketidak mampuan bersaing, sehingga menggunakan alasan yang dibuat buat.

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      satu lagi buat apa, anda menyebut orang kanada muak dengan orang cina? siapakah orang kanada yang anda maksud, orang kulit putihkah? (rusia jerman inggris belanda prancis), arab atau afrika? atas dasar apa anda menyebut mereka sebagai orang kanada? atau yang anda maksud orang indian? (yang jumlahnya tinggal segelintir akibat kalah bersaing dengan orang kulit putih yang datang lebih awal)

  47. Mas Yayank says:

    Memang jika mengkaji sejarah yang ternyata sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup bernegara, berbagai kasus rasisme ternyata sangat menarik untuk dikaji tetapi kehawatiran mengkaji sejarah yang berhubungan dengan rasisme akan menimbulkan fanatisme akan tetapi hikmah yang diambil jika kita bersikap bijak sebagai warganegara yang baik tentunya akan kembali kepada Pancasila sebagai dasar negara, maka dari sebaiknya teruskan kajian yang kita anggap perlu tetapi jangan sampai meninggalkan pedoman hidup berbangsa dan bernegara agar tidak lagi menimbulkan perselisihan pendapat yang bis berakibat fatal pada pembantaian demi mempertahankan pendapatnya, semoga kajian ini bisa diambil hikmahnya demi kemajuan Indonesia yang berazaskan Pancasila

  48. Fuad Nurhadi says:

    Bagus sekali ini tulisan, berdasarkan sejarahnya. Ada nggak di buku2 yang anda telaah itu dibahas mengenai mengapa Orang Cina bisa dengan mudah membaur di Thailand, Filipina, Vietnam, Burma, sedangkan di Indonesia dan Malaysia kok tidak bisa? Apakah iya hanya karena faktor2 yang anda sebutkan: politik memecah belah dari penguasa kolonialis, kebijaksanaan yang diskriminatif dari penguasa Order Lama / Orde Baru? Kalau dilihat sejujurnya, penghalang yang utama itu bukankah agama? Oleh karena suatu alasan, Orang Cina tidak mudah untuk menjadi Muslim, sedangkan di Filipina, Thailand, Vietnam, mereka dengan mudah mengadopsi agama setempat (Katolik atau Buddha). Setelah itu dengan mudah mereka kawin campur dengan penduduk lokal sehingga batasan-batasan itu hilang. Sedangkan di Indonesia, walaupun sudah kawin campur (peranakan) tetapi kalau agamanya bukan Islam, ya tetap Cina.

    • Sayang sekali buku-buku yang saya baca masih terbatas pada sejarah nusantara. Tapi akan saya coba uraikan sedikit yang saya tahu mengenai masalah menarik ini.

      Arus imigrasi penduduk dari daratan Tiongkok ke nusantara datang secara bergelombang-gelombang. Pendatang-pendatang generasi awal ini kebanyakan lelaki. Maklum, umumnya mereka datang untuk berdagang atau melakukan pekerjaan berat lainnya. Kebanyakan yang tinggal lama lalu menikah dengan penduduk lokal. Sempat ada catatan perjalanan seorang Tiong Hoa yang menyayangkan bahwa orang-orang Tiong Hoa yang menetap di nusantara meninggalkan kebudayaan nenek moyangnya. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa masa itu inkulturasi terjadi dengan baik. Inkulturasi alami ini terhenti saat pemerintah kolonial menerapkan wijk stelsel. Orang-orang dari ras Tiong Hoa dikumpulkan menjadi satu tempat dan kalau akan keluar harus memiliki surat jalan yang tidak murah.

      Orang-orang Tiong Hoa yang datang ke nusantara pada awalnya sudah banyak yang muslim. Bahkan ada teori yang menyatakan kalau Islam datang ke nusantara melalui Tiong Kok. Kini contoh yang paling terkenal adalah Laksamana Ceng Hoyang mendirikan masjid di Semarang. Namun pada masa orde baru teori ini memang dibungkam. Saat prasangka-prasangka mulai muncul dan sekat-sekat sosial terbentuk, pembauran jadi semakin sulit. Bahkan pada masa Perang Jawa tahun 1825-1830, Pangeran Diponegoro mengeluarkan larangan untuk mengawini perempuan Tiong Hoa karena dianggap sial. Aturan ini dikeluarkan “hanya” gara-gara Pangeran DIponegoro kalah perang setelah sebelumnya menggauli perempuan Tiong Hoa.

      Sekarang, kebanyakan keturunan Tiong Hoa beragama Kristiani atau Budha. Hanya sedikit yang beragama Islam. Ini dipicu pada masa pasca G 30 S dan penetapan presiden mengenai hanya diakuinya lima agama resmi di Indonesia. Orang-orang keturunan Tiong Hoa yang awalnya menganut agama leluhur tiba-tiba dipaksa memilih agama yang ada. Beberapa memilih Budha karena yang paling dekat dengan kepercayaan asal. Beberapa ogah memilih Budha karena agama itu masih memiliki citra kebudayaan Tiong Hoa yang kental sehingga rawan mengalami diskriminasi. Nah, kebanyakan dari mereka ini lalu memilih Kristen dan Katolik karena dianggap agama yang paling “mudah”. Kedua agama ini membuka diri pada yang istilahnya “agama KTP”. Walau kemudian secara berangsur-angsur sebagian kelompok dari agama itu juga melakukan kristenisasi dalam artian sesungguhnya.

      • Fuad Nurhadi says:

        Terima kasih atas jawabnya. Lha itulah pertanyaan saya, mengapa agama2 lain bisa membuka pintu untuk menampung orang Cina yang harus memeluk agama resmi, sedangkan Islam tidak. Padahal seperti Kristen, agama Islam juga aktif dalam masalah dakwah. Mengapa ada yang anda sebut (di-paraphrase nih) “ketidakmudahan” yang inherent dalam Islam dibandingkan agama Kristen? Saya kira ini salah satu faktor penting.

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      walaupun sudah kawin campur (peranakan) tetapi kalau agamanya bukan Islam, ya tetap Cina.<- koreksi ya, di negara china, ada orang china etnis hui, mereka ini seratus persen orang han asli hanya menggunakan jilbab, sholat dan tidak makan babi. jadi ya tetap saja disebut orang china (masih satu ras).

  49. boy arianto says:

    artikel yg bagus dan lengkap. Sesuai dg apa yg selama ini saya pertanyakan.
    Andai kita bisa bersatu, tapi kita telanjur di bumbui sejak turun temurun.

  50. Luis says:

    Saya ingin menambah sedikit perspektif berbeda dalam diskusi ini.
    Kebencian atau diskriminasi terhadap bangsa Cina bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi di berbagai negara di seluruh Asia tenggara dan bahkan negara2 barat.

    Kalau anda mengetik Anti chinese riot di google, maka akan keluar berbagai artikel mengenai kerusuhan anti cina di Indonesia, amerika dan australia.

    Tapi ada satu fenomena yang sangat menarik dari sentimen anti cina di Asia tenggara.
    Masuknya gelombang budaya Korea serta gambar2 cantik/ganteng artis2 korea mengubah perspektif orang Asia Tenggara pada umumnya dan orang melayu pada khususnya bahwa orang asia timur yg bermata sipit adalah jelek2. Meskipun banyak yang menyangkal bahwa orang korea bisa cantik karena operasi pelastik, namun tidak dapat dipungkiri banyak artis2 korea yang secara alami memang cantik berbeda dengan orang cina.

    Wajah2 cantik dan ganteng artis2 korea ini mengubah pandangan banyak orang asia tenggara dan bahkan (dalam pandangan saya) mengurangi sentimen anti cina diantara orang2 asia tenggara atau melayu.

    Yang menarik dari fenomena ini adalah melihat hasil penelitian genetik orang asia timur (cina, jepang dan korea).
    Kutipan dalam bahasa Inggris dari wikipedia mengenai genetik orang2 korea:
    http://en.wikipedia.org/wiki/Koreans
    “A recent paper published in 2009 shows Koreans have no Austronesian DNA, whereas the Japanese and Chinese have some Austronesian DNA in their genome. Among the East Asians, Koreans share the least DNA with the Austronesians, while the Han Chinese have the most DNA in common with Austronesians, indicating some interaction between Austronesians and Han Chinese. The Japanese are shown to have slightly more DNA in common with Austronesians than the Koreans. ”

    Ternyata diantara orang2 asia timur (cina, jepang dan korea) orang cina paling banyak campuran darah atau gen melayunya, penelitian genetik orang cina di cina, taiwan dan hongkong menunjukkan bahwa campuran melayu orang2 cina bisa mencapai 40%, gen atau campuran darah melayu orang cina yang hidup di asia tenggara tentunya bisa jauh lebih banyak lagi
    Sebaliknya orang korea, secara genetik tidak mempunyai darah campuran atau gen melayu.

    yang menjadi pertanyaan adalah mengapa orang2 melayu banyak yg mengagumi fisik atau kecantikan orang korea tapi sebaliknya membenci fisik orang2 cina?

    • terimakasih sudah urun pemikiran di sini

      tapi saya sulit menerima anggapan bahwa orang-orang melayu sulit menerima fisik orang tiong hoa. pada masa lalu, sering ada penculikan perempuan2 berkulit kuning di daerah2 pesisir jawa oleh orang-orang kerajaan. begitupun sekarang (mulai sebelum demam korea), masih banyak saya jumpai orang melayu yang bilang sipit itu cantik, kulit yang bagus yang kuning langsat. apalagi begitu dimulai dengan demam film taiwan (sepertinya sebelum demam jejepangan dan korea). bukankah orang taiwan dan cina daratan tidak berbeda?

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      kalau anda mengetik Anti chinese riot di google, maka akan keluar berbagai artikel mengenai kerusuhan anti cina di Indonesia, amerika dan australia.
      – anda harus hati hati dalam menerima informasi, google itu milik negara barat dan berbahasa inggris, apakah anda tahu bahwa isu anti barat juga terjadi di negara china? apakah anda mencarinya dalam bahasa inggris? karena nyaris tidak ada penduduk china daratan yang menggunakan google dan menggunakan bahasa inggris.
      ada banyak negara barat yang dengan senang hati menulis berita yang menjelekan negara china, alasanya simple, politik! (dulu china pernah disayang sayang amerika saat china sedang ribut dengan uni sovyet, kemudian berbalik digebuk amerika ketika usaha meliberalisasikan china gagal (peristiwa tianamen))

      namun tidak dapat dipungkiri banyak artis2 korea yang secara alami memang cantik berbeda dengan orang cina.
      – ha ha ha, anda bilang banyak artis korea berwajah cantik alami? mas, negara korea itu negara paling murni rasnya didunia. dan mayoritas bermata sipit tidak berkelopak dan berdagu kotak. kalau orang china anda mungkin tidak tahu bahwa orang china utara banyak yang berhidung mancung dan bermata besar karena hasil asimilasi dengan orang persia rusia turki kazakh tajik korean manchu dll.

      orang cina paling banyak campuran darah atau gen melayunya,
      – ya jelas karena china selatan berbatasan dengan nenek moyang orang melayu toh.

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      tambahan lagi buat si mas luis, banyak artis boyband dan girlband yang berasal dari china, kalau situ suka kPoP pasti tau dong personal suju dan miss A yang orang chinese.

      • Rio says:

        intinya klo cina yg dekat negara barat ya berhidung mancung, klo yg dekat melayu ya agak campur melayu , klo gak dekat mana2 alias cina tengah ya rada murni, korea salah satunya

  51. Fujihira says:

    Buat sdr Lie klo mau pulang RRT pulang aja sana,biar tau aja Orang RRT memangil kita keturunan Thionghua itu dgn sebutan Indonesia,jgn berharap bnyk pd Tanah nenek leluhur RRTmu, karna kenyataan memang begini sdr Lie

  52. Rusly Moch says:

    Tulisan yang menjengkelkan, etnis Tionghoa yang anda sebut “eksklusif” itu memang sekarang masih ada dan kalau boleh jujur saya setengah mati bencinya sama mereka. Bukan karena saya Muslim dan mereka “kafir” (karena puji Tuhan saya nggak fanatik) tapi lebih karena kesadaran naluriah saya sebagai pribumi; eh elu pendatang kok nggak mau gaul sama tetangga? eh.nggak semua pribumi bodoh dan barbar kan?

    di forum-forum dunia maya saya juga mudah tersinggung dan sentimentil kalau ada hubungannya sama etnis satu ini, tapi jujur kebencian saya bukan karena kedengkian, apalagi itu dihubungkan dengan bahwa semua etnis Tionghoa itu “brengsek dan serakah”. Apalagi saya punya rekan kerja yang kebetulan Cina Benteng (istilahnya bener nggak?) tapi dia nggak item, putih dan mukanya chinese bener, orangnnya sopan kalau mau apa-apa selalu bilang “sorry bro sorry bro” malah kadang saya yang brengsek suka nitip kerjaan ke dia hahaha….

    Apa karena dia kebetulan “sederajat”?
    Nggak juga, karena saya juga punya kenalan mantan Bos Tionghoa yang baik, waktu kerja sama dia saya sering disuruh solat hahaha… (dalem ati; Cina bego) meski Kong Hu Chu tapi kalau ada acara atau syukuran di Perusahaan dia selalu panggil Ustadz buat ceramah dan do’a, basa basi? Nggak juga, karena dia serius bener tiap kali bilang Amien hahaha…. (Cina bego part II)

    Meski begitu rasa sentimentil saya nggak ilang sepenuhnya, saya masih enek kalau denger klakson tan.. tin.. mobil tetangga Tionghoa saya yang rumahnya gede dan nggak pernah keluar rumah (meskipun nggak pernah ganggu juga, tapi saya tetep benci). Ada yang bilang saya rasis, munafik, tapi entahlah yang jelas rasa semacam itu hanya muncul sesaat dan tak pernah terlintas sedikitpun dipikiran saya untuk mencelakai, mengambil hak apalagi merenggut kebahagiaan yang mereka miliki (jujur meskipun saya agak brengsek tapi nasihat baik Ibu saya selalu mengganjal).

    Saya menaruh banyak jempol buat tulisan dan komentar diatas yang ditulis dan dibaca dengan hati yang lapang, anda belajar kamipun belajar; mengenal, menahan, meminta-memaafkan dan memahami. Apapun diatas itu semua ada Cinta yang merangkul tanpa batas (jujur meskipun secara pribadi skeptik, tapi nasehat Ibu saya selalu terngiang).

    Salam buat samua kawan disini, saya pribumi tapi saya nggak menganggap Mas Kurnia ini sebagai “Cina” karena dia menulis Bahasa Indonesia dengan fasih dan lugas. Menjelang Imlek, jadi Gong Xi Fat Cai…

    *sorry nih bukan analisa tapi curhat membosankan hahaha…

    • Ah, jauh dari membosankan kok 🙂

      Saya memahami kebencian Anda terhadap keturunan Tiong Hoa. Keekslusifan mereka tidak bisa dibantah. Tulisan saya tidak saja diperuntukkan pada pribumi, tetapi juga pada mereka.

      Mungkin saya lancang, tapi yang saya harapkan dari Anda cukuplah memahami bahwa tidak semua keturunan Tiong Hoa semenjengkelkan itu. Seperti yang sudah Anda contohkan. Rekan kerja dan bos Anda, yang saya lebih suka menyebutnya baik hati dari pada bego :). Juga saya, yang berusaha menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar :p

      Saya salut terhadap Ibu Anda. Kita berharap agar ada selalu ada Cinta yang merangkul tanpa batas. Cinta untuk Anda, saya, dan semua orang di dunia tanpa memandang warna kulit dan lebar mata.

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      tambahan saja buat rusly, biar anda agak ngerti sifat orang chinese. saya sendiri sebegai chinese kadang kesel juga loh sama sesama chinese yang rada katrok dan belagu, jangan anda anggap semua orang chinese itu akur.
      jadi pada dasarnya karakter orang china itu bermacam macam, ada yang ramah ada yang ketus ada yang galak, ada yang cuek.
      ini sedikit banyak pengaruh dari asal usul nenek moyang dulu dari wilayah mana, kalau nenek moyangnya dulu orang gunung biasanya galak dan adatnya keras dan tertutup (maklum secara turun temurun hidupnya selalu terancam dari suku suku lainnya) contohnya ya tau sendirilah siapa orang paling galak di jakarta he he he.
      mereka ini didatangkan oleh belanda karena jago dalam urusan pertambangan.
      sebaliknya orang pesisir karena nenek moyangnya suka berdagang, secara turun temurun punya sifat lebih ramah dan terbuka. lah iya masak mau berdagang punya sifat galak galak, tar siapa yang mau beli?

    • Rio says:

      aku cina dan rumahku disita orang cina, kau masih untung rumahmu gak disita, kau sekedar cuma iri karena ada si kaya, aku jujur dalam bekerja tapi bosku memihak teman kerjaku yg pribumi dan maling padahal dia juga cina, aku tidak bisa bekerja lagi karena kerugian ditanggung dua, lah aku rugi kan aku gak nyolong, sementara temanku mengakui kalau dia nyolong, lalu kau yg pribumi ini bagaimana menyikapi aku yg cina tertindas ini?

  53. Edbert says:

    Woi Kurnia Aku etnis tionghua kamu nag pain ejek ejek suku saya anjing kau

    • Menyebut saya anjing adalah kebanggaan untuk saya. Apakah Anda sebagai entis Tiong Hoa tahu bahwa panggilan Siaw Ko, anjing kecil, digunakan untuk menyebut anak yang baik.

      Sepertinya kita perlu bersabar lebih banyak. Melihat situasi tanpa terburu rasa marah. Saya berharap Anda sudi membaca tulisan saya sampai dengan selesai 🙂

  54. Edbert says:

    Aku setuju dengan Si arif kalau gak Ada etnis cina Indonesia mana bisa berkembang yang pribumi tau Hanya minta uang Dan Jadi abang becak Kalian Selalu bilang keyakinan cina itu berhala seperti puja patung Dari pada Kalian orang Islam puja dinding sekalian puja pantat kita etnis cina lebih hebat daripada orang pribumi indonesia di medan di perumahan ku di sampingnya Ada perkumuhan liar orang Indonesia miskin !! Entah orang macam apa Kalian

    • jujur saya menyesal dan sedih membaca tulisan anda karna saya adalah seorang muslim.
      Tapi tolong jangan bawa bawa agama karna itu sangat sensitif .
      Apakah agama mu mengajarkan untuk menghina agama lain ?
      Satuhal yg perlu anda ingat
      Lihat saat nanti kau tiada lagi dibumi ini
      Maka kau akan sangat menyesali perkataan mu

      • tiong999 says:

        Hehehe…..Gak usah ditanggapin si Edbert, kalo dalam perspektif sy melihat, dia itu bukan dr golongan manapun di Indonesia. Sy lebih mencurigai dia dr oknum teroris yg menebar kebencian untuk mencapai tujuan akhirnya ( Teroris Provokator ).

  55. Edbert says:

    Kalian mau tau kenapa Aku benci pribumi pertama waktu Aku ulang tahun KE 12 pada waktu November 2013 baru Saja Aku makan Kue ku Dan keluar Aku langsung hamper dilempari batu Untung sebelum kena Aku menghindar Dan melempari meerkat batu bata Dan nenekku cerita banyak Saudara Kakekku pamanku dibunuh Dan dirampok waktu 1998

    • Dipukul, diteriaki, dilempar, dibunuh, diperkosa, dijarah, adalah sejarah yang tidak lepas dari hubungan antara keturunan Tiong Hoa dan pribumi di Indonesia. Saya merasa prihatin akan apa yang terjadi pada dirimu dan keluargamu. Jadi bagaimana kalau kita berusaha menghentikan penderitaan ini dengan menghapus kebencian, menggantikannya dengan pemahaman dan kasih agar tidak jatuh korban lagi 🙂

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      turut berduka untuk keluarga kamu yang meninggal, saya mengerti kamu emosi, hanya saja masih ada kok pribumi yang baik, contohnya pada saat kerusuhan 1998, saya dan teman saya sedang mengendarai motor pulang kantor dari jakarta utara menembus blokade ke jakarta timur, teman saya yang orang batak itu bilang, biar aku saja yang bawa, kaw bonceng saja di belakang saja biar aman. dan mulai lah perjalanan pulang tak terlupakan seumur hidup, jakarta terlihat seperti sedang dilanda perang. sempat juga liat tiga orang polisi berlumuran darah di gebuki masa.

  56. _medan_ says:

    gw asli suku tiong hua dan kakek gw asli dari tiongkok
    tapi sekarang kami smua uda jadi rakyat indo dan bila di buang ke negri cina kami di sana juga bingung mw ngapain karna pertama bahasa mreka aja gk ngerti gimana buat komunikasi
    tapi gw harap rakyat pribumi juga harus maklum kalau suku tiong hua banyakan menutup diri tapi itu bukan berarti kami sombong or sok kaya..
    karna gk semua suku tiong hua kaya masi banyak gw liat suku tiong hua di kampung”
    contohnya kalau kalian ada ke medan se x” jalan ke blahrang
    di sana banyak peternak dan petani yg bermata cipit..
    balik ke intinya jgnlah bagi para pribumi berburuk sangkah tentang kami karna kami tiong hua mungkin ada yg merasa trauma dan masi butuh waktu buat berbaur seperti kalian para pribumi yang masi butuh waktu untuk berhenti mengatain kami or panggil kami CINA karna kami bukan org cinta tapi kami org indo dan suku tiong hua…jadi tidak ada hubungan ke kata “CINA” sama se x jadi saling mengerti dan pahami aja dan bila ada masalah jgnlah buat kami suku tiong hua yang jadi alat pelampiasan terus karna kita sesama manusia dan dalam semua agama di larang untuk membunuh manusia
    dan tambahan pada masa penjajahan para suku tionghua juga ikut memrebut kemerdekaan dalam bentuk raga maupun materi
    dalam raga brrt ikut berperang dan dalam materi memberi suport senjata yang di beli dari luar untuk di berikan ke rakyat indo tapi sayang pemerintan gk pernah menuliskan itu dalam sejarah dan perjuangan suku tionghua pun gk di anggap….
    THX BRO BUAT BLOG NI salam damai and HORAS!!!

  57. Alicia says:

    Lagi browsing tentang akulturasi cina di indonesia..malah ketemu artikel2 yang memuat hujatan trhdp etnis cina..

    Lagi emosi eh terus ketemu artikel ini..
    Salut banget sama Kak Kurnia, udah melakukan studi pustaka buat bikin beginian

    Tulisan bagus yang akhirnya bisa memberikan penjelasan kepada saya yg selama ini bertanya” kenapa etnis Tionghoa sangat dibenci..
    Ternyata politik adu domba Belanda emang sebegitu hebatnya hahaha
    Sayang tulisan kayak gini nih cuma di blog..harusnya bisa dipublikasikan supaya bisa menyadarkan baik org indonesia dan etnis tionghoa

    Kita harus sadar kalo kita bergabung dan gak bertikai terus, bahkan amerika bisa kalah =))

    Trims artikelnya dan minta ijin buat publikasi ya tentunya dengan tetap mencantumkan nama penulis 😀

    • Terima kasih sudah membaca 🙂
      Silakan untuk mempublikasikannya. Toh tulisan ini saya buat agar bisa dibaca oleh sebanyak mungkin orang. Kalau dipublikasikan secara online, bilamana sempat tolong berikan tautannya di sini ya. Biar saya tahu tulisan ini ke mana saja (dan mungkin bagaimana tanggapannya). Trims

  58. raditsu says:

    kita harus mengakui ada chinese yang baik dan chinese yang perusak , ada pribumi yang baik dan pribumi yang perusak, semua tidak bisa disamaratakan!, kita hidup di bumi dan dinaungi langit yang sama.
    kalau kita tidak puas hidup di dunia kita tanyakan langsung ke Tuhan, bukankah kita bangsa yang religius.
    Tindakan penjarahan itu semuanya bertentangan dengan PANCASILA, itu yang saya tahu dari sekolah saya. segala sesuatu yang bertentangan dengan PANCASILA berarti menghianati negara kita tercinta Republik Indonesia bukan Republik Rakyat Cina, betul nggak?
    Akhirnya salam damai

  59. Triatmo Joyo says:

    Tulisan anda bias sekali dengan banyak fakta yang tampak dimunculkan dari opini orang2 yang dibuat jadi sebuah artikel. Darimana sumber anda menyatakan kalau cina adalah sekutu belanda waktu penjajahan? Darimana sumber anda bilang cina menguasai ekonomi dengan bantuan suharto? Darimana sumber anda bilang kalau cina eksklusif DARI SANANYA SEBELUM PEMERKOSAAN DAN TINDAK ANARKIS TAHUN 98?

    Cina menguasai ekonomi karena prinsip ekonominya kuat: gemar menabung. Pendapatan masuk, sebagian kecil digunakan, sebagian ditabung, dan SEBAGIAN DIJADIKAN INVESTASI UNTUK MEMBESARKAN BISNISNYA

    Pribumi?
    Dapat 10juta rupiah, wow, REJEKI DARI ALLAH! Habiskanlah karena itu adalah hakmu, besok PASTI ADA LAGI. Ya, mana bisa kaya kalo begitu?

    Kalau soal sekutu belanda, darimana sumbernya? Kenyataannya cina gak ada kaitan militer ataupun mendanai kemiliteran belanda waktu penjajahan, so?

    Eksklusivitas, pribumi membakar, menjarah, dan memperkosa chinese, karena keirian dan kedengkian mereka, yang DIPROVOKASI OLEH PEJABAT BUSUK YANG SAAT INI MEN CAPRES. Sebelum itu? Silakan anda cek seberapa eksklusif cina pada pribumi. Berkacalah kalau anda masih punya kaca dan mata.

    Dan, kalau umur anda masih baru lulus kuliah, cari pengalaman dulu, jangan cuma modal semangat dengki, laptop dan modem lantas berlagak membongkar kebenaran. Anda tampak dungu di mata kami

    • Halo Triatmo Joyo,

      Semua sumber yang saya pakai di tulisan ini saya tuliskan di daftar pustaka. Daftar pustaka itu ada dibagian bawah dari tulisan saya. Anda akan menemukannya kalau membaca secara utuh dari awal sampai akhir. Dari komentar Anda, saya berpraduga Anda hanya membaca paragraf-paragraf awal saja. Terima kasih sudah bersedia membaca tulisan saya ini, tapi saya akan lebih berterima kasih apabila Anda mau meluangkan waktu dan energi untuk membaca secara keseluruhan.

      Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Anda. Sungguh saya memang harus mencari pengalaman lebih banyak 🙂

      Salam damai

    • topan says:

      Sedikit pencerahan aja bung Joyo, saya asli pribumi ..
      Agama kita berbeda, kita diajarkan tidak hanya mengejar hidup didunia, tapi juga diakhirat,
      Saya tidak tertarik beradu argumen tentang persoalan etnis tiong hoa di indonesia karena istri saya juga warga keturunan,
      Kalau bisa sekali2 anda mampir ke palembang, mungkin anda bisa belajar banyak di sana, terutama pergaulan dan perkumpulan tanpa memandang etnis.
      Di pulau kemaro dan di wilayah lain palembang pergaulan tidak memandang etnis,
      Menurut saya anda terlalu terobsesi dengan kekayaan dan uang, sehingga membuat mental anda sempit.
      Jangan lah membawa agama dan Tuhan hanya untuk menunjukkan anda benar,

  60. Arifin says:

    99% KOMEN DIATAS MEMBELA CINA WALAUPUN TULISAN DIATAS 95% BERTENTANGAN DENGAN FAKTA YANG SEBENARNYA, ADA YANG MENGAKU CINA, ADA YANG MENGAKU JAWA, ADA YANG MENGAKU MADURA ATAU KALMANTAN..LUCU JADINYA.. TAPI YAH BEGITULAH CARA2 CINA MENIPU PRIBUMI, MEREKA BERHARAP PRIBUMI YANG MEMBACA ARTIKEL INI AKAN BERSIMPATI KEPADA MEREKA DAN MELUPAKAN CATATAN2 HITAM MEREKA DIMASA LALU YANG SAMPAI SEKARANG SEBENARNYA MASIH TERUS TERJADI.

    CUMA SAYANGNYA MEREKA MENGANGGAP KEBANYAKAN PRIBUMI BODOH DAN MUDAH DITIPU DENGAN SEBUAH ARTIKEL SEPERTI DIATAS, BUKTINYA MEREKA JUGA BERPIKIR BAHWA SEMUA PRIBUMI MUDAH DITIPU DENGAN PENCITRAAN JOKOWI, MEREKA PIKIR SEJARAH YANG SEBENARNYA ITU AKAN MUDAH DIHILANGKAN BEGITU SAJA.

    MEREKA PIKIR ANAK2 MUDA SEKARANG TIDAK TAU PERISTIWA YANG TERJADI PULUHAN TAHUN ATAU BAHKAN RATUSAN TAHUN LALU, MEREKA PIKIR TIDAK BANYAK YANG MEMBACA CATATAN SEJARAH..MEREKA PIKIR RAKYAT INDONESIA TIDAK TAU KALAU CINA DULU SECARA SEMBUNYI2 MEMBANTU BELANDA DENGAN BERBAGAI CARA AGAR MEREKA BISA SELAMAT DARI KEKEJAMAN BELANDA DAN BISA HIDUP LEBIH BAIK DENGAN BERFIHAK KEPADA BELANDA. BELANDA MEMBANTAI CINA ADA SEBAB2 LAIN, BUKAN KARENA CINA MEMBELA TANAH AIR INI, ETNIS CINA TIDAK PERNAH MAU BERKORBAN DEMI TANAH AIR INI, SILAHKAN BACA SEJARAHNYA KENAPA BELANDA MEMBANTAI CINA?.

    MEREKA PIKIR PEMUDA INDONESIA TIDAK TAU KALO CINA TELAH MEMBELA PKI UNTUK MEMERANGI NEGARA INI, BAHKAN RRC TELAH MEMBERIKAN 100 000 PUCUK SENJATA API UNTUK PKI MELAWAN TNI, MEREKA PIKIR RAKYAT INDONESIA TIDAK TAU SIAPA PEMILIK PABRIK2 NARKOBA, SIAPA BANDAR2 JUDI BESAR YANG TELAH MENIPU DAN MEMISKINKAN BANGSA INI, SIAPA PEMBUAT DAN PENJUAL BARANG2 PALSU, SIAPA BOSS2 TEMPAT MESUM, SIAPA BOSS PENJUAL ANAK2 KECIL PRIBUMI DIJADIKAN BUDAK SEX DAN MEREKA MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI ANAK2 PRIBUMI YANG MEMANG DALAM KESULITAN EKONOMI, SIAPA PENGEDAR VIDEO2 PORNO, SIAPA YANG MENGAJARI MENYOGOK ATAU MENYUAP PARA PENEGAK HUKUM DIREPUBLIK INI, SIAPA PARA PERAMPOK BESAR YANG MERAMPOK NEGARA INI DAN MEMBAWA LARI UANGNYA KELUAR NEGERI SEHINGGA MEMBUAT NEGARA INI MEMPUNYAI BEGITU BANYAK HUTANG KE IMF MAUPUN LEMBAGA KEUANGAN INTERNATIONAL LAINNYA…

    APA KALIAN BISA MENGINGKARI FAKTA2 TERSEBUT? PADAHAL NI BARU SEBAGIAN KECIL YANG SAYA SEBUTKAN, DAN SAYA TAU PASTI KALIAN BERSAMA KAWAN2 KALIAN MENCACI MAKI SAYA SEBAGAI RASIS ATAU PENGANUT AGAMA BEJAT, ITU MEMANG SUDAH SIFAT KALIAN DAN SUDAH MENJADI KEBIASAAN KALIAN KALAU KAMI MEMBONGKAR CATATAN2 HITAM CINA, BAHKAN SEBAGIAN DARI KALIAN AKAN MENGAKU SEBAGAI PRIBUMI DAN MEMBELA CINA, SAYA SUDAH TAU ORANG2 YANG KOMEN DENGAN KALIMAT

    ” SAYA SEORANG JAWA ATAU ETNIS LAINNYA DARI PRIBUMI SAYA BLA BLA BLA BLA DAN CINA ITU BAIK KOK ” INI PENIPUAN YANG SUDAH SANGAT BASI, SE-BODOH2 PRIBUMI TIDAK AKAN MENJUAL BANGSANYA UNTUK MEMBELA CINA YANG SUDAH MEMBUAT BANGSA INI SEMAKIN MELARAT, SAYA KATAKAN BAHWA BANGSA INI MENJADI MELARAT KARENA KELICIKAN ETNIS CINA DINEGERI INI,

    KALIAN MENGATAKAN BAHWA PERSTIWA PEMBANTAIAN CINA YANG TERJADI BEBERAPA KALI SEJAK JAMAN BELANDA DAN TERAKHIR TERJADI TAHUN 98 TIDAK AKAN TERULANG LAGI, MUNGKIN KALIAN BERPIKIR BAHWA KALIAN SEKARANG PUNYA UANG DAN ADA BEKING, TAPI KETAHUILAH BAHWA PERISTIWA PEMBANTAIAN CINA ITU SEERTI SIKLUS GUNUNG BERAPI, TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI MELETUS SAMPAI GUNUNG ITU RATA DENGAN TANAH ATAU SAMPAI CINA KELUAR DARI REPUBLIK INI, SEBAB DAPAT DIPASTIKAN BAHWA ETNIS CINA TIDAK AKAN PERNAH BERUBAH DARI SIFAT2 BURUKNYA, CINA BUKAN HANYA DI INDONESIA, TAPI CINA DISELURUH DUNIA TIDAK DISUKAI KEHADIRANNYA, ITU DISEBABKAN OLEH KARENA SIFAT2 LICIKNYA.

  61. @Kurniahartawinata

    Sekarang WNI suku tionghoa sudah mulai berbaur dan berpolitik, malah dibawa lagi tuduhan dan masalah ke perspektif agama seperti di bawah ini :

    http://www.voa-islam.com/read/opini/2014/02/26/29262/munarman-sh-cina-kafir-tahun-2014-melakukan-uji-coba-politik;#sthash.YnPAd4Ww.dpbs

    masalah hanya bersumber dari pikiran dan diri sendiri. kebencian yg timbul dari pikiran sendiri. praduga-praduga dan persepsi yg seharusnya disingkirkan jauh-jauh.
    bagaimana negara indonesia kita bisa maju kalau “mindset” nya masih dipenuhi dgn kebencian dan tuduhan-tuduhan? selain CINA sekarang sudah merambah ke kata “KAFIR”

    hanya berharap semoga semua makhluk dan manusia berbahagia.

    ajaranlah yg membuat manusia mengkafirkan manusia lain.

    masalah hanya bersumber dari pikiran dan diri sendiri. kebencian yg timbul dari pikiran sendiri.

    Buddha mengajarkan :
    “Dia menyakiti saya, Dia memukul saya, Dia mengalahkan saya, Dia merampas hak saya” — bagi mereka yg masih berfikiran sedemikian, maka kebencian tidak akan pernah berakhir

    dan tentu saja masalah akan terus datang tiada hentinya.
    .

  62. Tri says:

    dan tak bisa dipungkiri juga,bahwa orang China di Indonesia telah merampok kemerdekan warga pribumi.Sekarang mafia China semakin kuat dan menggurita di indonesia,dan mereka sudah pnya wakilnya di politik salahg satunya Ahok.Jokowi pun juga didukung oleh mafia China.Anda akan menemukan banyak yang bukan sekedar katanya,jika anda independen anda akan menemukan yang namanya “MAFIA CHINA” di indonesia.

    • saya berusaha independen dan menemukan tidak cuma “mafia cina” 🙂
      terima kasih atas sarannya

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      bisa kasih contoh merampok kemerdekaan warga pribuminya seperti apa? apakah warga pribumi dilarang beribadah? apakah dilarang bekerja dikantor dan pabrik? tidak dikasih THR? (hari raya perlu dikasih duit?). tidak diijinkan mendirikan rumah ibadah? atau dilarang bangun sekolah?

      yang namanya mafia itu ada dimana mana, mafia tanah abang yang jadi wakil rakyat bukannya juga sudah hebat itu? apa kurang puas? kalah bersaing?

  63. satria putih indonesia says:

    BENAR BENAR BISA DINALAR…….
    TAPI KENAPA RAKYAT INDONESIA ERA INI DIAM SAJA.AJUKAN PEMBAHASAN INI KE MEDIA TELEVISI DAN BUATLAH WIN WIN SOLUTION DENGAN RAS CHINA.
    UNTUK BISA HIDUP BERDAMPINGAN YANG BAIK.
    UNTUK RAKYAT INDONESIA
    -HORMATILAH SESAMA MAHKLUK TUHAN.
    -HARGAI PERBEDAAN BERAGAMA.
    UNTUK CHINA DI INDONESIA
    -HARGAI WARGA PRIBUMI
    -HORMATI WARGA PRIBUMI SEBAGAI TUAN RUMAH KALIAN.
    -PEKERJAKAN MEREKA DENGAN KEMANUSIAAN.
    -JANGAN TEBARKAN BUDAYA BURUK HARAM HALAL HANTAM SEPERTI JUAL TOGEL . RENTERNIR . DAN BERFIKIR SEMUA BISA DILAKUKAN OLEH UANG.
    -JANGAN BANGUN TEMBOK RUMAH ATAU PAGAR TINGGI TINGGI KARENA BAGI SAYA PRIBADI KALIAN AKAN AMAN KALAU BAIK BAIK DENGAN RAKYAT.DAN JUGA ADA APARAT KEPOLISIAN.KALIAN ANGGAP APA KITA INI KOK SAMPAI BANGUN PAGAR TINGGI TINGGI ? APA BIAR TIDAK KETAHUAN KALAU ANDA ADA BISNIS ILEGAL ATAU BAGAIMANA ?
    -BERBAIK BAIKLAH JIKA KALIAN INGIN DIBAIKI.
    -HAMPIR SEMUA RAKYAT INDONESIA TAHU..KALIAN SOMBONG ANGKUH DAN INDIVIDU..? KALIAN PASTI JAWAB MAKAN TIDAK MINTA KITA “ITU BETUL TAPI KALIAN HIDUP DIMANA ?
    SEMOGA BISA DI BUAT KAJIAN MUNCUL DI TV.UNTUK MENGINGATKAN PARA PESOHOR CINA YG HIDUP DI INDONESIA AGAR SIFAT ANGKUH,SOMBONG,INDIVIDU BISA DIKURANGI.
    DAN UNTUK RAKYAT INDONESIA BISA SALING MENGHORMATI SESAMA MAHKLUK TUHAN.
    MARILAH PRIBUMI DAN CHINA HIDUP BERSAMA.PANDANGLAH RAKYAT KECIL JANGAN HANYA ORANG ORANG BESAR YG KALIAN SAPA KARENA YANG KECIL TAPI BANYAK IBARAT ANDA SINGA BERADA DAN MANDI DI SUNGAI AMAZON ,MESKIPUN KECIL TAPI PIRANHA AKAN MENYISAKAN TULANG YG KERAS SAJA….
    Terimakasih juragan yang punya blog.
    Anda benar benar seorang pemberani sejati…
    BUKAKAN MATA HATI RAKYAT INDONESIA YG PADA GALAU INI….

    • Terima kasih atas tanggapannya, tapi lain kali ada baiknya capslock-nya dimatikan saja 🙂

    • sleone says:

      jd manusia sempurna dan baik tu bukan hnya pake mulut bebek, tpi hrs pikir dan lakukan, tuhan menciptakan manusia untuk sling hormati dan saling menolong dan kerjasama bukan saling cemburu,iri dan menyiksa,, walaupun etnis tiong hoa merebut barang kalian , klian pun hrs merebut kembali dengan kerja keras kalian bukan hanya merebut dengan melakukan perbuatan yang haram ke etnis tiong hoa.

    • super sekali…hidup berdampingan itu indah jika harmonis dan saling menghargai..

    • Irish says:

      Memgeneralisir bahwa ORANG CINA SOMBONG, ANGKUH..itu namanya anda hidup dalam tempurung..

  64. fu yung hai says:

    intinya satu siapapun kamu dari manapun asal usulmu…dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung

    berbaur… menyatulah dengan semua orang disekitarmu…. itu aja kok…ga ribet toh apapun warna kita kita semua tetap merah putih!

    cmn kasihan aja ama anak2 cina yg masih duduk dibangku TK. gmn ga kasihan mereka kecil2 udah “cina” ! mereka udah disekolahin 1 sekolah yg isinya cina…. sd sampe sma bahkan kuliah nanti juga bakal disekolahin di sekolah yg mayoritas “cina”

    jadi? kapan mereka membaur? ujung2nya sikap apatis lagi dari “pribumi” tul gak?

    membaur kalo kalian merasa orang indonesia maka jadilah orang indonesia…jgn ikutan kaum eksklusif sempit….

    • betul betul betul 🙂

    • den_hario says:

      seperti’y tidak bisa karena anda tau “kulit hitam selalu salah”

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      apakah anda chinese? kalau ya, apakah anda pernah disekolah negeri?
      saya pernah, sd negeri smp negeri sma negeri.
      selama 12 tahun sekolah negeri ya.
      saat sd karena tidak ada guru agama budha, akhirnya saya terpaksa ikut belajar agama islam (sampai sekarang saya masih bisa melafal Surat Al-Fatihah, he he he)
      di smp saya sempat di bully oleh anak racist yang di backup oleh ketua preman di kelas), untung masih ada yang membela saya (sekali lagi ga semua pribumi jahat)
      di sma, saya agak dijauhkan oleh beberapa teman walaupun saya tadinya tidak berprasangka buruk.belum lagi kebiasaan tawuran, merokok serta minum minuman keras (ini pengalaman pribadi saya dan teman teman) selama 12 tahun sekolah negeri : saya memiliki teman dekat dari suku padang sunda batak jawa flores dan betawi makasar dll.

      setelah punya anak, saya putuskan anak saya tidak sekolah di sekolah negeri, mengingat pengalaman yang pernah saya alami selama disekolah (sempat stress).

    • sch says:

      saya dulu mlah g punya temen sama sekali, pdahal kebetulan Tuhan ngasih saya mata sipit dan kulit kuning, stigmatisasi sih g perlu menghakimi krna mungkin dapet dari pengalaman hidup, kmd saya suka kluyuran siang hari agar kulit saya jadi agak gelap dan voilla jadi gelap dan kmd banyak temen, cuman mata sipit g bisa di ilangin untung bapak saya ngasih nama jawa ha2..yg saya takutkan skrang anak saya cino plekkk..padahal ibuny jowo..smg anak saya ndak mengalami yg saya alami

    • Irish says:

      Hi fu yung hai,

      Mungkin si cina tinggal di daerah PIK atau Kelapa Gading atau Tanjung Duren..kebetulan sekolah swasta di sana yg sekolah anak2 tionghoa sayang.

      Yah masak tinggal di Tanjung Duren, sekolah ke Pasar Minggu? Atau kalau mau sekolah di IPEKA tomang harus tinggalnya di Cijantung dulu..biar dianggap tidak sombong dan mau berbaur.

      Atau maksudnya karena sekolah favorit isinya cina cina semua. Sebaiknya biarkan anak sekolah yg gak favorit, suka tawuran..asal keliatan gak sombong, gpp? Walau akan memberi dampak pd masa depan anak mereka?

      Super sekali anda.

  65. indah says:

    bro kur, IMHO :
    1.Really nice and enlightening essay (panjang bgt soalnya).saat2 kayak gini, kita perlu tulisan2 seperti ini.judulnya agak provokatif, tapi isinya tidak.
    2.Sebaiknya dibikin seri 1,2,3 dst, soalnya kebanyakan ‘wuutt,wuut-nya’ jd flashback trs
    3.Soal statement bung tomo tsb, alangkah lbh baiknya klo brokur tulis, sumbernya drmana,supaya tdk diblg ‘fitnah’
    4.Saya setuju sekali soal betapa dahsyatnya Indonesia bila etnis tionghoa dan pribumi bersatu, karena sebenarnya bukan etnis tionghoa tidak py nasionalisme, tapi mereka tdk diberi kesempatan untuk menunjukan nasionalismenya,contohnya, jd polisi, tni,pns,dan nyemplung di dunia politik seolah menjadi tabu, dan susah.
    5.btw, how old are you?CMIIW kayaknya masih muda, tapi udah py pemikiran seperti ini?hehehehe

    MERDEKAAAAA.,

    • Terimakasih banyak atas masukannya 🙂
      Saya sudah lumayan tua kok, kalau tidak malah memang sudah tua haha

    • gua bangga jadi orang chinese says:

      untuk indah, ayah saya seorang PNS, jujur dan tidak korupsi, beliau melarang saya mengikuti jejaknya menjadi pns (jaman gub Alisadikin ada ketentuan anak pns bisa masuk menjadi pegawai negeri). karena menurut ayah saya, sebagai WNI keturunan, pangkatnya tidak naik naik.

  66. Rudy Ong says:

    Gue cuma mau bilang, Sedih melihat coment yang rasis dan memojokan etnis china. Mereka dibencinhanya karena mata mereka beda, kulit mereka beda. Buat sobat semua, kalau emang kita beragama, gak ada satupun dari agama yg kita anut mengajari kita memusuhi sesama manusia hanya karena kulit dan mata mereka berbeda, tapi kalau ternyata ada yg memberikan comment yg extrim diatas tadi mengenai etnis china…..sudah dipastikan orang itu gak beragama, dirinya dikuasai oleh kebencian. Yuk mari kita bergandengan tangan , buat negara kita lebih maju dengan bekerja sama dan mengesampingkan perbedaan. Aku seorang Tionghoa dan istri aku seorang pribumi muslim, ternyata hidup aku begitu indah dan penuh diberkati. Semua dari hati teman teman.

    • sch says:

      saya salut pada bapak, tapi tidak bisa dipungkiri juga kalo di perusahaan yg dimiliki oleh WNI keturunan banyak yg sangat rasis ni crita tidak cuman satu dua untuk dinilai hoax dan itu cuman bisa disembuhin oleh para WNI keturunan sendiri

  67. tsu says:

    Bangsa Cina mendarat di Indonesia pada abad ke 5, di pesisir pantai Jawa Timur. Mereka adalah pedagang yg berlayar untuk mencari rempah2, dan kemudian karena satu dan lain hal, mereka menetap di Indonesia dan berasimilasi dengan penduduk setempat. Para pedagang Cina ini juga diyakini sebagai yg membawa agama dan tradisi Islam masuk ke Indonesia, karena berkat Jalan Sutra, agama Islam yg berasal dari Arab, masuk ke Cina melalui India. Bahkan menurut sejarah, beberapa orang dari Wali Songo adalah keturunan Cina seperti Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati. Hal ini merupakan sesuatu yg ironis di masa pada jaman sekarang hanya sedikit orang Tionghoa yg memeluk agama Islam. Mengapa bisa demikian?

    Pada jaman Kolonial Belanda, tahun 1680, para pedagang Tionghoa memegang peranan penting dalam perekonomian di Batavia. Bahkan usaha penjajah untuk memonopoli pun terhambat dan mereka terpaksa berbisnis dengan para pedagang Tionghoa tersebut. Akibatnya, penjajah merasa terancam karena keberadaan orang Tionghoa secara tidak langsung menyokong kehidupan pribumi di Indonesia, dan jika orang Tionghoa dan pribumi bersatu untuk melawan, para penjajah akan kewalahan. Karena itulah, para penjajah berusaha mengadu domba pribumi dan orang Tionghoa, dan mereka berhasil.

    Pada tahun 1740, karena krisis ekonomi yg disebabkan oleh turunnya harga gula di pasar global, Belanda hendak mengikis upah gaji para pekerja dengan cara memindahkan para kuli, yg sebagian besar adalah pribumi, ke Afrika. Padahal maksud sebenarnya adalah mereka bermaksud membuang para kuli itu ke laut lepas diam2. Entah bagaimana caranya, isu tersebut tersebar dan para pedagang Tionghoa di Batavia, menggalang kekuatan untuk menyerbu kapal2 Belanda tersebut. Pertumpahan darah pun tidak dapat dielakkan.

    Akibat perlawanan tersebut, Belanda mengeluarkan perintah untuk memeriksa dan melucuti para pedagang Tionghoa, namun yg terjadi sebenarnya adalah pembantaian besar2an di mana dalam 3 hari, 50.000-60.000 orang Tionghoa dibunuh. Belanda juga mengeluarkan dekrit bahwa orang Tionghoa lah yg berencana membunuh para kuli pribumi dan mereka seolah2 bertindak sebagai penyelamat bagi orang2 pribumi. Kemudian Belanda juga menjanjikan imbalan bagi setiap kepala orang Tionghoa yg berhasil dibunuh. Inilah awalnya perselisihan antara Tionghoa dan pribumi. Nama “Kali Angke” yg ada di daerah Jakarta Utara berasal dari kata “Sungai Merah” yg menggambarkan kejadian pembantaian saat itu di mana sungai2 menjadi warna merah oleh darah Tionghoa.

    Pada jaman perang kemerdekaan, orang Tionghoa juga berperan penting dalam perjuangan melawan menjajah di mana dalam BPUPKI terdapat 6 orang Tionghoa yg berkontribusi dalam pembentukan UUD’45. Hanya sedikit orang Tionghoa yg terjun langsung pada konflik bersenjata karena pada saat itu jumlah mereka hanya sedikit. Pada jaman agresi militer, Belanda dan Jepang melakukan blokade terhadap impor barang2 kebutuhan seperti sabun dan peralatan memasak. Orang Tionghoa memegang peranan besar dalam menyelundupkan barang2 itu masuk ke dalam negeri. Namun karena situasi negara saat itu sedang kacau, tidak ada catatan jelas mengenai hal itu sehingga peranan Tionghoa dalam perjuangan meraih kemerdekaan menjadi blur.

    Tahun 1955-1965, perselisihan pun terjadi antara pribumi dan Tionghoa di mana Tionghoa dituduh “tidak patriotik” dan tidak ikut serta dalam perang meraih kemerdekaan. Pemerintah Indonesia saat itu pun akhirnya mengeluarkan peraturan yg membatasi peran Tionghoa dalam politik. Hal itu menyebabkan orang Tionghoa pun lebih fokus dalam bidang perdagangan dan industri. Kemajuan para Tionghoa dalam perekonomian ternyata kembali menyebabkan perselisihan di mana para Tionghoa dituduh sebagai agen kolonial dan menerima suap. Pemerintah pun memerintahkan para pedagang Tionghoa untuk menutup usahanya di kota2 besar dan memindahkan mereka dengan paksa ke daerah2 seperti Kalimantan dan Palembang. Saat itu kurang lebih ratusan ribu orang Tionghoa “dibuang”, dan 42.000 yg dituduh membangkang dibunuh.

    Sebagai protes, banyak orang Tionghoa yg mencoba pulang kembali ke negara asalnya, hanya untuk menemukan bahwa mereka tidak diterima di sana karena dianggap sudah “tidak berdarah murni” Hal ini menyebabkan orang2 Tionghoa di Indonesia kehilangan jati diri, karena mereka bukan Indonesia dan juga bukan Cina. Akhirnya sebagian dari mereka pindah ke negara2 lain seperti Malaysia, Singapura, dan Brazil.

    Pada jaman pemerintahan Soeharto, orang Tionghoa di Indonesia diharuskan mengganti nama mereka dengan nama Indonesia. Hal ini merupakan sesuatu yg sangat pedih karena mereka menjadi kehilangan marga dan nama keluarga mereka. Segala tradisi yg berbau Cina diharamkan, dan bahasa Mandarin pun dilarang karena mereka dituduh menyebarkan paham komunis. Di beberapa daerah juga hal ini disangkut pautkan dengan agama di mana orang Tionghoa dianggap tidak menghormati agama Islam dan tradisi muslim dan dibunuh. Pada periode 1965-1975, aparat dapat dengan seenaknya mengeksploitasi orang Cina dengan merampok dan memperkosa keluarga mereka. Cara satu2nya untuk survive pada masa itu adalah dengan menyogok.Bahkan para Tionghoa yg berjasa bagi Indonesia pun ditangkap, dipenjara, dan dibunuh, dan hal ini menyebabkan orang Tionghoa menjadi memisahkan diri dengan Indonesia. Mereka tidak senang disebut sebagai warga “Indonesia” Hal ini terjadi hingga hari ini. Walaupun generasi muda saat ini tidak seekstrim leluhurnya dalam menjalani tradisi Tionghoa, tapi tetap mereka merasa berbeda dan menjaga jarak dengan pribumi. Budaya mereka menjadi lebih kebarat-baratan, karena banyak orang tua Tionghoa memilih untuk menyekolahkan anak mereka ke Amerika atau Eropa.

    Pada kerusuhan 1998, orang Tionghoa dituduh menjadi biang krisis ekonomi dan KKN di Indonesia karena mereka sering menggunakan sogokan untuk mendapatkan kemudahan dari pemerintah. Ratusan ribu orang Tionghoa di Indonesia, dibunuh, diperkosa, dan milik mereka dijarah massa. Hal ini menyebabkan banyak orang Tionghoa memutuskan untuk lari dari Indonesia, dan pindah ke negara2 tetangga seperti Australia dan New Zealand. Dan bahkan setelah reformasi, sebagian besar memutuskan untuk tidak kembali ke Indonesia karena mereka menemukan bahwa negara2 barat lebih menghormati hak2 mereka ketimbang Indonesia.

    Setelah reformasi, pada masa pemerintahannya, Gus Dur mencabut larangan bagi orang Tionghoa untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Kwik Kian Gie dijadikan menteri perekonomian. Gus Dur juga memberikan ijin bagi orang2 Tionghoa untuk menjalankan tradisinya tanpa harus meminta ijin kepada pemerintah. Pada masa pemerintahan Megawati, hari raya Imlek pun ditetapkan sebagai hari libur nasional.

    Setelah 45 tahun dilarang di Indonesia (sejak tahun 1965), pada tahun 2000, Metro TV menjadi stasiun TV pertama yg menggunakan bahasa mandarin. Pada tahun 2006, pemerintah mengeluarkan undang2 yg menghapus segala perbedaan antara Tionghoa dan pribumi. Dan pada tahun 2007, SBY meresmikan istilah “Tionghoa” sebagai nama bagi penduduk keturunan Cina di Indonesia.

    So, setelah membaca uraian di atas, bisa kita lihat bahwa pada awal mulanya, orang Tionghoa dan pribumi hidup berdampingan. Diskriminasi terjadi akibat usaha penjajah untuk memecah belah Indonesia. Berbagai usaha perbaikan telah dilakukan oleh pemerintah, namun luka yg telah mendarah daging selama berbagai generasi tidaklah semudah itu untuk dihapuskan.

    Marilah kita sebagai generasi muda, belajar dari kesalahan pada leluhur kita, untuk bersikap kritis. Jangan mudah diadu domba oleh pihak2 yg tidak bertanggung jawab. Diskriminasi adalah sebuah hal yg menginjak2 martabat dan hak asasi manusia, dan perbedaan SARA adalah sebuah kekayaan budaya bangsa yg harus kita hargai. Satu nusa, satu bangsa. Bhinneka Tunggal Ika 🙂 LOVE INDONESIA ❤

  68. fendy says:

    Kami cari uang ya ga gampang
    Salahkan diri sendiri
    Pemalas orgnya suka mengeluh 😀
    Pliss jangan provokasi, bwt lah artikel yang berguna untuk masyarakat

  69. gua bangga jadi orang chinese says:

    untuk admin, maaf ya bila saya lancang terlalu banyak menanggapi komentar orang. serasa yang punya blog saja he he he…

  70. elima says:

    Saya jadi heran,jadi saya ini di sebut apa?
    Bapak saya Jerman,China,Jawa & mamak saya batak..
    Saya pake 2marga china & batak.
    Setiap saya blg saya china di dpan org pribumi(yg saya pun gak ngerti suku apa aja yg di sebut pribumi) selalu saya di ejek.tapi kalo saya blg saya batak mereka cm diam.
    Marga china saya Gho,tapi di akte lahir dibuat Ghona.kata nya susa hdup di indonesia ini org2 china.
    1 lagi saya masi ingat wktu saya SD penjarahan org2 china di kota saya di lakukan besar2an.kami mesti ngungsi ke rmh opung kami.
    Apa salah china?!kalo ga ada china stiap kota bakal jadi kota mati.krna perdagangan la kota jadi hdup!!
    Anti china,padahal minta kerja sama org china.makan uang org china!!

  71. Edbert says:

    Hei fu yung hai kamu enggak hargai kerja Keras bangsa tionghua ? Emang kau pikir kau ini siapa

    • topan says:

      Hei bert, apa kau sadar dimana kau tinggal, numpang aja sok jagoan kau.
      tinggal kau dipalembang, habis kau sampai turunan kau.
      cakap ga berguna kau, apa kau ga merasa ada gerakan pasukan revolusi dimedan, hati2 kalau kau cakap di website.

  72. David says:

    Mas kurniawan,mata saya sampe pening ni bca artikelnya, tpi menurut saya bagus juga mas artikelnya hahahaha

    oh iya mas knapa artikelnya g mau di masukin ke surat kabar ato yg lainnya aj mas? Kan bsa terwujud tuh impian mas kurniawan untuk membuat damai negara kta ini supaya tidak ad perbedaan suku dan ras lagi hahaha dan dunia pun bsa serasa satu keluarga

    hahahaha makasih atas info artikelnya mas…. 😀

  73. Edy Sunjaya says:

    sudahlah yang lalu biarkan aja berlalu. Untuk kurnia artha mungkin baiknya ceritanya lebih dipersingkat supaya orang lain gak salah nangkep, atau mungkin kalimat penting di bold. Memang saya tidak membaca semua tapi melihat dari komentar saya bisa mengambil kesimpulannya. Saya memang orang keturunan cina ya tapi lahir di Indonesia emang bagi saya cukup lah marah denger cerita pembantaian orang tionghoa waktu zaman dahulu. Tapi sekarang apakah kita bangsa Indonesia harus seperti dulu lagi? saling bermusuhan, saling menjauhi? Tentulah tidak. Sekarang dari generasi muda kita harus membuat negeri kita menjadi negara maju. Sangat tidak diharapkan memandang seseorang dari etnis/agama, Ingatlah Bhinekka Tunggal Ika “Berbeda beda tetapi tetap 1 jua”. Kita berbeda suku, etnis, agama, serta iman tetapi harus saling membantu toh satu dengan yang lainnya. Tuhan menciptakan kita dengan derajat yang sama artinya sangat tidak diperbolehkan memandang seseorang dari etnis, suku, agama. Udah saatnya kita bersatu, berjuang buat negara ini. Sebagai keturunan orang cina saya hanya bisa berkata ” Say No To Racism” saya menghargai kalian semua yang menghargai saya.

    • terima kasih atas sarannya,

      saya memang memilih menulis berpanjang-panjang karena isinya memang panjang. kita terlalu sering menyingkat sesuatu agar tidak membuang waktu, alhasil ktia tahu tapi tidak memahami

  74. PUTRI says:

    Mau kasih saran nih, merujuk beberapa komentar sebelumnya dimana ada yang meragukan validitas informasi dalam tulisan ini, sebaiknya memang dibenahi lagi tulisannya.
    Referensi itu ada bukan hanya untuk di-‘tempelkan’ di bawah tulisan; rujukan/referensi juga harus disertakan dalam uraian agar pembaca bisa tahu informasi yg diberikan berasal darimana & apakah sumber tersebut terpercaya atau tidak (FYI: wikipedia & blog pribadi bukan sumber terpercaya loh); terlebih juga karena yang Anda tulis bukan pengalaman pribadi.
    Well, overall, nice article though 🙂

    • terima kasih atas sarannya 🙂

      ya, saya tahu kelemahan saya atas masalah referensi ini begitu tulisan selesai dibuat. tapi apa lacur, saya terlalu malas untuk, apa sih namanya, memberi tanda atau catatan kaki pada masing2 informasi. ya sudah, saya biarkan begitu saja. karena toh ini kan blog pribadi pula, yang seperti Anda katakan dan saya sadari, bukan sumber terpercaya.

  75. apa pun ras ,suku dan agamanya….tetaplah satu dalam bhineka tunggal ika

  76. Amazal says:

    ya sudah lah gk usah diungkit lagi…..aku turut prihatin juga membacanya sampai mataku melek entah ini artikel dongeng atau realita yang penting bangsa ini sudah berhasil dalam penyatuan budaya maupun pembauran…hanya saja masih ada saja tionghua yang eksklusif di daerah tertentu di luar pulau jawa. kalau dijawa gk usah ditanya bahkan tionghoa disini medok javanese.
    aku hanya berharap bangsa ini lebih baik lagi….jangan kayak chinese malingsia maksudnya malaysia perilaku macam komunis bahkan tak hormat sama golongan melayu disana..jangankan tak hormat sedikit bahasa melayupun tak lancar. berharap tionghoa di Indonesia tetap ada hati jiwa nasionalisme …segala keterbukaan di negeri ini menjadi kebanggan untuk semua ras suku dan etnis. jangan ada saling curiga di antara kita yang akan nantinya menimbulkan permasalahan di negeri ini.
    salam bhineka tunggal ika.

  77. jacky says:

    Saya sudah membaca postingan anda,,,,memang saya pun mengalami sendiri tentang orang china yg memang sangat berkuasa di negara ini,,,bahkan mereka pun acuh sekali sama warga pribumi,apalgi sekarang mereke mentang2 punya harta dan duit seenaknya aja klau mereka memarahin warga pribumi.aq kerja di lapangan jadi aq tau kondisi dan sifat2 orang china,yg lebih menjijikan lgi yaitu punya sifat dan watak yg sangat pelit,,,saking pelitnya takut kehilangan harta mereka sampai2 rumahnya dipagar rapat sekali,warga pribumi bnyak yg kaya tapi gak segitu pelitnya dan rumahnya pun gak dipagar rapat sekali.terus terang aq sangat benci orang china,maaf bukan aq mau jadi provokator tetapi itu lah kenyataanya.!!!!!! Trims

    • terima kasih sudah berbagi, kita harap agar keturunan cina dan pribumi semakin membuka diri satu sama lain 🙂

    • inggar susanto says:

      Tionghoa yang nggak mau gaul sama pribumi itu adalah Tionghoa yang bermental PREDATOR. Jelas dong, predator merasa tidak selevel dengan MANGSA. Itikat seorang predator itu kan cari mangsa/korban.
      Orang Tionghoa mau rasis, nggak mau gaul sama pribumi, …..emang masalah buat pribumi? Bagi saya (pribumi), itu nggak masalah sama sekali ! Yang jadi masalah itu kalau ada orang nipu tapi tidak dihukum, karena aparat penegak hukum bobrok. Itu masalah besar! Kalau aparat birokrasi doyan suap & pungli, aparat penegak hukum bobrok, yang JAYA pasti pengusaha2 hitam yang licik dan tukang tipu. Saya bersyukur belum pernah ditipu sama Tionghoa, tapi mendengar pribumi tanahnya ditipu sama Tionghoa, SERING. Salahnya pribumi juga kenapa jadi goblok sehingga kena tipu.
      Nggak usah iri sama Tionghoa! Tionghoa mlarat ada di mana-mana. Lihat aja di Singkawang, Pontianak, Kubu Raya, Pemangkat, Bagansiapiapi, Tangerang, Bogor, Medan, Jakarta. SALAH BESAR kalau etnis Tionghoa itu dianggap sebagai ras unggul, profesional dalam bekerja dan selalu kaya. Itu di Indonesia, di RRC apalagi, nggak beda sama pribumi di Indonesia. Ada yang jadi pemulung, ada yang rumahnya gubuk di pinggir kali, ada yang jadi gelandangan/pengemis.
      Nggak usah overestimate sama Tionghoa! Menurut sebuah penelitian, 70% Tionghoa Indonesia itu miskin. Yang kaya cuma 30%, Itupun yang benar-benar kuat ekonominya cuma 5%. Orang Tionghoa menguasai 80% ekonomi Indonesia? Omong kosong, bualan sampah. Jangan CUMA karena MELIHAT orang Tionghoa punya toko-toko di pusat kota, lalu punya anggapan orang Tionghoa menguasai ekonomi. Siapa yang memproduksi beras, tempe, ikan, ayam, sapi, sayuran, gula, listrik, BBM, telekomunikasi, semen, buah-buahan? Kenapa petani, peternak, nelayan, tukang-buruh, pedagang2 di pasar tradisional tidak dipandang? Meskipun mereka kecil, tapi jumlahnya buuuaanyak sekali. Dan besar pula kontribusinya bagi perekonomian negara.
      Hari gini………….di mana-mana jalanan MACET, mobil baru dan mahal berkeliaran ….. dan isinya orang pribumi. LOL!

  78. Christian Siauwijaya says:

    Itu peraturan pemerintah pontianak agar tidak melakukan pertunjukan barongsai dan liong di jalan umum untuk tetap menjaga arus perjalanan mobil agar tidak terhambat

    Sensi amat wkkwkwkkwkwk

  79. Jimi says:

    mas maaf nih bukan maksud rasis tapi sebagian besar mungkin koreksi lebih lanjut mengapa bila mereka yang jadi bos (china) suka pelit atau kasar dalam omongan kepada bawahan non-china/pribumi?

  80. Erwin Wijadi says:

    dari sekian banyak komentar dan tidak sempat semua komentar yang saya baca,saya ingin menjelaskan arti dari cerpen dr saudara kurnia:
    1.bukan menjelekkan etnis
    2.bukan memprokasikan untuk pemicu saling membenci
    jadi setelah saya baca memang ada beberapa kata dan bahasa yang kurang adanya dibubuhi titk dan koma sehingga bagi yg awam kurang bisa memahami sehingga bisa menjadi konflik dan pra duga,sebenarnya kejadian di tahun 98 itu yang dijarah dibakar diperkosa bukan hanya etnis thionghua saja yang jadi sasaran tapi ada juga warga etnis lainnya serta yg dr pribumi saja juga terkena dampaknya,namun mau saya ingatkan kepada saudara2 sekalian dlm agama apapun menjelaskan jangan pernah membeda-bedakan agama ataupun suku krn kita hidup tidak bisa sendiri pasti perlu sokongan dan dukungan,coba dilihat mengapa tuhan tdk menciptakan dunia ini dan dikhususkan saja antara ras biar tidak ada konflik dan pembedaan etnis?jawabannya satu tuhan ingin memberikan ikatan yang kuat dlm persahabatan dan kekeluargaan,dlm QUR’an dan pribahasa juga ada penjelasannya coba dibaca “TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CINA”makna dan maksudnya adalah ilmu ini tidak hanya bisa kita cari 1 tempat melainkan harus banyak tempat jadi kita hidup di dunia ini untuk saling merangkul,memang ada beberapa etnis thionghua yang kl kita liat ada yang memperkerjakan orang pribumi namun selalu dimarah,dicaci dan sbgnya namun tidak semua etnis thionghua seperti itu,sama halnya juga ada juga beberapa perusahaan orang kita prbumi yang memperkerjakan etnis tionghua dan kejadiannya juga sama ada makian ,cacian,dimarah2,menurut saya itu sudah mutlak krn tidaklah mungkin seorang bawahan benar kerjanya ,kl pun benar tetap salah dimata atasan,sekian yang bisa saja klarifikasikan semoga bermanfaat dan tdk terjadi perbedaan antara etnis baik thionghua,batak,jawa,melayu dll,ingat kita hidup di indonesia dimana 5 lambang yang di sebut bhinekka tunggal ika yang selalu kita hormati mempunyai makna 5 agama,5suku,5kebudayaan,5 kebangsaan yang bersatu kita teguh bercerai kita luntur

  81. lontong sayur says:

    Tadi ada katanya cina hanya bergaul dengan sesamanya? Bodo amat yg nulis,ga tau faktanya ga usah banyak omong,gw pribumi tpi 95% teman chinese gw,mereka baik berteman dengan gw,gw juga baik ma mereka

    Dan orang cina banyak nguasain perekonomian karena mau usaha,ga usaha gimana mau hidup,berani rugi besar,berani untung besar,makanya usaha

    Dan juga,kita ni sama ga perlu bertengkar soal beginia

  82. michael says:

    Artikel ini sudah dua tahun, masih banyak yang komentar juga yah. Saya membacanya dengan santai, seperti halnya membaca novel sejarah, bukan buku sejarah. AFTA 2015 sudah dipenghujung pintu, seberapa siapkah kita?

  83. meantuz says:

    HMMMM.. asyiik bner nyimak lumayan nambah wawasan sejarah

  84. anton says:

    Bloggg anjinqqqq rasisss phueiiiiii pribumi anjinq kurapppo

  85. anto says:

    Kalau mengacu pada semboyan “bhinneka tunggal ika”, saya yakin kita akan kuat. Kalau semboyan ini diresapi dan dipraktekkan, indonesia adalah bangsa yg besar dengan keberagaman etnis yg menjadi sumber kekuatan untuk menuju masyarakat indonesia yg maju dan beradab

  86. Arie says:

    hanya kritik untuk pribadi saja yang mungkin nggak ada hubunganya dengan artikel di atas…. Kesalahan orang lain, sedikit atau banyak kita turut berpartisipasi di dalamnya….

    berSAMA nggak harus SAMA, khan…

  87. jowo says:

    Hargai perbedaan dong, kanapa agama Kristen jdi diikut”in? Gk inget yang peristiwa mbakar gereja??

  88. anti cina. says:

    tanya kenapa? krn cina itu bajingan,

  89. Andri P. Wibowo says:

    Sungguh sebuah pembelajaran kultur yang baik. Terkadang masyarakat perlu dicerahkan dengan bacaan seperti ini tentang mengapa terjadi jarak antar ras didalam sebuah negara, akibat dampak kolonial yang seharusnya tidak perlu terjadi. Persatuan emang perlu dibangun dengan baik antar ras, agar suatu negara bisa menjadi lebih kuat membangun negerinya.

    Saran : bacaan ini akan lebih baik bila dibagi menjadi beberapa bab supaya tidak terlalu panjang, sehingga berakibat ada yang menjadi salah mengerti.

    Andri P. Wibowo
    Seorang Cina, dokter, pemerhati budaya & sejarah.

  90. ANTI CINA TULEN says:

    Jangan selalu menyalahkan BUMI PUTERA.Sampai kapan pun puak cina adalah bangsa yg berbeda dengan bangsa pribumi indonesia.Mereka super ekslusif dan sama sekali tidak tersentuh semangat pembauran walau mereka sudah hidup di negeri ini selama ber abad2.Generasi sudah berganti generasi tapi tipikal bangsa yg satu ini tidak juga pernah bisa berubah.Bangsa arab dan bangsa india juga bangsa pendatang tapi mengapa mereka bisa berbaur dan diterima oleh penduduk asli di nusantara ini??Itu dikarena kan bangsa arab dan bangsa india bukan bangsa yg rakus dan bangsa yg memelihara sifat DURI DALAM DAGING sebagaimana filosofi yg dianut oleh bangsa cina.Bangsa cina adalah bangsa yg murni menganut paham kapitalis feodal.Kalau di eropa karakter mereka disetarakan dgn bani YAHUDI atau SEMITIS.Bangsa culas dan picik yg selalu menjadi oportunis busuk pada setiap era dan kesempatan.Terhimpit maunya di atas..terkurung maunya di luar.Mereka cuma mau enaknya saja hidup di negeri orang ( bukan hanya di negeri indonesia saja lho-Lihat SINGAPURA,BRUNEI DARUSSALAM dan juga MALAYSIA ).Maaf bila tulisan saya ini terkesan sedikit rasist dan berbau kebencian.Tapi ini lah gambaran asli bangsa agresor ini di mata kami para anak bangsa.Semoga bisa dijadikan renungan..bisa dijadikan bahan referensi buat semuanya demi secercah kebaikan di waktu2 mendatang.Trims.

  91. Arif Bijaksana says:

    Tidak perlu selalu mengkambinghitamkan Cina, malah bikin seolah2 pribumi ini kalah dgn Cina. Sebenarnya tidak masuk akal juga kl semua kebobrokan di negeri selalu gara2 Cina. Pemerintah yg pegang pribumi, penegak hukum mulai polisi, jaksa, hakim jg pribumi. Politisi anggota DPR jg mayoritas pribumi. Ga perlu ribut2, buat aturan yg politis aja yg lebih memprioritaskan pribumi. Titik. Ga usah main huru hara ini itu, ntar malah bikin susah semua. Cm perlu undang2 yg berpihak ke pribumi dan penegakan hukum yg lebih baik titik. Toh kl kita main bantai lah dll, ntar bisa aja negeri kita malah dimasukin kekuatan asing dan giliran kita semua yg dijadikan bulan2an.
    Masalah BLBI juga sama, tdk melulu salah Cina jg, tp pejabat kita (org BPPN) yg mengobral harta sitaan dari pemilik bank dgn harga murah. Saat krisis itu semua aset harganya murah, lha kl dijual terburu2 ya jelas aja ga bisa nutup BLBI yg dikucurkan ke bank2 itu. Contoh, astra, saat itu cm dijual pejabat BPPN yg keblinger dengan harga +/- 1 trilyun. Pdhl skrg labanya setaon bisa 3-4 lipat dari itu. Nah kan…. Kl mau maju harus berkaca dengan kesalahan diri sendiri.

  92. Marindo Palar says:

    Pengalaman pribadi saya…..
    Saya punya banyak teman Cina keturunan di Padang, laki laki dan prempuan. Saya SMP di SMP Frater, yg banyak Cinanya. Tapi punya “musuh” yg Cina juga ada (istilah musuh mungkin lebih tepat, Geng yg nggak pernah akur dgn Geng saya). Sampai di titik ini, kesimpulannya, siapapun dia, apakah pribumi maupun Cina, ada yg baik, enak berteman dengannya, tapi ada juga yg menjengkelkan dan pengen di ajak berantem aja. SMA, kemudian saya masuk SMA Negeri. Romansa SMA membawa saya kemudian pacaran dengan cewek Cina totok (Bapak/Ibu nya Cina), tapi sekolahnya di SMA PGRI. Kakaknya laki-laki, namanya Tomy, sekolah di sekolah negeri, tidak sama dengan sekolah saya, tapi saya kenal, karena sering main ke SMAnya (soalnya teman-teman SMP saya mencar mencar ke beberapa SMA). Ketika pacaran dgn cewek Cina inilah, mulai terasa ada jurang. Setiap kali saya mau wakuncar (saya nggak tau istilahnya bagi anak-anak muda sekarang), si pacar ini selalu melarang saya datang kerumahnya. Saya tidak punya pikiran negatif waktu itu, karena pengalaman selama di SMP, saya mau datang main kerumah teman saya yg Cina, baik yg kaya maupun yg biasa biasa saja, nggak ada masalah. Nah, suatu kali saya maksa untuk ngantar dia pulang. Orang tuanya kaget, dan memandang saya dengan pandangan yang belum pernah saya terima dari orang tua teman-teman Cina saya waktu di SMP. Saya kemudian pamit baik-baik, tapi di tanggapi dingin. Besok nya si pacar nggak masuk sekolah. Dua hari dia tidak masuk sekolah. Saya udah mau nyamperin lagi kerumahnya. Tapi, di cegah oleh teman-teman saya. Saya penasaran tentu saja…., tapi akhirnya, ketika saya main ke SMA teman saya, saya ketemu dgn Tomy, kakaknya pacar saya ini. Dia ngomong dgn sangat diplomatis, menyarankan nggak usah diteruskan hubungan dgn adiknya. Lha…, apa apaan ini….. tapi dia beralasan, nggak ada maksud apa-apa, cuma orang tuanya pengen adiknya menuntaskan belajar dgn baik, tidak diganggu dgn masalah pacaran, dan sebagainya. Dua hari kemudian, si pacar masuk sekolah. Pulangnya saya samperin, tapi dia coba menghindar. Akhirnya, setelah bisa jalan berdampingan, saya kaget, matanya sebelah kok ada bekas biru dan sembab. Dia ngaku jatuh. Sekarang udah nggak apa-apa. Tapi dia nggak mau diantar sampai ke rumah, cukup diluar kompleks saja. Saya akhirnya ngalah, tapi begitu dia hilang dibalik tikungan ke rumahnya, saya langsung tancap gas sepeda motor saya, ke SMA teman saya di mana kakaknya, si Tomy, juga sekolah. Untungnya mereka belum pulang. Saya langsung tarik si Tomy…., Tomy lu cerita yg bener sama gua. Kenapa mata adik lu biru dan bengkak….Saya desak terus…., sampai akhirnya si Tomy cerita, adiknya di tonjok sama Bapaknya, gara-gara pacaran sama saya…!!!. Hah…saya terperangah….. terduduk, dan berbagai macam pikiran berkecamuk….., lalu saya tanya, kenapa ?. Karena gua orang melayu….??. Bapak lu nggak boleh anaknya pacaran sama melayu ya….??. Si Tomy diam, tidak mengi yakan juga tidak membantah. Kesimpulannya yg saya tarik, setelah sekian lama kejadian tersebut berlalu….., mungkin bagi sebagian orang Cina punya prinsip begini, silahkan lu berteman dgn anak-anak gua, tapi kalau udah pacaran apalagi kawin (barangkali)…ya…ntar dulu….. Cina harus dgn Cina, lu Melayu harus dengan Melayu, atau terserah lu, tapi jangan dgn Cina…. Akhirnya sampai sekarang asimilasi itu tidak pernah terjadi.
    Bagaimana sikap saya selanjutnya melihat hubungan pribumi dengan Cina ini….??
    Sikap saya sampai sekarang begini……
    Sebanyak Cina yang baik banyak juga Cina yg jahat.
    Sebanyak Pribumi yang baik, banyak juga Pribumi yang jahat.
    Cina yg jahat, culas, saya tidak suka. Pribumi yg jahat dan culas juga saya juga tidak suka.
    Tambahan info…..
    Salah satu Cina yg baik adalah, saya nggak ingat namanya…, tapi dia partner Bapak saya dalam mencari nafkah. Mereka sering keliling kota-kota di Sumatera Barat, dengan truk, memasarkan dan mendistribusikan motor Honda. Bertahun-tahun Bapak saya partner dgn si Om yg Cina itu. Sampai Bapak saya mengundurkan diri, karena beranjak tua dan nggak kuat terlalu sering naik truk keliling kota di Propinsi Sumbar itu.

    Demikian sedikit flash back dari saya mengenai huungan pribumi dengan Cina, itupun kalau ada yg bisa ditangkap dari cilotehan saya ini. Masa SMP saya dari thn 1973-1977 masa SMA dari thn 1977 – 1981 di Kota Padang, Sumbar.
    Ditempat kerja saya sekarang, banyak sekali Cina keturunan yg jadi rekan kerja saya. Dan ada satu teman baik saya, sampai suatu saat, hubungan kami terganggu, karena masalah politik. Waktu itu sedang gencar-gencarnya penolakkan UU Sistim Pendidikan Nasional oleh (sorry to say) kubu non-muslim. Suatu ketika ada sms dari teman saya ini yg nyasar ke HP saya, yg berisi ajakan “Saudara-Saudari se iman…, mari kita tolak UU Pendidikan……”…dst..dst..dst…. Nah saya balas sms nya itu, dengan mengatakan….alangkah baiknya kalau kamu tidak ikut-ikutan dunia politik seperti ini, karena ini sangat sensitif…. Tapi hubungan pertemanan saya dgn teman Cina ini, tidak pernah lagi seperti sbelum sebelumnya……

    Silah menarik kesimpulan kalau ada yg bisa di terik dari celotehan panjang saya ini…

  93. stdp says:

    Bikin aja kerusuhan lagi. Tapi kali ini pakai nuklir. 100000 megaton nuklir ditaruh di rumah ahok terus diledakkan. Di vidio dan diupload ke yutub. Kereeenn

  94. Alexis says:

    Saya orang Jakarta asli lahir dari keluarga Multi etnis, dari keluarga Bapak saya campuran Minahasa-Toraja sementara Ibu saya Chinese, menurut saya sikap rasialis dari orang-orang Pribumi itu umumnya dari pihak Pribumi Muslim karena Pribumi Kristen bisa dibilang 99% sudah berhasil atau setidaknya sedang berusaha keras untuk melenyapkan rasialisme terhadap warga negara keturunan Tionghoa sehingga percampuran antara orang Tionghoa dan orang pribumi kristen bukan suatu hal yang baru tapi sudah hampir lebih dari 1 abad.
    Apabila anda tidak percaya silahkan anda lihat Facebook dan Blog yang anti Cina dan anti si Ahok itu semuanya pribumi Muslim..sampai ada Blog yang jumlah Follower-nya mencapai 300.000 orang dan mereka sama sekali tidak malu memajang wajah-wajah idiot mereka di Facebook sambil mencaci maki si Ahok dengan nama-nama penghuni kebun binatang dan sama sekali tidak mencerminkan suatu peradaban karena bagaimanapun juga…kita ini Ras asli Asia Pasifik bukan masyarakat primitif yang tinggal di gurun pasir.

    • tiong999 says:

      Agree bro. Etnis China itu sebenernya suku yang paling bisa beradaptasi dimanapun di muka bumi ini, shgga ada peribahasa “Ada asap, Pasti ada orang china”, menggambarkan dimana ada asap = kehidupan, disitu ada orang china juga sedang mencari nafkah.

      Maaf, tanpa bermaksud menilai agama mayoritas, tapi tidak bisa dipungkiri masih ada Gap antara mindset etnis china dgn Rukun Islam, atau apapun istilahnya. Kita ambil contoh, bilamana etnis itu perempuan, kebanyakan Bapaknya gak setuju karena di hukum Islam membolehkan adanya poligami. Bila etnis yang laki, jg memiliki problem dgn bbrpa hal, seperti hukum warisan, sementara untuk laki china pada umumnya dibesarkan orang tua untuk menjadi penerus keluarga yang mengutamakan “Bakti”, sementara pada hukum islam yg didapat dr bbrpa sumber, warisan jatuh di tangan Anak Laki dengan porsi yang lebih besar, menyusul istri dan orang tua (Bila masih hidup). Secara ekonomi kami memandang hal ini akan menyusutkan nilai ekonomi warisan yang ada, karena diwariskan langsung kpda anak yang masih belum bisa apa apa, dan akan menurunkan nilai norma “Bakti” yang dianut.

      Juga tidak bisa dipungkiri sulitnya mengawali asimilasi, pada awalnya Leluhur yang ada menganut ajaran lain, sungguh janggal bagi seorang anak untuk nantinya akan meng “Kafir”kan orang tuanya dan sekeluarga besar.
      Hal ini saya kemukakan bukan untuk membela diri, tapi untuk menjadi masukan sehingga bisa dipahami kami juga punya nilai budaya melekat yang tidak serta merta mudah menerima ajaran mayoritas.
      Tentu hal diatas bukan hal absolut, karena di keluarga besar saya juga sudah berbaur dengan pribumi Jawa dan Bali yang memiliki kecocokan dalam beberapa hal.

      Lebih baik kita mencoba mengerti satu dengan yang lain, dan menjaga toleransi, karena perbedaan itu sebenarnya bukan untuk diperdebatkan siapa yang lebih unggul, kami sama saja kok dengan yang lain….bahkan untuk beberapa hal kami mengakui kelebihan yang lain. Bila etnis lebih unggul dalam ekonomi, saya rasa hal tsb wajar, bukan karena kehebatan kami, tapi lebih dikarenakan kami menggunakan waktu yang lebih banyak untuk berpikir secara ekonomi.

      Akhir kata, Pengusaha tidak bisa jualan tanpa bahan baku dan tenaga kerja, Makanan tidak akan enak tanpa ada kecap dan garam. Mari kita lenyapkan semua perbedaan dengan memaknai bahwa kita hidup mmg ditakdirkan untuk saling melengkapi.
      Terima Kasih buat yang mau membaca dan mengerti bahwa kita hanya beda diluar, tapi kita sama2 manusia yang saling membutuhkan dan semua akan berakhir kembali menjadi tanah dan akan diadili pada hariNYA.
      Bukanlah tentang perbuatan baik apa yang telah kita lakukan semasa hidup…melainkan tentang apa yang telah kau perbuat buruk buat orang lain semasa hidup kita…dengan memaknai nilai hidup yang demikian, maka niscaya semua akan membawa kita pada suatu kebaikan.

  95. Steffi Surya Jaya says:

    Hallo. Nama saya Steffi Surya Jaya. Nama Chinese saya Liu Muk Hua. Saya baru baca artikel kamu dan terkejut. Hari gini masi ada yang “stereotype” org?? Untung saya baru ngeh kamu tulisnya di thn 2000..

    Btw tulisannya ga rapih, mas.. Ga enak dibaca.. Hehehe..

    Hmm emang ya dr dulu org slalu berantem gr2 perbedaan dan sirik2an dan rasa ga terima.. Saya bs memahami itu krn kalian adalah asli pribumi dan kami hanya numpang.

    Tapi….

    Saya lahir begitu aja di Indonesia.. Saya ga pernah merencanakan dlm hidup saya, saya mau lahir dimana. Itu diatur sm Tuhan 🙂

    Saya seneng tinggal di Indonesia sampai akhirnya ada kerusuhan 98 yg membuat saya jd berpikir kalau kemana2 harus hati2.. Ga mau naik angkot, naik bus umum. Krn seram. Saya pikir manusia bs lebih jahat dr setan.

    Tp buat apa kita ada Tuhan 🙂 Serahin semuanya sm Dia 🙂

    Ini uda terlanjur bgt sih warga tionghoa di Indonesia. Uda lama bgttt dr brp thn yg lalu.

    Mungkin krn org tionghoa ulet n pinter liat peluang.
    Klo ad duit jg ga diborosin.

    Klo ud sukses, baru menikmati.

    Yg kamu blg tionghoa yg pelit, licik, ga mau gaul, kerjasama dgn koruptor, ga semua tionghoa gt loh.

    Klo kamu cukup pintar, org ud bs nangkep arti blog kamu apa. Ini provokatif. Walau kamu pasti akan menentang pendapat saya.

    Tp gpp.. Tiap org punya pendapat masing2 dan saya jg coba hargai amarah kamu/kebencian kamu thdp warga tionghoa.

    Tp satu yg pasti, kamu benci ga ad guna nya. Mending berbuat sesuatu utk kemajuan keluarga kamu n org yg kamu cintai.

    Makasi bwt artikelny 🙂

    • Steffi Surya Jaya says:

      *Correction: Aku salah. Kamu tulis artikel ini thn 2012 ternyata. Hahahahha..

    • Halo Steffi, terima kasih atas komentarnya di blog ini. Terima kasih sudah membaca, walau awalnya saja.

      Seperti yang kamu katakan, kebencian memang tidak ada gunanya. Sayangnya ini sering terjadi karena kita pemahaman yang sepotong-potong. Kadang dipotong oleh pemberi informasi, kadang dipotong kita sendiri yang terburu-buru untuk menyimpulkan.

      Oh, ya. Terima kasih atas masukannya. Lain kali saya menulis, akan saya usahakan untuk lebih rapi lagi.

  96. cherryblossom says:

    @steffi
    Saya lahir begitu aja di Indonesia.. Saya ga pernah merencanakan dlm hidup saya, saya mau lahir dimana. Itu diatur sm Tuhan..

    *betul sekali, sy 100% setuju, klo bs pilih mungkin, “mbahne”pakdheku” ta suruh puter perahunya ke tempat lain,………
    di sini wni tionghoa cuma punya 3 shio: shio kambing, kerbau, & shio kelinci
    kalau mengerti arti 3 shio tsb silahkan dipikir sendiri,…

  97. Great says:

    Kayanya dendam ama pribumi ya coy!

  98. Crunc says:

    Dari artikel yg saya baca, kayanya anda mencari kesalahan para PRIBUMI dan semua permasalahan disebabkan oleh orang PRIBUMI. gitu ?

    Api ngak mungkin nyala begitu aja, kalo ngak ada penyebabnya, lbh baik introspeksi diri.
    ADA PENYEBAB PASTI ADA AKIBATNYA.
    Ngak mungkin kami ngamuk” begitu aja.
    Emang kami ini org PRIBUMI ngak waras apa ?

  99. sutanmudo adilaga says:

    assalamualikum _eheem..awas ntar malah nyasar ke isu “islam-kristen”,,agama kami mengajarkan kerja keras,damai,membaur (silahturami),dan melek akan beda2 nya ras di bumi ini,,kalo ada yg slh dgn warga negara “pribumi” muslim y jelas salah orang nya,,kalo liat blog ni gw jd inget babe acin,penjual bakmi di sekitaran kampus gw dulu BSI Kwitang jakpus..dia dipanggil babe krn logat nya berlogat betawi plus humoris padahal “bukan pribumi” & “sipit” non muslim pula..bukan krn berdagang dia bisa ramah,,fakta nya temen2 gw setiap maen kerumah nya di matraman jaktim selalu disambut baik apalagi sama anak nya yg cantik hehhe..plus tetangga nya yg “pribumi” asik2 aja tuh pd maen catur & domino (gaple) di garasi nya bareng mertua nya babe acin…segitu dulu dah curcol nya !!!…INDONESIA MILIK INDONESIA BUKAN MILIK KEMISKINAN KEBODOHAN DAN INDONESIA BUKAN HANYA RENDANG BATIK JAKARTA BALI SOLO JOGJA LOMBOK WAYANG SONGKET KOMODO..1 INDONESIA 1

  100. One says:

    “Muslim, sebagai mayoritas dilarang memilih pemimpin di luar agamanya”.
    TOLONG D KOREKSI BAIK”.

    KAMI PARA MUSLIM D PERBOLEHKAN MEMILIH PEMIMPIN DARI SUKU, RAS DAN AGAMA APAPUN SELAGI AMANAH dan bisa MEMAJUKAN BANGSA.
    DLM HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA TDK ADA ATURAN APAPUN DLM ISLAM YG MELARANG MEMILIH NON MUSLIM MENJADI PEMIMPIN.
    SAYA SEORANG MUSLIM YANG MENGIDOLAKAN AHOK DARI PERTAMA BELIAU MENJABAT SBG WAGUB D DKI. SAYA SANGAT MENDUKUNG BELIAU YG TERKENAL BERSIH DAN TAAT BERKONSTITUSI YG MERUPAKAN SYARAT MUTLAK BAGI SEORANG PEMIMPIN !!!
    Bahkan beliau jg pernah mendapatkan penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award.

  101. Elang says:

    Lalu berapa org keturunan TiongHoa yg berjiwa nasionalis? berapa org dari kalian yg mau berkorban dan siap mati demi bangsa dan negara layaknya pribumi !
    Berapa org dari etnis tionghoa yg mau berbuat banyak utk kemajuan bangsa dan negara INDONEISA.
    toh selama ini org tionghoa cm mau membantu sesama tionghoa dan ngak peduli sama sekali dgn bangsa dan negara.

  102. break says:

    BUkan cuma d Indonesia aja etnis keturunan cina yg bermasalah. d Amerika dan Eropa Barat yg notabenya negara maju jg banyak bermasalah.
    msh ingat ngak kasus spionanse yg melibatkan keturunan cina d amerika, yg mencuri data” militer sampai d hukum 30thn penjara.
    d Prancis pun jg terjadi mata” industri (pencurian data pabrikan otomotif renault) yg melibatkan keturunan cina.
    di seluruh dunia bukan cuma etnis cina yg tersebar ke berbagai negara. ada etnis india, kulit hitam dr afrika dan arab dr timteng yg tersebar. tp mereka mapu membaur ngak seperti etnis tionghoa yg selalu memisahkan diri.
    saya berani bilang begitu karna saya pernah berkunjung ke eropa.

  103. Pingback: Runtuhnya Tembok Berlin Farid Harja | Cara Daftar

  104. Vera Linn says:

    meskipun wa lahir di indonesia.. gak sudi wa di sebut orang indonesia.. lebih enaknya di panggil orang tionghoa ja.. tanpa ada indonesia.. indonesia gak gunalah…

    • Dinda Permadi says:

      Ga boleh ngomong gitu dong. Liat kan ke orang kalo tionghoa itu ga seperti yang di pikirkan. Kalo kmu jwb gitu. Gimana pemikiran orang? Dan satu lagi. Kamu udah lahir di sini. Kamu udah besar disini. Ga sepantasnya kamu ngomong kyk gitu.

    • MGDA says:

      Itu namanya elu cina gatau diuntung, bersukur dong masih bisa hidup layak di indonesia.. kalo kek gitu kenapa ga pergi aja ngerantau ke tiongkok ?

  105. Vera Linn says:

    ini memang penghinaan bagi kami ..

  106. hell says:

    Intinya Cina gak pernah nasionalis, membela negara dan membangun negri. mereka yang penting aman, enak. prettt. bunuh2in aja udah, atau batesin kayak malaysia atau australia.
    sampah emang CINA.

  107. ANTI CINA says:

    INTINYA CINA ITU PRO BELANDA, CINA MENGINGINKAN INDONESIA TAHLUK,, DASAR CINA BABI,, TAPI SAYA SUDAH PERNAH MENGHAJAR ORANG CINA,, GARA2 DIA MEMPERKOSA ORANG PRIBUMI

  108. Mmg cina mengusai economic indonesia orang non cina cemburu.pemerintah ke jam dan dll olio.cina kaya banyak utangmu dan petit.sudah hukum dari alloh jika alloh ingin menghancurkan sembuh negara maka alloh akan menyuruh orang 2 kaya untuk ber buat baik bacalah dialquran

  109. yan says:

    saya tidak berani menjawab karna saya belum pernah berkunjung ke eropa

  110. uda3 says:

    Mas Kurnia,atau koh Kurnia,saya mau bertanya kenapa keturunan China tidak ramah dan cenederung exclusivisme?Mohon dijawab ya!!!

    • bagaimana saya bisa menjawab hal yang menjurus ke stereotyping seperti itu?

      Soal eklusifitas saya rasa sudah saya uraikan panjang lebar di tulisan saya. Soal ramah tidak ramah, itu relatif. Saya kenal banyak Tionghoa yang ramah.

  111. 4younk21 says:

    gak ad org cina d indonesia .
    klian org pribumi mn bisa apa”..
    bisanya comntar doank…
    bukti bnyk kok..
    rata” yg jd kuli tu org apa???
    org pribumi pemikirannya tu nol..
    yg kaya cuma PNS dLL yg suka korupsi…

  112. Pingback: Jual Celana Pendek Claw - Tips Baju Pria & Cowo

  113. Teddy says:

    padahal berdasarkan sejarah orang-orang yang berasal dari china/tiongkok sudah ada di nusantara jauh sebelum negara Indonesia ada,yang sabar kawan orang Indonesia emang kebanyakan udah kena doktrin,jadi pemikirannya sempit

  114. saya org kalimantan barat
    watku kecil saya dengar papa cerita
    tengtang thn1960an.
    papa saya juga di usir.
    ama warga2″
    tapi bapak saya org berbaur aman mereka .
    bapak saya di kasih tau ama mereka
    sebelum terjadi tragedi 1960
    bapak uda di pontianak.
    begini ceritanya mereka di suruh ama orang atas. kalau mereka bisa laksanakan tugas ini mereka akan dpt jabatan.
    rupanya mereka di bohongi
    tdk dapat apa2″
    mereka juga menyesal.
    akhirnya mereka tau mana yang baik mana yg jahat.
    sekarang masarakat kalbar hdp makmur dan akur . selalu bersatu tdk ada dendam.
    suku sama yg lain saling menhormati.
    papa saya udah tiada . papa org nya kerja keras.
    papa saya pergi ke pontianak tdk bawa apa .2″ cari di kota yg dia kenal siapa 2″ sangat susah .
    papa saya sering cerita ke saya
    jd org harus hemat .
    andai kata kita kerja ama org lain
    gaji sehari cuman 30ribu.
    makan nya 7000ribu jd ada sisanya 23ribu. kali 3tahun
    kita tdk usah kerja sama org lain lg
    bisa usaha kecil kecilan.
    cari barang buat jualan yg gampang laku untung dikit tdk apa yg penting ramai
    cari berapa agen yg supaya kita tau harganya paling murah.Hehehe
    Kalau toko kita uda ramai salesman pasti pada dtg nawarin kita barang.
    Dari situ mulai di percayai ama org
    . tapi ingat oderan jgn byk2″
    semampu kita aja
    karna nama toko bisa di cap jelek.
    makin tambah modah barang kita makin banyak. jd kita tdk usa lg kerja sama org lain. dan anak cucu bisa tembus bisnis mancanegara. tdk usah jd TKI lagi deh!
    terimakasih .
    maaf kalimat kurang jelas
    saya sekolah cuman sampai kelas 3 SD

    • sebut saja akang says:

      Saya juga lahir di Kalbar, tepatnya Sintang. Kalau ikut ibu belanja, pasti diajak ke Ponti.
      .
      Setuju banget, Ponti memang bisa jadi contoh menyatu dengan akrabnya etnis tiong hoa dan pribumi. Singkawang juga. Atmosfer yang sama juga saya rasain di Banda Aceh. Tepatnya di wilayah Rex Peunayong. Pemandangan biasa banget kalau kita lihat Ibu2 berkerudung becanda sampai ketawa pipis dengan koko2 dan enci2 di sana.
      Tapi Ponti tetap top juga, terakhir ke sana akhir 2014, beli es kelapa muda di gerobak. Yang jualannya koko. Jadi nostalgia zaman bocah dulu

  115. sebut saja akang says:

    Suatu hari di bulan oktober 2014, saya ketemu perempuan keturunan tiong hoa. Ibunya asli tiong hoa. Almarhum bokapnya indo, asli solo. Dia protestan. Cantik ga terlalu, tapi menariknya itu. Ya Alloh. Dia kerja di salahsatu konsultan PR di Fatmawati, Jaksel. Pertemuan saya dengan dia itu soal hubungan kerja, ada tugas bareng ke perbatasan kalimantan-malaysia.
    Hari pertama bareng di kalimantan, dia cerita banyak soal keluarga dia yang tiong hoa tapi kawin dengan pribumi.
    Hari kedua, obrolan mulai menjurus ke arah sensitif ihwal pribumi yg susah akrab dengan tiong hoa. Di situ saya jelasin santai bahwa pribumi mah santai, justru generasi tiong hoa-nya udah dari bocah dihasut oleh ortu masing2 supaya ga gaul dengan pribumi.

    Dan tanggapan dia buat saya kaget :

    “Iya sih, justru cina nya sendiri lebih rasis tau daripada pribumi. Kaya gw, gw kan campuran, bokap gw indo jawa, jadi gw ga punya nama cina. Anjrit gw malah dibully sama temen2 gw waktu di SD. Katanya gw bukan cina asli dan ga boleh maen sama mereka, untuk itu gw disuruh maen aja sama pribumi. Parah deh.”

    Saya speechless ? so pasti.

    Cerita dia bikin saya teringat dengan semua momen interaksi saya dengan tiong hoa di Bandung (tempat tinggal saya sejak SMA sampai Kuliah), yaitu, gabisa akrab dengan mereka. Hahaha.

    Gatau kenapa, ada keunikan tiong hoa Bandung yang ga saya dapat dimana pun. (Kebetulan saya jurnalis, sering liputan keliling Indonesia, Alhamdulilah. Hehe) Yaitu gini;

    Tiong hoa di Bandung terus terang aja, jutek. Kecuali enci2 pedagang sama kokonya. Beuh baik banget. Kalo kita beli. Hhaha. Eh tapi, dibalik kejutekannya itu, (yang masih saya ga paham). Kalau mereka kita tanya duluan, pasti ramah jawabnya. Jarang saya nemuin orang tiong hoa di Bandung kalau ditanya malah masang muka lempeung (kaya tiong hoa Medan, hehe piss).

    Berkali-kali selalu seperti itu, dari mulai saya nyapa untuk nanya jalan, ambil bola yang nyasar ke lapang mereka waktu lagi main futsal, sampai sekedar nobar bola (MU dan Persib). Ramah euy. Tapi ya meski demikian, ya udah, hubungan interaksi itu selalu singkat. Di mata saya, merekanya sendiri yang menjauh. Kumpul lagi dengan temen2 seetnisnya. Ah entah mengapa.

    Nah segala praduga mulai muncul kan di kepala saya. Hal inilah yang berpengaruh ketika saya liat orang2 tiong hoa teduh enak di mobil mewah tapi ada ibu2 pribumi tua naik motor keujanan. Orang-orang tiong hoa makan steak di suis butcher tapi tukang parkirnya pribumi. Ada perasaan, ni orang kenapa sih pada belagu. Bandingin deh dengan anak2 tiong hoa bocah yang akrab banget dengan pengasuhnya yang pribumi. Kayanya nempel banget.

    Maka timbullah pertanyaan.

    Tolong dijawab simple aja, apakah benar, para orang tua tiong hoa mengajarkan anaknya untuk jaga jarak dengan kami ? Alasannya apa ? kenapa ga didik untuk pintar memilih kawan dengan jangan menyamaratakan pandangan tentang pribumi? Padahal lilahita’ala sampai sekarang saya ge pernah sedetik pun diajarkan orang tua untuk menjauhi orang2 tion hoa.

    Catatan kecil yang mengganjal kepala saya adalah, waktu saya SMP saya tinggal di Kota Banjar, Jawa Barat. Saya ingat punya teman2 tiong hoa namanya Melvin, Bobby, Merlin dll (lupa namanya haha) tapi mereka fine aja berbuar, Malah kami akrab. Kadang rindu dengan momen itu. Jadi apa sih sebenarnya yang bikin kaya ada jurang ini?. Mungkin mas kurnia atau siapa bisa jawab.

    Dan satu lagi, soal perempuan tiong hoa yang diskusi dengan saya masih lanjut. Tapi nantilah, karena melibatkan perasan. Hahah aweu. Nuhun ah

    • halo akang, terima kasih sudah mau berbagi cerita yang “mengandung perasaan” di sini

      Sungguh sayang, dengan berat hati, harus diungkapkan kalau memang ada ajaran untuk menjaga jarak. Saya tidak ingin memberikan pembenaran untuk itu, namun sekedar mengharap empati belaka.

      Menjadi keturunan Tiong Hoa di Indonesia bukan hal mudah. Menjadi Tiong Hoa, berarti menyandang stereotype tertentu. Menjadi Tiong Hoa, berarti siap dianggap asing, alien, ketika hendak berbaur dengan pribumi. Banyak pengalaman dapat diceritakan tentang hal ini. Kasus paling mudah, ketika sebagai Tiong Hoa kita melewati jalan kampung yang tidak biasanya dilewati Tiong Hoa, anggap saja sebagai usaha pembauran, bisa saja kita tiba-tiba diteriaki “Cino!” Itu sungguh tak menyenangkan. Meneror. Sekaligus mengingatkan kalau kita berbeda. Dan apa yang akan dilakukan orang yang dianggap berbeda? Ia akan menarik diri.

      Bergaul dengan pribumi juga memiliki resiko lebih besar apabila muncuk konflik di dalamnya. Konflik antar pribumi dan keturunan Tiong Hoa. Karena ke-Tiong Hoa-an bisa ikut-ikut dibawa. Menyandang predikat Ting Hoa membuat kita lebih rentan saat berhadapan dengan masyarakat luas, dengan administrasi negara, dengan hukum maupun aparatur penegaknya.

      Saya juga pernah mendengar keluhan anak hasil pernikahan pribumi dan Tiong Hoa lainnya. Bedanya adalah, si anak bersekolah di sekolah dengan mayoritas pribumi. Ia juga mengalami perundungan. Karena kulitnya yang kuning dan matana yang sipit.

      Tentunya semua ini sudah berkurang dibanding masa-masa lalu. Tapi kita harus menyadari bahwa memori dan luka kolektif tidak semudah itu hilang.

      Sama seperti Anda, saya juga bertanya-tanya dengan heran. Apa sih sebenarnya yang bikin kaya ada jurang ini? Untuk itulah saya mencoba mengupas lembar-lembar sejarah dan menulis artikel ini.

      🙂 trims

    • tiong999 says:

      Simple jawabannya bro, ada ortu cemen dan over protective, cenderung menghasilkan anak “penakut”. Banyak juga yang pemberani dan gaol. Sy sendiri termasuk yang golongan kedua dibesarkan oleh ortu yg sdh merantau ke bumi nusantara yg mgkn lbh luas injak bumi indonesia dr sebagian yg malah pribumu asli.
      Jadi ada kecenderungan ortu yg gak mau anaknya nanti jd tukang berantem, tentunya setelah besarnya anak itu jg bs mengerti dinamika hidup, dan bs beradaptasi dlm hal lingkungan kerja. Bisa dipahami?

  116. zoehealing says:

    ketika membaca tulisan ini jika kita mau melepas atribut kelompok kita (ras) mungkin tulisan ini akan menjadi semacam informasi penting tentang sejarah yang terpotong dari Bangsa kita Indonesia dan saya juga gak perlu menjelaskan saya bermata sipit atau tidak dalam menanggapi
    tulisan ini karena hal itu menjadi sebuah hal yang tidak penting lagi untuk disampaikan karena sebuah bangsa bukan terbatas dari wilayah teritori tapi lebih pada sebuah keyakinan kita adalah bagian dari bangsa tersebut, kita adalah penulis cerita sejarah juga penutur dari kisah sejarah tersebut, sikap yang diajarkan oleh orang tua saya cukup sederhana dalam tata cara bergaul atau besosialisasi yaitu pandanglah Manusia tersebut sebagai Manusia seutuhnya bukan dari
    apa yang menempel padanya dan membentuk tanda pembeda jika mau kita mengurai dosa – dosa semua ras yang ada di dunia ini niscaya tak akan ada waktu bagi kita untuk menebar rasa cinta dan sayang serta mensyukuri tentang keberadaan Tuhan akan kehidupan yang telah dikaruniakan kepada kita.
    Saya salah satu penggemar Oeng Hoek Ham yang konon cerita merupakan tokoh besar Indonesia juga Gus Dur yang memegang sejarah putih Bangsa kita Indonesia.
    dan saya salut dengan anda dalam menulis blog ini karena sangat independen dan berani meskipun jika ditinjau dan dikaji dari sudut pandang bahasa hukum masih jauh ( menurut bang advocad di atas).
    Keep Writing Dude

    • kalau penglihatan saya semua itu sama. Hehehe . sebenarnya cina yg di indonesia itu byk suku juga .

      ada suku kek. tio ciu. hokkian.hainam.dan lai lok huang.
      itu semuanya bahasa nya uda beda
      itu bahasa nya uda masing masing
      .Seperti jawa.sunda. batak.madura.bugis. irian.dan ada lain lain. otomatis dia lebih dekat ama sukanya. contohnya batak ke temu batak pastinya dia lebih akrab
      sunda ke temu sunda. jawa ketemu jawa .madura ketemu madura . pasti akrab. itu semuanya sama .
      tergantung kita dekati mereka aja.
      Kalau org tua saya tdk pernah ajarkan saya . hei! kamu boleh bergaul sama pribumi . itu lucu banget .
      yg kita penting kita bersatu maju utk indonesia
      mikirin gimana bisa caranya utk tolong yg dibawah.
      masih banyak org miskin di indonesia
      Kalau kamu org nya enak asiik tdk merugikan orang lain. pasti temannya byk. mari kita bersatu untuk maju
      TKI selalu tersiksa lho. mari kita besarkan nama bangsa indonesia .

  117. Jonathan Wijanarko says:

    Masa Lalu, jadikanlah sebuah pembelajaran untuk saat ini. Semua suku, Ras, agama, berpotensi untuk dipecah belah oleh oknum2 tertentu. Maka dari itu, marilah kita sama-sama saling menjaga dan waspada supaya tidak ada lagi perpecahan diantara kita. Indahnya Persatuan Indonesia.

  118. Dinda Permadi says:

    Sudah2, yg lalu biarkan berlalu. Jgn ribut krna perbedaan. Kita bangsa indonesia pnya ragam suku ras budaya, liat ke depan jgn ke belakang. Kita smua saudara. 😉

    • Dinda Permadi says:

      Ya ampun ampe segitu nya. Yg tenlang ngatain non tonlang, begitu jg sebalik nya. Ayo lah berpikiran positif aja. Semua kita ada sisi baik dan jelek nya. Jangan saling menunjuk, yang jelas kalau masalah kepercayaan sama ras itu jangan di bahas. Ujung2 ny ribut ntar, ga baik. Saling menghargai aja. Ya teman-teman.

  119. paijo says:

    gimana dengan suku jawa yang merantau keluar jawa, misalnya ke aceh. orang aceh kan juga sentimen sama orang jawa tapi orang jawa mau tuh membaur sama orang aceh. karena munculnya rasa kebangsaan saat sama2 dijajah belanda.. orang cina udah muncul belum rasa kebangsaannya? atau emang gak pernah merasa dijajah belanda? udah deh orang cina gak usah munafik, kami gak sekejam itu kok. pribumi gak suka kekejaman..yg bantai kalian abad 17 kan penjajah belanda, tahun 1998 masih simpang siur (gimana gak..yg punya penerbit aja orang cina,bisa ditambah2in tuh isinya..penulis cuma bisa diam aja yg penting bukunya terbit).. kalian aja yang chauvin, mulai dari TK sampai perguruan tinggi aja udah dibentengi supaya gak berbaur sama pribumi. apalagi nanti di masyarakat? emang sih orang cina yang mlarat ya mau gak mau harus berbaur dengan pribumi tapi yang kaya? jarang bgt pria pribumi bisa menikah dgn wanita cina, tapi ada ratusan ribu pria cina menikahi wanita pribumi..(katanya biar hoki, lo pikir wanita pribumi jimat?) gimana perasaanmu waktu pembantaian nanjing,,wanita dari bangsamu direndahkan jepang…nyesek kan?
    intinya saya menentang orang cina dibantai atau didiskriminasi dalam bentuk apapun, tapi orang cina juga harus sadar diri dimana dia sekarang tinggal..pinguin aja bisa tinggal dikutub karena tubuhnya bisa beradaptasi dengan cuaca..masak orang cina kalah sama pinguin

    itu pendapat saya, yang merasa tersinggung ya silahkan marah..sekarang bebas kan mengungkapkan sesuatu,,asal gak anarkis..indonesia kan negara beradab,

    • byk kerja itu lebih bagus.
      dari pada byk nongkrong di dpn gang liat cewek seksi lewat lama 2 ” liur…..Hehehe….penguin itu lucu hehehe.

    • benar kata kmu . ada hoki

      abang sepupu saya sekarang uda maju . uda punya mobil rmh dan toko jam tangan 8 unit di jkt selatan .
      pada hal dari kampung kalbar org nya sengsara makan aja susah di kampung
      dia merantau ke jakarta 1990 kerja di toko jam . istri nya juga kerja di toko jam itu . istri nya orang suku jawa . dari purwokerto akhirnya meraka menikah . dan kumpulkan uang sekitar dua tahun. mereka berani kan diri untuk buka toko sendiri . akhirnya mereka berhasil. istri nya org sangat baik mau saudara dari pihak laki lakinya. menurut saya itu jodoh bukan jimat. Hehehe istri nya sering ajak saudara laki lakinya ke purwokerto ke jalan jalan ke jogja. kalau ada liburan org tua nya laki juga di ajak . org tua laki lakinya sangat sayang ama istri nya mereka hidup akur . anak nya ada uda empat orang. coba di renungkan.
      tanam jeruk manis
      berbuah manis
      kalau tanam jeruk asem
      ya berbuah asem
      perpata org tua .
      kalau dia tdk mau berbaur
      biarin aja .
      yg penting kita kerja keras buat diri kita
      benar ga ? Hehehe
      kita jgn benci dia
      buat apa coba anda bayangkan
      itu yg rugi kita
      aura kita nya makin jelek
      ada perpatah mengatakan
      tdk kenal tdk sayang.
      itulah kalimat nya
      coba anda bayangkan
      masak dia bisa kita tdk bisa
      sama sama punya tangan
      kita jgn kalah
      kita kan punya akal
      sama di berikan ke yg maha esa

  120. eatbalieat says:

    Bpk. Kurnia,

    Terima kasih atas waktu dan usaha yg dituangkan untuk menulis tulisan di atas, tapi sayang banyak juga yg hanya membaca setengah” dari tulisan ini dilihat dari bbrp komentar yg ada.

    Saya sebagai orang Indonesia dari suku Tionghoa hanya bisa berharap jurang pemisah di antara suku-suku yg berbeda di Indonesia bisa makin datar, sehingga setiap dari kita bisa saling terbuka karena pada kenyataan kalau tidak mengenal bagaimana bisa sayang? Dengan era informasi digital dan kebebasan menulis saya hanya bisa berharap kita bisa mempelajari perbedaan yg ada dan bisa tahu serta menerima perbedaan dari setiap kita.

    Semoga kedamaian menyertai kita semua dan sungguh besar harapan saya Indonesia bisa menjadi bangsa yg solid diatas perbedaan yg dimiliki oleh bangsa ini. MERDEKA!

  121. tanpa nama says:

    perlakuan penjajah belanda, jepang, sekutu lbh ngeri pada pribumi, tp knapa skarang indonesia sudah berteman baik dgn negara2 itu, bahkan segala sesuatu dari negara2 itu dipuja2 org indonesia?
    Ada ga para org tua menanamkan kebencian pada negara penjajah itu?

    Jgn la para org tua menanamkan kebencian pada anak2nya. Dgn mengajari anakny dendam 98, sebutan2 tiko, huana, fankui dsb
    terbuka, bergaul, membaur secara nyata kunci perdamaian.

  122. tanpa nama says:

    dulu di tahun 90an dan awal2 thn 2000an dikotaku sangat marak tawuran2 antar kampung/kelurahan.. Tp seiring prubahan jaman dan teknologi seolah semua org mudah menyatu, bertemu, berkumpul, pergaulan jd no 1 ,hampir sudah tdk ada fanatik kmpung karna anak2 muda makin berlomba2 mencari Kawan. Jd kuncinya pergaulan, pembauran

    • Hok Fan says:

      Sampe kiamat pun gw g bakal lupain tragedi’98 di jkt yg sudah menimpa gw n sodara” gw sesama tionghoa.Masih teringat jelas dalam memory gw saat sekelompok massa yg datang kedepan gang perumahan gw dan mereka kemudian merangsek masuk dan kmudian memperkosa tetangga gw yg tionghoa dan melempari rumah gw dgn molotov gara” gw lupa lepas tmpt sembahyang Ama gw di tembok.Mereka dengan bangga berkata Allahuakbar bakar dan sikat aja nich rmh cina disebelah..!!! Singkat crta rumah dan harta yg dah susah” papa gw kumpulin lenyap g bersisa…Bangsat…!!!Biadab…!!Terkutuklu semuanya pribumi indonesia..!!Tuhan maha adil…!!harta gwyg dulu pernah hilang akibat lu rampok kini Dia ganti berlipat” hanya dalam waktu 7 tahun.Sedangkan kalian loe” pada apa jdinya skarang..??makin blangsat,kere,kismin kann..??tmn” gw yg ada di jkt ngajakin gw buat balik stay di jkt dan mereka bilang jkt dah g kaya dulu..lalu gw jwb mereka:”Tungguin dulu bro&sis” lalu mreka pun bertanya:”Ayo buruan stay di jkt biar bsa ngumpul” lgi.Lalu gw pun menjawab:”Iya nungguin jkt dikasih spt Aceh,diguncang gempa&disapu tsunami agar bajingan”pribumi yg ada disana lenyap&gw bisa mulai hidup baru lgi dgn kalian disana” Semoga Tuhan membalaskan sakit hati gw&memberikan loe” pribumi smuanya penderitaan&kemiskinan yg tiada akhirnya sampe anak,cucu,cicit&smua keturunan lu dibuatNya miskin,blangsat,kere Amiiinnn.. Oh iya satu lgi pesen gw buat loe” smuanya:”Klo msh kere&masih numpang cari makan ma kita” org tionghoa jgn blagu lu pribumi laknat..,bangsat..,biadab..!! Kere aja belagu g bakal bsa sukses deh loe” smuanye..” Syaloom GBT (God Bless Tionghoa)

      • Hok Fan says:

        Gw sekarang membuka usaha sendiri&ini saatnya gw bales dendam sama loe” smua caranya klo yg beli dari suku anjing kaya lu harganya pasti gw gebuk,tpi klo yg beli dari org tionghoa sendiri gw kasih harga cingcay…Satu kata dari gw:Jangan pernah berharap gw bakal maafin loe” smua&sampe kapanpun gw bakal perbudak bangsa lu karena sekarang gw boss-nya&bangsa lu yang jadi babunya..!!” Syaloom GBT (God Bless Tionghoa)

  123. ucanaunabea says:

    Iss kamu emanknya pernah di kampong kampong jug ada orang tiongkok lagi.. kamu blom liat kampong medan banyak tuh jelajah dul 33 prov seblom ksh blog ini -_- kamu juga harus tau kamu SALAH gw liat di web laen katanya tiongkok gak ikut sama belanda / indo pun mereka hanya singgah lalu berdagang . Mereka juga gak sejahat gitu juga kale buktinya sekarang ada lagi yang namanya Su Chi yang bantu orang kesusahan gratis tanpa bayar ( macam biasa ) . Lain kale hati hati bikin web nanti orang bisa nuntut kamu lho inget kita semua manusia yang berbeda hanya sikap 0:)

  124. RUTH says:

    WO AI NI MAS KUR – – MENURUT SAYA (SI NONIK MANIS) ORANG SEPERTI SIMBOLON SI ADVOKAT DAN SI GOYANG ASIK ADALAH YANG DIGAMBARKAN SEBAGAI SETAN / IBLIS OLEH AL QURAN / ALKITAB / KITAB SUCI AGAMA MANAPUN YA TOOOO YA

  125. joni si playboy says:

    Blog yang menarik, dikawasan asia tenggara ada 2 negara dimana etnis tionghoa bisa sangat cair melebur dengan warga lokal dua negara itu adalah filipina dan thailand (tanpa menghilangkan identitas ke-tionghoa-an) sangat luar biasa cair, etnis tionghoa thailand mempunyai populasi 6/7 juta dan filipina sekitar 2 juta jiwa. Memang adaptasi yang baik tersebut dibungkus kesamaan agama mayoritas etnis tionghoa thailand beragama mayoritas budha begitu juga etnis tionghoa filipina mayoritas beragama katholik, kembali lagi ke Indonesia negara kita tercinta, tentu saat ini kita jauh lebih baik dari malaysia, saya melihat etnis tionghoa sudah lebih cair pasca kerusuhan 98 dan kebijakan yang tidak diskriminasi dari presiden abdurahman wahid. Saya melihat etnis tionghoa jawa tengah, jawa timur,sulawesi utara,kep riau dan tentu kalbar, adalah propinsi yang paling cair dan sudah sangat diterima oleh etnis2 lain. Mungkin juga teman2 tionghoa lainnya harus lebih berbaur dan tidak boleh merasa eksklusif, karena ada beberapa daerah seperti medan, pekanbaru dan beberapa daerah lain masih banyak etnis tionghoa yang bahkan tidak mengerti bahasa indonesia, bagaimana proses pembauran bisa terjadi kalau masalah bahasa nasional saja tidak fasih. Untuk Indonesia yang baru dimasa yang akan datang saya yakin perbedaan agama tidak akan menghambat adaptasi etnis tionghoa dengan etnis lainnya.

  126. Hok Fan says:

    Puji Tuhan… 7tahun setelah peristiwa Mei’98 biadab yg menimpa keluarga&semua tmn2 suku gw di Jkt. Papa gw akhirnya diberi berkat yg luar biasa olehNya utk bisa memiliki usaha sendiri.Semua staff kantor papa gw mulai dari direktur,manager,admin,sampe sekretaris pun mayoritas tionghoa.Adapun pegawai dari suku kalian fankui itu cmn untuk pgawai rendah&kasar seperti OB,satpam,sopir,kuli&macam2 kerja kasar lainnya yg memang pantas buat kalian para fankui..Sekarang gw nanya sama kalian semua siapa sekarang yg menang&berkuasa apakah kami dari suku Tionghoa yg telah kalian hina,perkosa,lecehkan ataukah dari suku kalian fankui yg sekali blangsat tetaplah blangsat sampe anak cucu cicit..??oh iya papa gw juga punya banyak sekali centeng2 dari suku kalian utk melindungi bisnis papa gw..Begitu jga dengan gw saat ini gw juga telah berbisnis sendiri&gw jga punya centeng2 dari suku kalian yg apabila kalian macam2 centeng2 gw itulah yg bakal maju duluan,gw jga baru saja mempunyai senjata api yg sudah punya izin pastinya jdi apabila kalian macam2 lgi spt dulu gw tinggal menarik pelatuk&dooorrr…gw jamin kalian smua bakal mati bagai bangkai tikus ditengah jalan… Salam penuh dendam dari gw&smua sodara2 tionghoa buat kalian smua para fankui salam blangsat&mampus buat kalian smua GBT(God Bless Tionghoa)

  127. Hok Fan says:

    Knapa loe2 smua pada diam hay fankui biadab..??kalian takut ya sehingga g berani balas comment gw..??memang sudah seharusnya kalian takut&tunduk sama kita kaum tionghoa.Dulu pas mei 98 gw&adik gw cman bsa nangis karna waktu itu gw masih kecil masih SMP kelas 2,tapi klo sekarang kalian brani macam2 lgi gw jamin pistol gw yg bakal bicara.Inget cuii sekarang gw punya bekingan jendral jadi buat gw klo cuman mampusin kalian itu sperti gw mampusin tikus g akan sampai penjara pesan gw buat sodara2 sesama tionghoa di seluruh indonesia marilah kita semua bersatu agar kita tidak lagi diinjak2 ma para fankui ini,dah cukup kita menderita bahkan klo bisa kita bentuk ormas jga FPT(Front Pembela Tionghoa) gmna koko2&ciecie2 ada yg setuju g..??syaloomm GBT(God Bless Tionghoa)

    • MR X says:

      Puji Tuhan …setidaknya saya tidak berperilaku anjing dan tidak bermoral sperti anda pak..apa hanya karena anda merasa sperti tingkat level DEWA sudah membuktikan anda adalah orang nomor 1 di negara ini ???? oh itu salah pakk,,,jangan bermimpi.
      bisa saja bisness yang anda tekuni adalah unsur ilegal loging, perjudian online hongkong,,atau tidak mempunyai lisensi semacamnya perbuatan: menggerakkan atau membujuk; Dengan maksud (met het oogmerk). anda jangan seolah mentarafkan kehidupan anda lebih dari berkecukupan…lihat saja “aka Biang-Biang” orang anda di negara ini,masih banyak kehidupan di bawah taraf rendah dengan diimingi mau menjadi mitra yang dijadikan waktu 2 bulan 15 hari pekerjaan hanya modusnya bisnis buatkan barcode itung2 capek badan doank habis itu ngak di pakai lagi. anda jangan sok anggar jago. saya masih Muda…gua punya bisness pakk dengan lisensi terregister terdaftar di kementrian perdangan Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM). Puji Tuhan bisness saya berkembang ada 4 cabang. saya bisa membeli rumah ,mobil dsbg..karyawan saya malah banyak yang dari tionghoa dibanding yang lain tapi saya memperlakukan mereka dengan baik sbg anak buah..tidak sedikit dari mereka berpengaruh dalam bisness saya..bisa saja saya memecat mereka tanpa alasan jelas,, menarik semua ODS mengganti yang lain tanpa spesifikasi apapun. dari cara anda berbicara sepertinya ANDA BUKAN SEORANG PEBISNIS..bisa kemungkinan anda adalah komposisi bahan Mentah, golongan BTM dengan isnstitusi mengatasnamakan seorang yang berkriteria tapi pembohongan public..ini bisa jadi anda seorang Pidana…belum lagi anda mempunyai pistol ,, warga sipil yang ingin mendapatkan izin senjata api.Tentu juga harus mengetahui prosedur penggunaannya dalam UUD minimal selama 3 tahun wajib memiliki keterampilan menguji dari tes psikologi, tes kesehatan dari badan hukum yang berwenang..ini akan dekenai sanksi pidana jika terjadi penyalah gunaan. tapi disini anda TAMPAK SEPERTI PENIPU/BENALU !!!! DAN DARI CARA ANDA mengucapkan PUJI TUHAN..itu tidak cocok anda sebagai sorang KRISTIANI..sorang Kristen kita mengajakarkan berbuat kasih..Jangan Jadikan Musumu adalah Lawanmu !!!!
      “”Keberhasilan pada masa mendatang sepenuhnya ditentukan oleh bagaimana kita menggunakan setiap detik dari masa kehidupan kita. Masa mendatang adalah akumulasi dari masa sekarang”””
      Maaf saya tidak sengaja melihat artikel ini termasuk komentar bapak kurang bermoral.. jangan jadikan kaitan yang lalu sbg dendam yang sekarang..jdikan hari ini adalah sbg tolak ukur dimana anda mempunyai masa berikitnya yg lebih baik. salam damai
      JBU !!!

  128. ai says:

    Weww muantab.. Lengkap sekali.. Sampe ke buyut2nya.. Hehe.. Nambah pngetahuan…mkasih..

  129. winata says:

    Maaf ya untuk saudaraku sebangsa dimanapun, yg koment di atas hanya segelintir tionghoa yg sluruh tubuhny diracuni dendam, persis kayak iblis.

    saya sndiri adalah kturunan tionghoa , keluarga jg ada yg jd korban 98, tp saya hanya membenci pelakunya, bukan membenci pribumi yg lain. Buktinya teman2ku kebanyakan adalah pribumi, jujur lebih bnyak kebaikan daripada kejahatan yg kudapatkan dr pribumi.
    Peace.. Positiv thinking

  130. winata says:

    koment anda sangat tdk mewakili kaum tionghoa, gue juga tionghoa tp tdk seperti anda. Mungkin kalo gue ngeliat lu, timah panas bakal bersarang di otak busuk lu.

  131. anton says:

    Bosan Dengan ini

  132. anton says:

    pribumi atau cina semua Sama saja,
    Pribumi banyak keunggulan Dan banyak kelemahan Dan sebalikNYa cina juga Sama.
    Kenapa harus debat terus,nanti semua kalian mati juga masuk ke liang kuburan.
    Aku merasa kalian semua ini bodoh(stupid) sekali.
    buang buang waktu debat disini.

  133. anton says:

    Hok fan,
    你是猪?
    有时间去做你的老板,不要在这边胡说八道。

  134. William says:

    Gaperna saya menyesal lahir dan kemudian tinggal di Indonesia
    Berkali” Cina dihina atau apapun
    Sekali lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
    Semangat akan membara sekaligus meneteskan air mata (entah mengapa)
    Walaupun saya lahir di tahun 90-an (tidak pernah merasakan semagat perjuangan 45)
    Saya cinta Indonesia !

  135. Maaf sebelumnya bukannya saya rasis tapi sayang setuju dengan kalimat bapak yang berbunyi , tidak adakan orang tiongkok ngangkul megang pacul dan jadi petani .
    Ya benar memang tidak ada
    Saya merasa sedih ketika saya pergi ke mall kelapa gading , sumarecon tanggerang , taman anggrek , sumarecon bekasi , senayan city , moi , isinya orang tiongkok semua , liat orang pribumi kita menyedihkan dan tidak bisa menikmati apa yg mereka rasakan . Seperti dijajah dinegeri sendiri . Anak anak mereka harus mengemis dilampu merah , ayah mereka menjadi pelayan toko toko yang dimiliki tiongkok .
    Aku cinta negaraku tapi negara ku tak pernah mencintaiku walaupun ada paling itu hanya sebatas sandiwara

  136. MGDA says:

    Keren banget postingannya, suatu postingan yang berani dan frontal namun penuh fakta sejarahnya…
    yang jelek2n artikel ini mungkin yang kesinggung aja..

  137. straydog12 says:

    Terima kasih mas atas tulisan yang bagus ini. Alur yang Anda buat sangat menarik dan mengalir, meskipun terkadang sedikit melompat. Kepada teman2 lain yg membaca, harap baca dengan lengkap, jgn lompat2. Bila anda membaca cepat, maka makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh mas kur menjadi bias dan kacau.

    Saya sebagi Tiong Hoa sampai sekarang masih merasakan diskriminasi tersebut. Saya sempat berpikir untuk mendaftar sebagai PNS, tapi ortu saya melarang karena tidak ingin menjadi korban anti-cina. Segala alur hidup saya memang mengalami diskriminasi. Tapi saya cukup bersyukur dilahirkan di negara ini sebagai seorang Indonesian.

    Jika dipikir2, posisi kami sebagai Tiong Hoa serba salah. Bila ingin kembali ke RRC, kami di tolak. Bila diusir dari Indonesia, kami tidak punya rumah. Seolah2 posisi kami di dunia ini ambigu. Semoga dengan artikel ini, membantu temen2 dalam memahami konflik batin yang dialami. Kami berusaha untuk tidak begitu tampak dipermukaan (anytime, anywhere black sheep).

    Kalau mau jujur, tingkah laku Ahok yang sangat ekstrem tersebut, cukup membuat resah teman2 saya di daerah. Hal ini dikarenakan, beberapa komunitas anti-cina atau anti-tionghoa terbentuk, dikarenakan ketidaksukaan mereka akan etnis tionghoa yang memimpin. Semoga peristiwa yang mengerikan seperti yang telah disebutkan diatas, tidak akan terjadi lagi.

    • Antikonsultanpolitik says:

      Tulisan semacam ini akan mengakibatkan sentimen negatif terhadap warga tionghoa, dari tulisan ini kita bisa melihat bagaimana sebagian orang dari etnis tionghoa memang pada dasarnya tidak merasa sebagai kesatuan dengan etnis lainnya di Indonesia. Pembantaian terhadap berbagai macam etnis sudah terjadi sejak zaman belanda sampai akhir2 ini, kita bisa melihat bagaimana terjadi pembantaian di Aceh dari mulai zaman Belanda sampai dengan DOM, pembantaian para ulama dari mulai zaman belanda sampai tanjung priok dll, akan tetapi itu semua dihadapi dengan jiwa besar, dan merupakan pengorbanan dalam berbangsa, memang penguasa yang lalim harus dikritik, tapi jangan pernah merasa keturunan tionghoa sendiri yang di diskriminasi sepanjang sejarah RI, kenyataannya golongan2 lain juga mengalami diskriminasi pada masanya. Kalau memang mau bersatu, marilah berjuang untuk kepentingan dan keadilan bersama, jangan hanya memikirkan kelompoknya sendiri.

  138. kakamuda says:

    lo survey nya di tanah Jawa doang sii…Coba lo liat di Singkawang, China Miskin Melarat, Bego pekerjaan Petani, Tukang Beca, Pengemis Banyak. Lain x kalo buat Tulisan Modal Dulu, Survey Dulu….
    Banyak Juga temen gue yang dari Suku Jawa tapi agamanya Islam Pada Maju dan Sukses tuuu

    • indonesia says:

      bantai seluruh warga cina di indonesia. sampah yang kaya raya. tidak pantas dihormati. bantai sampai anak cucu mereka. dasar anjing anjing komunis

      • Rini says:

        Halah coba loe upload wajah loe ke internet berani ga?beraninya cuma koar koar dibepakang layar komputer DASAR PENGECUT HINA

  139. dewa says:

    sudah.. sudah.. kalau kita masih meributkan pribumi atau non pribumi, kapan kita bisa jadi bangsa yg besar. betapa sempitnya pandangan kita kalau masih tetap berkutat di sekitar SARA. Nusantara membutuhkan putra putri nya yg berkualitas unggul dan bersifat patriotik untuk membela dan membangun negeri ini.apapun warna kulit kita, selama kita mengakui diri bagian dari bangsa indonesia adalah WAJIB Membela dan membangun Nusantara kita. singkirkan perbedaan, kedepankan rasa NASIONALIS, NKRI HARGA MATII!!!!

  140. kontoculai says:

    di sini ada wanita Tionghoa yng tinggal di Sumatra Utara g?

  141. Sherly says:

    Wao, sejarah itu ada yang bener dan salah, kita tidak hidup dijaman itu. Tapi setidaknya ada seseorang yang berusaha menjelaskan situasi dan kondisi, tujuannya agar masyarakat pun tau dan belajar mengenai sesamanya sendiri. Ini adalah pengetahuan yang tidak kita pelajari pada saat di sekolah, meski simpang siur , setidaknya masyarakat tau bagaimana perjuangan kaum tiong hwa selama berada di Indonesia. Meski diapain juga masih mencintai negara ini, dan tidak pernah ada dendam kepada siapapun , karena kita menganggap itu masa lalu dan berusaha tetap untuk hidup dalam kondisi apapun. Bisa saja kalo demo tiong hwa untuk kasus 65 dan 98 tapi buat apa itu, apa bisa terselesaikan, dan malah jadinya ribut malah yang kena imbas nya orang tiong hwa yang baru merintis kena getahnya. Kami hanya ingin hidup damai siapapun pemimpinnya, kami menerima apa adanya dan tetep berusaha untuk “Hidup”, pengetahuan ini tidak bermaksud mengintimidasi siapa orangnya atau pihak-pihak tertentu. Terima kasih kepada blog ini mengenai pengetahuan sejarah yang terkubur, semoga pembaca memahami isi sejarah ini dengan baik dan berusaha untuk hidup rukun antar sesama kita. Peace Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika.

  142. Anti Cina says:

    Bro…bro..gak ada asap klo gak ada api…tulisan ini secara halus menyudutkan pribumi dan memutarbalikkan fakta….sama kayak blog etnis cina yg lain…yg berjudul:
    ‘Pibumi berasal dari etnis cina’ tujuannya gak lain menyelamatkan cina dari kemarahan pribumi…
    sampai kapan pun yg namanya suatu etnis terlalu dominan..apalagi beda ras dan agama…pasti yg dominan..seperti etnis cina akan memaksakan kehendaknya ke yg pribumi dan Islam…

    Bro…bro…tulisan anda tidak memuat fakta sediktpun…selain berusaha menyelamatkan muka2x cina jaman penjajahan sebagai kolaborator dan sekrang menguasai tdk diekonomi saja tapi sdh masiv menguasai diranah [olitik….

    • Rini says:

      Hahaha… Berbicara tapi ga ngaca, atau sengaja ga peduli? Kasus yang sama yang terjadi AGAMA SIAL anda. Ujung ujungnya menekan minoritaskan? Bakar gereja? Sok menegakan aturan Islam padahal Indonesia BUKAN NEGARA ISLAM. kalau negitu biarkan saya dengan lantang menyatakan diri sebagai ANTI MUSLIM

  143. “Jangan Sekali-kali Melupakan/Meninggalkan Sejarah'” (Bung Karno). Generasi Muda Cina harus mau belajar sejarah Hitam-Putih Kakek-Moyangnya di Indonesia. Semoga Ahok bisa menjadi contoh Generasi uda Cina yg tenggelam dalam KEMEWAHAN.

  144. DENDAM 7 KETURUNAN says:

    SAYA ANGGAP ANDA KETURUNAN CINA (KARENA BANYAK WEBSITE TIPU BILANGNYA DARI KETURUNAN CINA TETAPI PRIBUMI JUGA….)

    MEMANG CINA PADA BODOH…. BODOH…. DAN BEGO…BEGO…. KALAU CINA YANG PINTAR… TIDAK AKAN MENULIS DI BLOG INI — TETAPI DIAM DAN KELUAR NEGERI DENGAN DENDAM MEMBARA… : PARA CINA TOLONG SAMPAIKAN INI KEPADA SEBANYAK BANYAKNYA TEMAN TEMAN, SAUDARA, FAMILI ANDA SEKALIAN…. (SIFAT CINA MEMANG CUMA KURANG KOMUNIKATIF DAN KURANG SOPAN SAJA – TAPI HATINYA BAIK)….. : TAPI KARENA SUDAH DITULIS YA SEKALIAN SEBARKAN — (INI DARI PROFESOR CINA PENELITI PULUHAN TAHUN DI INDONESIA….) :
    1. NONTON FILM THE ART OF KILLING (ANWAR CONGO SANG PEMBUNUH JUTAAN ORANG CINA) TETAPI DIPUTAR BALIKKAN DI FILM INI YANG DIBUNUH ADALAH PRIBUMI 1965.
    2. PRIBUMI ADALAH KETURUNAN ORANG JAHAT SECARA GENETIC (TAK PERLU DIPERDEBATKAN LAGI…. KWIK KIAN GIE SAJA SUDAH DIAM SERIBU BAHASA….)
    3. SEBARKAN SECARA INTERNASIONAL BAHWA PRIBUMI INDONESIA ADALAH ORANG JAHAT SECARA GENETIC.. KATAKAN BERHATI HATILAH.
    4. INGAT BETAPA DIPERSULITNYA ANDA BILA NGURUS JAMSOSTEK, JASA RAHARJA, KTP, SURAT SURAT, DLL… ITULAH BETAPA JAHATNYA PRIBUMI INDONESIA…..
    5. MEREKA BERKONSPIRASI DENGAN BAIK – KALU CINA DIPECAH PECAH BAHKAN SAUDARA PUN DI ADU KALAU PERLU…. AKHIRNYA PARA KONGLOMERAT BANYAK YANG MEREKRUT PRIBUMI DIBANDINGKAN SAUDARANYA SENDIRI ORANG CINA…. ITU KARENA JAHATNYA PRIBUMI….
    6. NEGARA CINA MEMANG BODOH… MEMAAFKAN ORANG INDONESIA PRIBUMI….
    7. KASUS PERKOSAAN DAN PEMBAKARAN 1998, 1965 DLL DIANGGAP SEPELE DAN TIDAK DIUSUT SECARA ADIL.
    8. PURA PURANYA SAJA KASUS KORUPSI CINA DI TUTUP TUTUPI SUPAYA PRIBUMI KELIATAN BAIK, TETAPI INI JUSTRU UNTUK MENJATUHKAN NEGARA CINA….. !!!!
    9. DAN MASIH BANYAK LAGI… OK SEBARKAN KE SELURUH TEMAN DAN FAMILY SERTA KONGLOMERAT LAINNYA.

  145. strisno says:

    #inget kata temen .. indonesia itu kaya teramat kaya *bingung banyanginnya dah
    dan sejak dulu menjadi incaran ,, gimana caranya di buat bodoh, tercerai berai, ya pokoknya gmana caranya aset dkuasai mereka yg memecah indonesia #tau lah sekarang yg sudah d untungkan ..
    sampai sekarangpun orang yg terlalu pintar dindonesia n menggagu “mereka” pasti dbuang ,,siapa aja mumgkin ada yg lebih tau ,, menurut saya musuh utama tuh bukan cina , tp “mereka”
    #maaf kalo bahasa saya susah dmengerti☺

  146. Satu says:

    Saya orang TiongHoa.. Dan ketika saya lihat web ini saya agak kecewa.. Saya merasa apayg saya lakukan untuk Bangsa menjadi sia-sia.. Saya ingin mau memberi info, saya sbg orang TiongHoa, tidak pernah memilih saya untuk lahir sbg menjadi orang TiongHoa. Ketika saya lahir saya dah sbg orang TiongHoa dan saya mesti menghargainya krn itu Tuhan yang menentukan bukan SAYA. Kalo saya boleh menentukannya saya mendingan memilih suku yang tidak berbuat salah agar saya tidak dituduh.. Tetapi saya harus menghargai apa yang Tuhan berikankepada saya..

    Jika dulu memang banyak orang TiongHoa melakukan kesalahan.. Memang…. Tetapi yang salah bukan “TIONGHOA” tetapi orang-orangnya.. Dan orang dulu dan sekarang berbeda.. .Kami bukan mereka dan mereka bukan kami.. Kami hidup dimasa sekarang dan mereka hidup dimasa dulu. Sehingga jika ada yang mau mengkritik kami, jangan menggunakan kata orang “TiongHoa” krn itu hanyalah nama, tidak lebih tidak kurang.

    Jujur saja, saya ingin kasih tau.. Setiap suku ato masyarakat tidak 100% sempurna krn kita manusia, dan manusia pernah melakukan kesalahan.

  147. Faizal Ahmad Sidik says:

    Artikel yang sangat bagus. Jujur, sampai saat ini saya masih meneliti, asal muasal terjadi perselisihan antara pribumi dan tioghoa. Padahal faktanya Beberapa wali songo adalah keturunan tionghoa, jadi agama bukanlah faktor utamanya. Bahkan pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, beberapa pengusaha tionghoa menjadi penyokong dana untuk perjuangan. Mungkin semuanya dimulai oleh politik devide at impera kolonial. Sejarah hanya dibuat oleh pemenang dan tugas kita adalah mengungkup kebenaran. Artikel seperti ini harusnya menjadi referensi untuk membuka mata kita terhadap reliata yg ada dan mencari solusi untuk kemajuan NKRI

    • Saya lihat ada banyak web/blog milik etnis cina yg menuliskan tentang diskriminasi etnis cina, yg bikin saya heran mereka hanya melihat satu sudut pandang tidak melihat dari berbagai sudut pandang mengenai permasalahan trsbt,tidak ada asap klo tidak ada api,klo mereka tak bersalah tentunya takan ada diskriminasi trhdp etnis cina, dulu sblm kemerdekaan bnyk etnis cina yg menjadi antek belanda dan jepang,klo yg menguasai belanda etnis cina ikut belanda,klo yg menguasai jepang mereka ikut jepang ,1000 banding 2 ,ibarat yg penghianat 1000 yg bela nkri 2 org.salah satu contoh dari sekian bnyk penghianat ialah Laskar Po An Tu yg membantai pribumi,etnis cina itu licik suka memata-matai pejuang pribumi ,maka beberapa tokoh pejuang negri ini meminta pemerintah cina menjemput etnis cina ke negara asalnya,para tokoh pejuang dan rakyat pribumi lainya hanya ingin klo etnis cina atau etnis manapun yg tinggal di negri ini ikut berjuang melawan penjajah bukan malah jdi antek mereka ,penghianatan mereka itu cukup lama ,setelah beberapa tokoh etnis cina berunding dgn pejuang indonesia dan mengatakan kesiapanya untuk membantu negri ini melawan penjajah maka tidak ada lgi ucapan pribumi untuk memulangkan etnis cina ke negara asalnya,kalian buat artikel di web/blog tujuanya apa?mau mengungkit apa yg udah terjadi?atau mau menuntut keadilan dari negara indonesia?atau supaya menggiring opini seolah2 kalian di tindas tanpa sebab?klo pun betul demikian ,bukankah kalian sudah untung masih tinggal di negri ini,bukan kah kalian sudah puas menghancurkan pribumi dgn penghianatan kalian?kalian bener2 tak tau diri ,daro dulu ampe skrg msh bisa tinggal di negri ini ,klo kalian di diskriminasi semua itu krna ulah kalian,kalian lupa atau pura2 lupa sudah menghianati bangsa ini,klo kalian msh tetap merasa di diskriminasi rubahlah perilaku kalian ,sadar diri ini bukan negri kalian ,klo msh tetap merasa di diskriminasi pergi saja ke negara asal kalian,lama2 kalian nglunjak ,di kasih kebebasan tapi hanya untuk menulis hal2 yg seolah2 pihak satu2nya yg di diskriminasi tanpa melihat kesalahan kalian masa lalu..jgn jdi penjilat di negri ini,jgn menggigit tuanmu sendiri,ingat kami bisa hidup tanpa kalian,klo ga suka di sini segeralah pulang ke negara asal kalian dari pd klian msh trs merasa di sakiti, kalian itu terlalu ambisi untuk menguasai negri ini, walaupun tdk semua tapi hampir rata2,semua itu harusnya buat pelajaran untuk kalian,intropeksi diri lah kalian jgn membangunkan singa yg sedang tidur. Tau diri lah kalian krna smpe detik ini kalian msh bisa tinggal di negri ini..di berbagai negara kalian sulit di terima semua krna ulah kalian sendiri

  148. Bakso69 says:

    “ya ampun pantes aja Indonesia gak maju-maju. Orangnya kayak gini semua! saling membedakan, rasis, saling adu domba. Ya bisa ancur Indonesia kalo begini terus. masih ingatkah dengan “Bhineka Tunggal Ika”, “Berbeda – beda tetapi tetap satu”? atau kalian sudah buta dan telah melupakannya. terus yang paling gw gk suka dari kalian itu bawa – bawa agama. Gw udh liat dari sana sini berita ahok – ahok, sumber waras, dll. Paling yang komen cuma para propaganda – propaganda setan tuh yang bikin ngajak perang tionghoa lawan pribumi. Terutama kyk artikel diatas tuh, diungkit lagi masalah – masalah yang dulu ke sekarang. Orde sekarang ini sukanya main voting, main pihak-pihakan, yang banyak belum tentu benar. Ingetkah sila ke- 4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, sistem yang paling ampuh itu BERMUSYAWARAH bukan ngajak perang. gw jg baca komen – komen diatas. Mungkin sebagian komen ada tidak berpihak pada apapun, tetapi sebagian masih ada yang bisa komen gk punya otak. Bisanya cuma mau ikut – ikut, teracuni, terbuta oleh sebuah propaganda, masalah – masalah tionghoa yang diungkit kembail. Please gw mohon, Indonesia sekarang darurat. GW MINTA LO SADAR! SAAADAAAR!!! lo mw merdeka atau mati? lo mw bekerja sama atau hancur? lo mw damai atau perang? kita ini manusia! Manusia yang beragam suku rasnya. Lo kl mw mengejek sebuah ras, menghina sebuah suku, atau apapun, apakah agama, ras, suku, bahkan budaya lo itu benar? Gw jujur, gw cuma seorang anak duduk di kelas 2 smp, mungkin bahasa gw ancur lebur karena gw sudah terlalu emosional karena berita-berita orde sekarang. gw takut bangsa kita ini hancur cuma karena rasis- rasisan ini. gw mohon sadar dan maaf kalo ada kata yang tidak sopan, terima kasih.” Mw nitip pesan aja disini mas hehehe, maaf ya kalo pesannya terlalu kasar dan bahasanya tidak bagus

  149. katerina silaban says:

    hasil penelitian dna orang cina han memiliki banyak dna kromosom dari leluhur orang nenek moyang orang indonesia, karena pada dasarnya orang cina han adalah perpaduan banyak sekali suku2 purba cina yang memiliki kekerabatan dengan penduduk proto melayu spt batak, toraja, dayak dan nias, jadi orang cina han sangat banyak karena mereka adalah persatuan banyak suku dan bangsa di RRC, sebagian yang menolak bersatu melarikan diri ke vietnam, thailand, dan daerah lain di indonesia, filipina dan taiwan

  150. nagabonar548@gmail.com says:

    Awal mula pribumi anti tionghoa karena banyak etnis cina/tionghoa yg jdi antek belanda dan jepang ,ada belanda ikut belanda,ada jepang ikut jepang ,etnis cina selalu jdi mata mata penjajah ,klo mereka dari dulu pro negri ini pasti tidak akan di diskriminasi..

  151. cina bangai says:

    Sejarah awal knpa bisa benci kox ga di sebutkan ya ,tiada asap klo tdk ada api. dulu etnis kalian itu penghianat makanya di bencii

  152. raden mas arifin says:

    Saya lihat ada banyak web/blog milik etnis cina yg menuliskan tentang diskriminasi etnis cina, yg bikin saya heran mereka hanya melihat satu sudut pandang tidak melihat dari berbagai sudut pandang mengenai permasalahan trsbt,tidak ada asap klo tidak ada api,klo mereka tak bersalah tentunya takan ada diskriminasi trhdp etnis cina, dulu sblm kemerdekaan bnyk etnis cina yg menjadi antek belanda dan jepang,klo yg menguasai belanda etnis cina ikut belanda,klo yg menguasai jepang mereka ikut jepang ,1000 banding 2 ,ibarat yg penghianat 1000 yg bela nkri 2 org.salah satu contoh dari sekian bnyk penghianat ialah Laskar Po An Tu yg membantai pribumi,etnis cina itu licik suka memata-matai pejuang pribumi ,maka beberapa tokoh pejuang negri ini meminta pemerintah cina menjemput etnis cina ke negara asalnya,para tokoh pejuang dan rakyat pribumi lainya hanya ingin klo etnis cina atau etnis manapun yg tinggal di negri ini ikut berjuang melawan penjajah bukan malah jdi antek mereka ,penghianatan mereka itu cukup lama ,setelah beberapa tokoh etnis cina berunding dgn pejuang indonesia dan mengatakan kesiapanya untuk membantu negri ini melawan penjajah maka tidak ada lgi ucapan pribumi untuk memulangkan etnis cina ke negara asalnya,kalian buat artikel di web/blog tujuanya apa?mau mengungkit apa yg udah terjadi?atau mau menuntut keadilan dari negara indonesia?atau supaya menggiring opini seolah2 kalian di tindas tanpa sebab?klo pun betul demikian ,bukankah kalian sudah untung masih tinggal di negri ini,bukan kah kalian sudah puas menghancurkan pribumi dgn penghianatan kalian?kalian bener2 tak tau diri ,daro dulu ampe skrg msh bisa tinggal di negri ini ,klo kalian di diskriminasi semua itu krna ulah kalian,kalian lupa atau pura2 lupa sudah menghianati bangsa ini,klo kalian msh tetap merasa di diskriminasi rubahlah perilaku kalian ,sadar diri ini bukan negri kalian ,klo msh tetap merasa di diskriminasi pergi saja ke negara asal kalian,lama2 kalian nglunjak ,di kasih kebebasan tapi hanya untuk menulis hal2 yg seolah2 pihak satu2nya yg di diskriminasi tanpa melihat kesalahan kalian masa lalu..jgn jdi penjilat di negri ini,jgn menggigit tuanmu sendiri,ingat kami bisa hidup tanpa kalian,klo ga suka di sini segeralah pulang ke negara asal kalian dari pd klian msh trs merasa di sakiti, kalian itu terlalu ambisi untuk menguasai negri ini, walaupun tdk semua tapi hampir rata2,semua itu harusnya buat pelajaran untuk kalian,intropeksi diri lah kalian jgn membangunkan singa yg sedang tidur. Tau diri lah kalian krna smpe detik ini kalian msh bisa tinggal di negri ini..di berbagai negara kalian sulit di terima semua krna ulah kalian sendiri

    • wiratama says:

      Benar komentar anda, etnis china berusaha kuasai NKRI bahkan sejak tahun 1200an dimana tentara mereka agresor mereka berhasil dibantai oleh pasukan Raja Jayakatwang, sangat benar bhw mereka gak punya andil secuilpun mendirikan NKRI namun kurangajarnya sdh gk bisa dimaafkan : Dg kroni 9naganya nyat intervensinya bahkan RI1, DPR/MPR utk robah UUD’45, Media Mainstream hanya siarkan kepentingan mereka, bahkan Ketum ormas NU gk malu bela china/ Ahok, Subhanallah penghianatan etnis china ini sdh terlampau panjang bila dibiarkan, mereka hanya Benalu & sampai kapanpun hanya Benalu, Layak sekali Usir mereka bila perlu Habisi Total dari NKRI, Allahu Akbar !!!
      ,

  153. Ideamel says:

    Sebenarnya .. dari begitu panjang tulisan ini dan banyak nya komentar. Apa yang menjadi lesson learned nya? Kaum tionghoa ..sebenarnya selalu ragu ragu dan tidak pernah tulus menjadi bagian dari masyarakat indonesia. Apa maksudnya? Yaitu perasaan yang sama seperti masyarakat indonesia pribumi yang lain. Perasaan senasib dengan pribumi tempat mereka tinggal. Dalam prakteknya, etnis ini selalu berkumpul di wilayah yang sama, membangun ekonominya sendiri, Kaum pribumi tidak diajarkan untuk maju bersama, Coba bandingkan dengan etnis etnis asing yang lain yang tinggal di wilayah indonesia, mereka berbaur, mereka berbagi bersama, sharing, duduk bersama, malah keturunan mereka juga bercampur baur dengan etnis setempat. Itulah yang membuatnya menjadi orang indonesia. Teman teman saya banyak yang etnis tionghoa, tapi mereka jadi mudah memahami karena selalu berinteraksi dengan kita yang pribumi. Tapi saya juga melihat beberapa akar masalah pembauaran tidak 100% ada. Semoga ini menjadi jawaban.

  154. Ideamel says:

    Saya menilai, dari tulisan ini sudah berusaha cukup baik untuk mencari apa sebenarnya akar masalah dari kasus etnis tionghoa yang ada di bumi nusantara ini, meskipun belum terlihat semuanya.Dan banyak nya comment yang pro-kontra, cukup menunjukkan sebenarnya mereka juga kebingungan. Saya seorang pribumi, di kantor saya juga punya teman teman etnis tionghoa dan bergaul bersama mereka juga, tapi tak semua hal antara mereka dan saya bisa saling terbuka, wajar mungkin ,.karena diantara kita adalah teman, kita tak berbicara hal yang membedakan, tapi adalah hal hal bersama dan pertemanan.
    Sebenarnya , banyak juga etnis etnis asing yang lain yang tinggal di bumi indonesia, selain suku suku yang berbeda tinggal diwilayah suku lain. Yang pertama, sebenarnya adalah “PEMBAURAN” dan tidak menunjukkan ekslusifitas. Dalam kenyataan, saya melihat ada sedikit minoritas etnis tionghoa yang tinggal bersama warga pribumi. Dengan berdekatan seperti ini, malah terjadi komunikasi yang baik dan saling memahami. Malah disini akan terjadi saling memproteksi. Tapi sayang, mayoritas etnis tionghoa malah tinggal berkumpul, alasan nya takut, padahal semakin mereka membentuk image ketakutan itu, semakin jauh mereka dari kepekaan masyarakat sekitarnya, dan semakin muncul image buruk di mereka sendiri tentang warga pribumi. Saya tidak melihat etnis suku lain memisahkan diri disini, malah mereka melebur bersama, kalaupun mereka ada yg berkelompok juga, tapi perasaan sebagai etnis yang melebur sebagai pribumi masih terasa.
    Yang kedua, saling mengajarkan satu sama yang lain.Banyak etnis lain nya (seperti india, arab yaman, pakistan,dll), tinggal bersama warga pribumi, malah muncul saling mengajarkan hal hal yang baik. Memajukan perekonomian bersama, tidak menjadi tirani minoritas yang menguasai ekonomi dan semakin jauh dengan perasaan warga pribumi asli. Malah pembauran terjadi juga dengan perkawinan. Hal ini sangat berbeda dengan mayoritas etnis tionghoa yang entah kenapa selalu menjaga purities genetika nya. Sangat sedikit etnis tionghoa yang melakukan pernikahan campur. Bayangan tentang pribumi yang genetika buruk mungkin selalu disebarkan di etnis ini. Padahal dengan perkawinan campur, membuat mereka juga menjadi bagian dari indonesia itu sendiri. Keluarga istri saya etnis sunda, kebetulan diantara pamannya menikah dengan wanita beretnis tionghoa, keluarga ini melebur, anak anak mereka menjadi anak campuran tionghoa dan sunda, nah disinilah terjadi perekat itu.

    Dimana mana negara, yang namanya pribumi pasti ekonominya lebih rendah, sedangkan kaum pendatang rata rata lebih tinggi ekonominya, itu secara statistik.

    Secara fakta, dan dari pandangan pribumi, banyak etnis tionghoa, berjuang membangun ekonomi sendiri di negeri ini, dan akhirnya menciptakan sendiri jurang pemisahnya dengan warga lokal. Malah jika sudah kaya, mereka pergi, pindah ke negara lain, dengan uang uangnya. Wajar saja, warga pribumi lokal merasa mereka (kaum etnis tionghoa ini) tidak punya nasionalisme, semakin tercermin perbedaan yang semakin jauh, kami adalah kami dan kalian adalah kalian … hadeehhh…

    Nah semoga masukan saya ini menjadi jawaban, dan cukuplah sudah munculnya kekerasan etnis karena kegagalan penetrasi, dan sebaiknya .. jangan lah takut berbaur .. tingallah bersama. Pakai lah prinsip, dimana bumi dipijak .. disitu kita buat KTP .. ekh sorry langit dijunjung …

  155. Ideamel says:

    Intinya mudah ,.. penetrasi .. tinggal bersama, jangan membentuk ekslusifitas, berkelompok. Perkawinan campur semakin membuat mereka mempunyai ikatan keluarga dengan warga lokal pribumi

    • Ahmad lubis says:

      Sya rasa komen anda kurang bijaksana, kl alasan pembauran yg anda artikan hrs dgn pernikahan campuran, saya kurang setuju, dan saya rasa byk yg gk setuju dgn pendapat anda, masing2 individu berhak memilih pasangan hidupnya, org tionghoa memilih pasangan se ras itu wajar dan hrs dipahami (utk melestarikan budaya dan marga org tionghoa), bkn krn tak ada perkawinan campuran maka disebut gak membaur (itu namanya munafik), saya batak medan, kami batak jg demikian, berusaha menikah dgn yg satu ras alasannya y itu td utk melestarikan budaya dan marga batak kami, jd intinya pembauran adalah sosialisasi atau pergaulan dlm kehidupan sehari2, semoga bermanfaat.

  156. sekalian laskar poh angtui nya dong…asal muasal prahara ini terjadi….itulah api yang menjadi asap…

  157. Okaran says:

    Emang cina brengsek kok…dan ingat kerusuhan 98 adalah setingan, dan dari kerusuhan 98 keuntungan besar lah yang di dapat cina keturunan…baik itu keuntungan ekonomi maupun politik. Setelah kerusuhan 98 eksistensi cina keturunan makin kuat. Sebenarnya bukan kecemburuan yang membuat pribumi jijik pada keturunan cina…tapi karena keturunan cina tidak mau membaur dan jasa cina keturunan pada negara ini juga tidak ada…cina keturunan akan melarikan diri meninggalkan negeri ini, disaat musibah menimpa negeri ini.

  158. Ahmad lubis says:

    Numpang komen y, hehe…, Saya harap kejadian serupa (kerusuhan 1998) tidak akan terjadi/terulang lg, dan bagi yg memiliki niat seperti itu lbh bagus dibuang, berhubung dr pantauan saya masih byk pihak2 yg ingin kerusuhan seperti thn 1998 terulang (riot1998 part 2), cth kasus tanjung balai, mengapa saya blg dibuang keinginan itu?, Silahkan baca2 forum luar negeri china daratan, adanya mandat dr PRC utk melindungi chinese oversea, mereka sangat marah dgn kejadian 1998, dan saya liat ada forumer merupakan tentara (PLA), sampai dgn konsekuensi serangan balik kenegara bersangkutan, jgn sampai NKRI hancur ditangan provokator2 yg tak mengerti masalah ini, salam damai.

  159. Tri says:

    Para penganut Bipatrid PANTAS menjadi warga kelas dua. Amerika yg katanya negara demokrasi pun belum ada tuh keturunan Cina yg menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Anda tau kenapa???! Karena warga penganut Bipatrid berpotensi membocorkan rahasia negara, berpotensi besar berpolitik muka dua. Di zaman penjajahan Belanda mereka memihak penjajah. Ketika PKI dibantai, mereka bersembunyi di balik agama utk menyelamatkan diri.
    Saya tidak membenci semua orang Cina, tetapi kebanyakan mereka FAKTA nya memang biadab. Hanya sebagian kecil dari mereka yg berhati tulus.

    Ketika saya bekerja di perusahaan farmasi, pemiliknya seorang warga keturunan Cina. Dari 12 macam produk obat, hanya 4 yg jualannya bagus. Agar obat2an yg tidak laku tidak menumpuk di gudang, maka setiap 1 tablet (isi 10 kapsul) obat2an yg laku, disisipkan 2 atau 3 kapsul obat2an yg tidak laku. Ketika saya mengetahui ini, saya hanya bisa mengundurkan diri. Saya tidak bisa berbuat banyak Krn berpotensi membuat kawan2 saya kehilangan pekerjaan.
    Saya pindah ke perusahaan F&B milik keturunan Cina, malah lebih parah lagi. Baru 2 bulan masa probation di sana, saya sudah diminta memanipulasi expired date barang dagangan. Tentu saja saya terpaksa menyatakan utk sementara, sampai saya mendapatkan pekerjaan lain. Itu baru yg saya alami. Kalo saya tambahkan juga pengalaman kawan2 saya yg juga pernah bekerja di perusahaan keturunan Cina, maka anda pasti bisa melihat korelasi antara SEBAB dan AKIBAT.

    Kalo saya benci orang2 Cina biadab seperti ini, itu PANTAS!! Yang mereka pikirkan hanya UNTUNG RUGI. Kalian bisa kuat secara ekonomi karena membodohi pribumi.

    Kekerasan terhadap keturunan Cina adalah AKIBAT dari SEBAB. Anda mau salahkan pribumi !!!???

  160. salim says:

    Sedih..hampir nangis membaca yg komen gagal paham maksud tulisan di atas..agar kita paham kita ini sedang di adu domba sadar lah saudara ku tulisan di atas bukan provokasi..

  161. CINA says:

    SUDAH BACA KOMEN NYA…. (SEMUA TULISAN… YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTI CINA JUGA….) … BANYAK CINA YANG TIDAK SEPERTI ANDA… LEBIH BAIK DIAM DENGAN DENDAM 7 KETURUNAN TAPI TIDAK MEMBUNUH SEPERTI JESSICA… NAMUN ANTAR NEGARA…. BAGI PEMBACA (COBA BACA SEMUA DULU)…………………. SEKARANG…. KELUAR JANGAN KERJA DI PERUSAHAAN CINA… CEPAT KELUAR….

  162. CINA KITA says:

    SAYA SUKA BACA KOMEN (SEMUANYA) TAPI TIDAK PERNAH TULIS… BEGITU JUGA CINA LAINNYA (LEBIH BANYAK BACA, DENGAR DAN DIAM) KECUALI BEBERAPA ORANG TERTENTU… DAN SUDAH SEWAJARNYA CINA DI INDONESIA PUNYA DENDAM KESUMAT DENGAN PRIBUMI DISINI (TAPI TIDAK MEMBUNUH PRIBUMI DENGAN RACUN ATAU LAINNYA KARENA MEMBUNUH BUKANLAH TIPE ORANG CINA SECARA GENETIK, TIPE ORANG CINA ADALAH BERBISNIS DAN BERUSAHA SURVIVE….)…. SEKARANG BUAT LOE LOE… YANG PRIBUMI… BILANG KE SAUDARA LOE… TEMEN LOE…. KETURUNAN LOE…. …. AYO KELUAR SEMUANYA DARI PERUSAHAAN MILIK ORANG CINA JANGAN KERJA DENGAN ORANG CINA… AYO KELUAR…. KELUAR…. CEPAT…. JANGAN BANYAK OMONG…. CEPAT KELUAR….

    • kontoculai says:

      Ya bisa aja..mereka akan kerja dengan yang seetnis dengannya atau bikin usaha seniri meskipun harus berjuang dari awal lagi
      Bisa aja kok,asalkan kw semua yang seetnis denganmu juga bersedia untuk keluar dari negeri ini sebelum orang kehilangan kesabaran lalu kalian dilemparkan ke laut begitu saja

    • Joko Satrio says:

      Bos china saja takut ditinggal karyawan2 pribumi.

      Bos china beranikah mengusir pribumi dari pabrik2nya ?

      Bosm china mempekerjakan pribumi juga dari bagian produksi, pemasaran, distribusi sampai menjalin kerjasama dengan toko2 pribumi dari pusat sampai pelosok2 desa.

      Kalau pimpinan perusahaan berani bicara lantang take mau berhubungan bisnis dg pribumi, maka alamat hancur take laku produknya.

  163. Rusdi says:

    Mungkin kasus Ahok adalah sebagiaannya politik tapi sebagian besarnya tidak,, masyarakat indonesia trauma akan kejadian G30 S PKI dimana partai ini adalah partai komunis,,
    Apa hubungannya dengan Tiong hoa ??? Ada kabar yang berhembus (fakta / fiktif belum dipastikan kebenarannya ) yang memberi tahu bahwa kalo Ahok naik akan mendatangkan 200,juta jiwa dari RRC karena negara itu sudah sangat sesak …menyebabkan ketakutan tersendiri karena kita tau negara Cina adalah negara komunis bertentangan dengan indonesia yang berketuhanan yang maha Esa..
    Dalam hal sejarah dimasa lampau peristiwa itu masih kabur, kebanyakan hanya opini dengan minim bukti otentik, jadi masih sulit dijadikan langkah untuk mendukung calon dari Tiong hoa

  164. jon lino says:

    tionghoa….tionghoa…
    Dosa apa yg dibuat nenek moyang mereka !
    Mereka di Indonesia sih memang banyak yg kaya raya, sebagian besar pengusaha. Beruntung tuh yg merantau ke Indonesia. Hehehe
    tpi ingat tragedi ”98” kedubes cina di indonesia aja tak mau mengakui keturunanya dan melindunginya. Bahkan mereka berdali, yg ada di Indonesia bukan urusan cina karna suda jadi WNI. Jadi yg sipit-sipit jangan sok ya, bergaul aja mereka pilih-pilih. Kalu sudah jadi WNI kita saudara, terbukalah jgn tertutup. Pribumi pasti menerima keturunan tionghoa. Ayo sama-sama membangun bangsa ini.

  165. gembilly says:

    ijin comot sebagian dulur……
    soalnya sejarahnya tidak ada dibangku akademik 🙂

  166. deri koto says:

    subhanallah,
    Salam hormat saya buat Mas Kurnia

    Saya baca artikelnya hingga tuntas, malah saya baca comment pembaca lainnya..

    Tulisan ya berimbang, terbuka dan menurut saya sangat baik. Saya percaya dengan penyelesaian bukan menghindari masalah. Ternyata demikian komplex masalahnya.

    Saya setuju dengan kesimpulan jika semua pihak harus saling mawas diri. dan harus di mulai dari sekarang.

    Warga tiong hoa, bagi saya sama dengan setiap manusia, seperti istilah “dimana bumi di pijak di situ langit di junjung” intinnya agar kita mau di terima oleh masyarakat kita harus menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Tidak hanya berlaku bagi etnis tiong hoa semua manusia jika tidak membaur akan selalu di kucilkanboleh masyarakat di mana mereka tinggal. Banyak ernis tiong hoa yg jadi sahabat dan rekan di lingkungannya karena mereka memang membuka diri, dan banyak yg menutup diri dari lingkungan menjadi ejekan dan bahan pergunjingan.

    Saya sangat sedih melihat sejarah panjang perlakuan tidak baik terhadap etnis tiong hoa, semoga tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

    Manfaat yang mungkit bisa di ambil adalah, etnis cina sebaiknya membaur dengan masyarakat di sekelilingnya.. saya yakin bangsa ini punya masyarakat yang baik hati dan toleran. sehingga akhirnya isu etnis tidak bisa lagi di gunakan oleh pihak tertentu untuk mencapai tujuan mereka.

    Saya punya pengalaman, waktu kecil sering di ledek padang bengkok, pelit dll, sedih sih, tapi malah membuat saya ingin lebih maju dan membuktikan kalau saya padang tapi tidak pelit.

    Banyak yang ingin di ucapkan…
    Salut sama mas kurnia dan rekan semua yg pro maupun kontra.
    Semoga kita makin bijaksana, tak ada manfaat dengan permusuhan.
    Mari maju bersama..

  167. ahmad saepi says:

    Cuma mengingatkan klo di indonesia wni non pribumi ga cuma keturunan tionghoa, tapi ada juga keturunan arab dan india. Mereka wni turunan arab dan india bisa memposisikan dirinya dengan baik di indonesia.
    Mudahnya orang pribumi di provokasi untuk membrangus orang cina bukan karna tanpa sebab. Hal itu disebabkan sikap angkuh orang orang pendatang cina terhadap pribumi. Mengisolasi diri dan menganggap diri golongan exclusif dan selalu mengagungkan leluhur mereka.
    Jadi apa yang terjadi terhadap mereka karena ulah mereka, BUKAN KARENA PARA PEJUANG KEMERDEKAAN APALAGI MENGANGGAP BUNG HATTA DAN BUNG TOMO RASIS.
    CAMKAN ITU….!!!!!!!!

    • Aris Bathik says:

      Jangan meributkan pepesan kosong, Yang penting kita maju bersama dan masuk surga. Supaya maju dan berkah berikut inii pesan dari profesorcilik.wordpress.com tanggal 24 bulan 10 tahun 2014.
      Negara maju bisa diartikan sebagai negara mandiri dan sejahtera. Negara ini tidak mengandalkan hutang untuk perkembangan negaranya. Semua faktor dikerahkan untuk mendorong kesejahteraan bangsanya. Yang paling penting adalah faktor SDM (manusianya), bukan gedung, jalan atau bangunannya. Di dalam negara sejahtera dan maju sangat sedikit orang miskinnya, karena manajemen keuangan negara transparan dan dikelola dengan efektif dan efisien. Tidak ada penghamburan uang sepeserpun. Setidaknya ada 6 syarat menjadi negara maju dan mandiri :

      1. Pemimpin yang peduli dan berpikiran jauh. Pemimpin ini berpikiran dan berupaya supaya rakyatnya cerdas, sehat, kuat, mandiri, rajin, kreatif dan inovatif, dan rakyatnya tidak boros. Pemimpin ini dan keluarganya hidup sederhana karena ia menjadi teladan bagi rakyatnya. Ia juga berani menegakkan hukum agar kriminal, korupsi, kesenjangan sosial sangat minim. Seperti pemimpin Umar bin Abdul Aziz yang merelakan harta kekayaan atau gajinya untuk diberikan ke rakyatnya sehingga bawahanya juga mengikutinya. Umar bin Abdul Aziz hidup sederhana begitu juga pejabatnya sehingga kemiskinan bisa diatasi.
      2. Rasio/perbandingan antara ilmuwan dan jumlah penduduk sudah besar.Dengan rasio yang besar ilmuwan diharapkan menemukan solusi masalah kehidupan. Semakin banyak solusi semakin cepat masalah negara teratasi. Seperti masalah kekeringan, banjir, kelaparan, kemiskinan, dll.
      3. Rasio antara wirasastawan dan penduduk juga besar. Dengan semakin banyak pengusaha, semakin banyak pula pendapatan negara. Uangnya dikelola negara dengan untuk tujuan kesejahteraan lagi.
      4. Pemuda yang semangat, kreatif, pantang menyerah, berpikiran positif, cinta ilmu dan memanfaatkan waktu dengan hal yang berguna.
      5. Guru yang ikhlas, mau berkorban dan visioner. Guru sebagai pengajar pendidik merupakan pencetak generasi yang akan datang. Secara sempit guru adalah orang yang mengajar dan mendidik di suatu lembaga pendidikan. Sedangkan secara luas guru adalah orang yang peduli terhadap masa depan anak. Masa depan yang sementara di dunia dan masa depan yang abadi setelah kematian. Sehingga dengan guru lahir manusia hebat seperti ibunya Thomas Alva Edison yang mengajar anaknya sendiri, atau gurunya Hellen Keller. Atau gurunya Maryam yang melahirkan nabi Isa as mengajarkan keesaan Tuhan dan mengajak selalu menyembah Tuhan yang satu. Guru ini harus kreatif tidak monoton mengajar hanya dengan ceramah doang, tetapi dengan metode yang bervariasi serta melatih berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Ngajarnya juga banyak aktivitas sehingga banyak pengalaman yang diterima murid. Gurunya ini yang akan mengajarkan bahwa masa depan harus dikuasai dengan kerja keras, berpikir dan kreatif serta kerja sama. Guru tersebut juga mengajarkan bahwa ada masalah disekeliling kita dan kita harus mencoba mengatasinya. Sehingga akan dilahirkan lebih banyak pedagang/saudagar, kreator, bos, pemimpin untuk tujuan kemakmuran dan kedamaian didunia yang sementara ini.
      6. PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan Aparat yang gesit dan kreatif dalam melayani Publik. Pengalaman membuat paspor, diperlukan waktu 3 kali bolak balik dari rumah ke kantor imigrasi. Seandainya diadakan penelitian, mungkin waktunya bisa dipersingkat atau supaya masyarakat tidak banyak terbuang waktunya. Begitu juga untuk pengurusan SIM atau perpanjangan STNK. Untuk pengurusan STNK ini dibutuhkan waktu dari pagi jam 9 sampai sekitar jam 2 siang. Atau sekitar 5 jam. Atau urusan-urusan publik lain, seharusnya diadakan riset atau perbandingan dengan negara tetangga, Singapura, Malaysia atau negara maju. Bila masyarakat melakukan pengurusan hal tertentu berapa lama, mengapa negara lain bisa cepat, bagaimana supaya cepat dan murah. Sehingga setelah diriset maka diambil tindakan untuk membuat pelayanan yang murah dan cepat. Bukankah salah satu ciri orang beragama adalah mempermudah urusan, tidak mempersulit.

  168. nif.ha says:

    bagus,tulisan anda gan,anda membuka pikiran saya untuk dapat memahami fakta2 yang sebenarnya,goodjob

  169. irwan says:

    tolong cek alamat ini :

    http://id.china-embassy.org/eng/

    kira2 ini org tiongkok namai negara mrk tiongkok atau china ya????

  170. Bastian Tito says:

    Karena browsing di google tentang broadcast demo masyarakat keturunan cina tahun 1957 di Medan yang saya terima lewat Whatsapp.. akhirnya terdamparlah saya di Blog ini… Saya tidak anti minoritas, tetapi mengapa minoritas menutup diri ? membatasi lingkup pergaulan hanya dengan sesama minoritas.. munkgin tidak semuanya, tetapi sebagian besar cenderung seperti itu… di organisasi perusahaan, di lingkungan pemukiman (sampai terbentuk istilah pecinan)…

    • Ryan says:

      Sebenarnya tidak menutup diri, tapi banyak di tolak dan tidak dibantu, makanya lebih saling bantu ke sesama minoritas, lebih solid.

      Minoritas yang menengah ke atas tidak akan merasakan seperti ini, tapi kalangan bawah yang merasakan.

      Saya besar di perkampungan kumuh, minoritas hanya hitungan jari diantara ribuan orang, saat saya TK & SD, setiap jalan kaki saya disoraki kata2 rasis, dipalak, dipukuli. Rumah saya dilempari batu, kaca sering pecah, pagar dicoret2 kata2 rasis, lalu orang tua saya pasang pagar tinggi dan di tutup tanpa sekat. Bukan untuk membatasi hubungan dengan yang lain, tapi karena sudah merasa tidak aman.

      Sampai sekarang di Jabar (terutama Bandung dan sekitarnya) masih terjadi rasisme. Jika tidak percaya, suruh teman anda yang minoritas untuk jalan kaki di gang2 kecil, dan lihat reaksi orang2 apa yang dia dapatkan.

      Beberapa teman saya pernah kecelakaan di jalan, lalu saat orang mau menolong, mereka bertanya “kamu “minoritas” ya ? agama kamu apa ?”, setelah dijawab non-m, mereka bubar tidak jadi menolong.

      Lalu masalah pekerjaan, ada beberapa perusahaan yang menolak pegawai minoritas. Saya pernah bekerja di salah satu perusahaan, dari ratusan pegawai, paling hanya ada 3 minoritas, dan setiap hari saya kenyang mendapatkan jokes rasis.

      Dalam hal bisnis juga begitu, saya pernah buat clothing line, puluhan distro tidak ada yang mau kerja sama, tapi saat saya tes, teman saya yang membawa produk saya yang sama, langsung diterima.

      Di bisnis lebih besar pun sama, di beberapa franchise besar kategori “shipping & kuliner”, di taruh secara harfiah dalam peraturannya, minoritas tidak boleh membeli franchise itu. Hasilnya apa ? orang2 minoritas bergabung membuat brand sendiri.

      Karena banyak pengalaman2 seperti ini, kalau minoritas biasanya akan membantu minoritas lain tanpa pikir panjang, menjadi lebih solid.

      Saya sendiri adalah orang yang tidak perduli dengan SARA, bagi saya orang baik dan jahat tidak terpatok SARA. Teman2 saya juga 95% mayoritas. Tapi ya itulah realitanya yang terjadi, yang mungkin mayoritas tidak tahu.

  171. Bagi2 uang konglomerat says:

    Dari 40, 100, 1000 wni, masih didominasi oleh may or it as etnis wni keturunan china.

    Bagi2 saja bos uangnya utk wni asli dan wni keturunan China biar tidak terjadi kesenjangan ekonomi Ada yg superkaya hingga 200 trilyun uangnya Dan Ada wni asli Dan wni China miskin.

    • Bagi2 uang konglomerat dong says:

      Ada berita tahun sekitar 1965 jaman PKI , kepemilikan tanah dibatasi sehingga yg tanahnya luas sekali itu dibagi2 kepada petani yg miskin atau tak punya sawah / lahan. Sehingga yang tadinya kaya atau tuan tanah menjadi berkurang Karena tanah dirampas oleh negara utk dibagi-bagikan kepada petani-petani miskin. Saudara paham BTI ( Bar is an Tani Indonesia ) salah satu sayap Partai Komunis Indonesia.

      Itu menimpa semua WNI yg mayoritas pribumi atau WNI asli.

      Mungkin bang Kur punya beritanya yg bisa dishare dii sini. Supaya wni keturunan China tidak merasa sebagai korban. Tapi juga kebanyakan wni keturunan China mendukung PKI 1948 dan 1965 bahkan sangat mungkin sampai hari ini.

      • Mampukah anda berbagi says:

        INI DIA RAHASIA SUKSES WNI KETURUNAN CHINA DI INDONESIA

        INI salah satu kunci sukses wni keturunan China di Indonesia

        – Di bidang tembakau, mereka memproduksi rokok seperti djarum, him samporna, gudang garam DLL.

        Di bidang perbankan, mereka mendirikan bank China Asia, lippobank, megabank, century Bank, sinarmas bank DLL.

        Di bidang kebersihan, mrk mendirikan pabrik detergent misalnya wing’s DLL yg memproduksi detergent berbagai merek.

        Di bidang elektronik mereka mendirikan polytron, cosmos, maspion DLL

        Di bidang property mereka mendirikan ciputra group, Bumi Serpong Damai, summarecon, sinarmas land, agung podomoro land ( apl ) DLL

        Di bidang jamu mereka mendirikan jamu jago, sidomuncul DLL

        Di bidang industry kertas mereka mendirikan pura barutama ( pura group ) DLL

        Di bidang textile mereka mendirikan muriatex, mulyatex DLL

        Di bidang otomotive mereka mendirikan Astra group yg menguasai penjualan dan spare part, dan bengkel Astra, selain itu mrk menguasai produk2 Yamaha, Suzuki, Toyota, DLL

        Di bidang industrial makanan, mrk mendirikan indofood, garudafood, wing’s food, nissin, DLL

        Di bidang kelapa sawit, mereka menguasai hak pengelolaan hutan utk ditanami kelapa sawit

        Di bidang produksi karet mereka menguasai hak pengolaan hutan dan ditanami pohon karet.

        Di industri narkoba, China memproduksi narkoba dan diselundupkan ke berbagai negara termasuk Indonesia, atau tujuan utama Indonesia.

        ITU yg disebut kerja keras oleh mrk, walau sama2 pekerja keras tapi hasilnya jauh berbeda Karena wni China memproduksi barang2 yg laku keras dan cepat habis atau cepat rusak, sbg kehidupan modern yg serba instant, seperti mereka memproduksi kopi instan, teh instant, mie instant, yang cepat habis.

        Jika wni pribumi mau instant tanpa kerja keras asal punya tanah lalu dijual utk beli motor, Mobil dan gaya hidup modern yg serba instant, maka lama kelamaan tanah2 dikuasai wni tionghoa Karena mereka tionghoa punya uang Dari produksi barang2 instant yang serba modern.

        Itu sekilas analisa saya.
        Mudah2an jadi pembelajaran penting buat kita semua.

        Yang diatas itu hanya sebagian
        Masih banyak selain yang says tulis diatas

        Misal lagi
        Dalam hal pampers atau diapers mereka memproduksi sayangku, fluffy, goon, mama Mia DLL

        Dalam bidang retailer mereka punya indomaret, alfamaret, Ramayana, sri ratu, hipermart, DLL

        Mungkin bisa ditambahkan lainnya.

      • Yang saya tahu malah WNI keturunan Cina termasuk yang dirampas tanah dan rumahnya saat itu. Malah sempat terjadi pembantaian di Kalimantan, gara-gara politik “Ganyang Malaysia” Soekarno berganti arah angin waktu zaman Soeharto.

    • Belum pernah ada data faktual yang memperlihatkan itu. Kemungkinanbesar hanya mitos saja.

  172. Raden Arya Ardisoma says:

    Yakin orang wni China bakal diterima bail di China daratan alias RRT sono ?
    Jika yakin cepetan gih angkat kaki dan pergi ke RRT sebagai bapak kandung lo sementara Indonesia adalah bpak tiri lo ?

    Jangan2 di RRT kalian bakal disebut Warga Negara Tiongkok keturunan Indonesia Karena Sudan keindonesian sifatnya. Dan lagi utk jadi warga negara Tiongkok, you harus setor ke kas negara tiongkok sejumlah uang senilai 1 milyar rupiah perorangnya artinya hanya orang2 kaya yg diterima jadi warga negara so no atau bahkan hanya orang berduit saja yang diakui anak landing RRT.
    Mikir……….

    Presiden RRT kalau bicara semua keturunan China overseas diakui sbg warga negara RRT apakah mau menampung wni keturunan China semuanya yang sampai 1-5 juta kepala ?
    Atau hanya macam orang sukanto tanoto, eddy tansil, DLL Orang2 yg berduit saja ????

  173. Jaka says:

    Soal tragedi 98 yg menimpa etnis tionghoa itu rekayasa berlebihan, hanya incidental menimpa beberapa orang saja tapi diblow up seperti semua orang tionghoa wni china di jkt diperkosa semuanya, utk supaya menjelekkan Indonesia di Mata dunia supaya orang2 tionghoa bisa cepat diterima sbg warga negara amerika serikat so no.

    Kenapa kagak kembali ke China daratan saja seperti ucapan president RRT kalau overseas Chinese adalah warga negara RRT.

    Paling2 ucapan president RRT bersifat diplomatis dan politis supaya dianggap negara hebat prakteknya tidak bisa jadi warga negara tiongkok kecuali yang bisa memenuhi syarat misalnya berprestasi di bidang tertentu atau punya banyan suit shg bisa menambah devisa atau keuangan bagi RRT.
    Coba saja men!

  174. Pingback: Larangan Memiliki Tanah bagi Warga Non Pribumi di Yogyakarta dan Hoax yang Menyertainya | Kolom Kurnia

  175. Moh. Surya says:

    kur, saya lihat wajah anda juga seorang keturunan cina, lalu kenapa anda membuat article yang isi nya adalah kebencian ? yang pada akhirnya semua responses membicarakan perpecahan. Tidak baik untuk persatuan NKRI. Mungkin anda ada sebuah dendam yang membuat anda luangkan curhat anda di article ini. Terima kasih.

  176. Bucin Butan says:

    APA BENAR CINA LEBIH MUDAH JADI ARTIS DI MEDIA KETIMBANG PRIBUMI?

Leave a reply to anton Cancel reply